#7

44 12 0
                                    

Gais, hari ini aku upload dulu karena besok takut ga sempat upload:")
Teman-teman vvvqqq_ juga minta doa yah♡♡ semoga besok pengumumannya aku bisa lulus yaa💓
.
H a p p y  R e a d i n g 💓

°°°

“Pagi Pa, pagi Ma. Rara udah bangun.”

“Wah, ceria banget yah. Kok tumben. Hmm, jangan-jangan....”

Belum sempat ayah menyelesaikan pembicaraannya, aku sudah memotongnya.

“Jangan-jangan Rara mau dijemput pacar yah...” kataku.

Papa dan mama hanya tertawa melihat tingkahku yang sudah terbiasa mlihat kebiasaan mama dan papa kalau sedang menggodaku.

“Hari ini naik apa ke sekolah?” tanya Papa.

“Sama Papa lah, mau dengan siapa lagi?”

“Yah, tapi temen kamu udah ada di luar tuh, daritadi nungguin.” Kata Papa.

Yah, ternyata ada Diat yang menjemputku. Yaudah deh, aku langsung menuju ruang makan kembali dan berpamitan dengan Papa dan Mama.

“Halo, Ra. Cantik banget hari ini.” Ucap Diat menggodaku.

“Makasih yah, lo juga kok cakep banget hari ini hahaha.” Jawabku kembali menggodanya.

Dia hanya kesal melihatku, yang sudah terbiasa dengan sikapnya yang selalu menggoda perempuan.

“Dasar playboy.” Ucapku dengan suara dengan nada rendah.

“Apa? Apa lo bilang?”

“Nggak, gua tadi bilang, dasar Diat cakep.”

Dia hanya tertawa kemudian memukulku.

Tak terasa, aku dan Diat sudah sampai di depan pintu gerbang sekolah. Tapi, hari ini tak seperti hari biasanya. Di depan sekolah aku melihat banyak orang yang berkumpul, mulai dari warga sekolah sampai warga di luar sekolah semua berkumpul pada satu titik. Karena merasa penasaran aku langsung menyuruh Diat berhenti dan memarkir mobilnya di luar saja.

Belum sampai Diat memarkir mobilnya, aku sudah terlebih dahulu turun dari mobil.

“Dasar, cewek gila...”

Aku yang mendengar Diat mengatakanku cewek gila, tak menggubrisnya lagi. Keramaian di depan sekolah mengubah pandanganku.

Sesampainya di titik tempat semua orang berkumpul, aku melihat seseorang tergeletak dan tak mampu berbuat apa-apa. Sayangnya, orang-orang yang berkumpul mengelilinginya, tidak ada yang berani.

“Pak, tolong telepon ambulans.”
Entah aku memberitahu siapa, yang intinya semua orang mendengarkanku.

Tiba-tiba, seseorang memegang tanganku, dia membuatku kaget.
“Eh, siapa?”

Entah siapa orang yang memegang tanganku. Aku tidak tahu siapa orang ini. Dia tidak hanya memegang tanganku, dia kemudian menarikku hingga menjauh dari orang-orang.

“Pegang ini, kamu harus menyimpan ini sampai aku memintanya kembali.” Kata orang misterius itu.

Belum sempat aku bertanya kepadanya tentang apa yang ia titipkan kepadaku, ia lebih dulu berlari.

No One Knows (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang