#12

29 9 0
                                    

H a p p y  R e a d i n g 💓

°°°°

....

Selamat pagi.

Pagi sekali. Aku bisa melihat dari jendela kamarku. Matahari terlihat kembali beranjak naik dari kaki cakrawala. Ada satu hal yang terlintas kembali dipikiranku mengenai sosok yang selalu aku lihat, ketika membuka dan menutup jendela kamarku.

Akhir ini, sosok itu tidak pernah lagi aku lihat. Aku semakin yakin kalau itu memang hanyalah khayalanku saja.

Aku menuruni tangga dengan sebaran senyuman yang merekah. Papa dan mama menyambut pagiku dengan tak kalah cerianya. Mereka juga menyiapkan barang tambahan untukku untuk berkemah.

Hari ini aku tidak naik mobil, tetapi diantar sama papa, meskipun hari ini papa lagi libur. Sebelumnya, Mungga udah datang di rumahku, tetapi dia juga tidak membawa kendaraan. Dia akan numpang lagi denganku.

Terlihat di depan sekolah, sudah banyak anak-anak berkumpul dengan seragam coklat tua dan coklat muda, dengan merah putih yang tergantung di lehernya.

“Alam memang indah.” Celetukku.

Mungga dengan papa tidak mendengar apa yang aku katakan, tetapi mereka sadar kalau aku tadi bicara.

Di depan sekolah juga terlihat ada Diat yang sepertinya sedang menungguku dan Mungga. Begitu melihat mobilku, dia langsung tersenyum dan menghampiri kami ke mobil. Dan dia juga tidak lupa untuk menyapa papaku.

Setelah mengantarku, papa langsung pulang dan menyuruhku untuk berhati-hati. Senior sudah mulai bergerak untuk mengumpulkan kami. Mobil yang akan kita tumpangi menuju gunung Tinyawi juga sudah datang.

“Kumpul...kumpul..1...2...3.....”

Kami pun berlari mendekati senior dan berbaris dengan rapi. Saat ada perintah, kami pun menaiki mobil tersebut satu per satu.

Di perjalanan menuju gunung Tinyawi cukup indah. Ini kali pertamaku untuk berjalan-jalan jauh dari daerah sini.

Aku duduk di sampingnya Diat, karena Mungga mau duduk paling belakang sedangkan aku dan Diat mau duduk di bagian tengah jadi kami berpisah.

“Yat, masih jauh gak sih?” tanyaku kepada Diat.

“Ya iyalah, orang kita baru berangkat kok. Udah tidur aja, Ra.”

Aku hanya mengangguk atas jawaban yang dilontarkan Diat. Saat aku ingin tidur, tiba-tiba bu Anita terlihat berdiri tepat di sampingku. Aku kaget. Dia melihatku dan tersenyum. Geli, aneh, takut, bimbang, bingung. Pikiranku kacau. Aku ingin berteriak, aku takut.

“Ra, lo tidur?”

Tiba-tiba suara dari belakang muncul berhasil membuatku sedikit tenang. Ternyata Mungga, dan dia berhasil membuat bu Anita pergi dari sampingku. Aku mengerti maksud Mungga. Dia tahu pikiranku sedang kacau. Sementara Diat sudah tertidur lelap sekali. Aku tersenyum kepada Mungga dan berterima kasih kepadanya. Dan dia kembali ke posisinya lagi.

“Trrttttt.”

Handphoneku bergetar dari arah sakuku. Satu pesan diterima terpampang pada layar monitor Hpku. Saat ku buka pesannya, itu dari bu Anita. Sial, aku masih merasa takut.

“Sampai jumpa bentar malam.”

Pesannya terkesan horror. Seperti dia akan memangsaku malam nanti. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku meneruskan pesannya ke Mungga. Dan di belakang raut wajah Mungga terlihat tidak tenang. Tetapi, dia membalas pesanku untuk menghiraukan pesan itu, dan menyuruhku menonaktifkan Hpku sampai besok pagi.

Aku menuruti semua yang diperintahkan Mungga kepadaku. Dia senyum kepadaku. Dan aku mencoba untuk sandar di bahunya Diat dan tertidur.

Saat aku terbangun, kita masih dalam perjalanan. Tetapi, sekarang matahari berhasil membuat kami tak bisa melentingkan mata. Teriknya menembus kaca mobil yang sangat panas. Memang gunung Tinyawi lumayan jauh, sudah sekitar 2 jam kami di jalanan tetapi gapura gunung Tinyawi belum terlihat.

“Yat, lo daritadi udah bangun?” tanyaku kepada Diat yang masih terlihat mengantuk.

“Ya iyalah, tapi lo nyender sama gue, makanya gue gak gerak-gerak biar lo nyaman.” Jawab Diat.

“Mmmm, so sweet.” Kataku sambil menggoda Diat.

Karena tak mau dikalah, dia kembali menggodaku sampai aku yang merasa geli mendengar godaan yang dilontarkan Diat.

“Yat, emang masih lama banget yah?” tanyaku lagi.

“Iya Ra, mungkin masih ada 2 jam lagi baru kita akan sampai.”

“Huftt...”

Aku menarik napas panjang saat mendengar jawaban Diat. Aku mencoba menengok ke belakang untuk memastikan Mungga ada atau tidak. Dan terlihat di belakang ia sedang tertidur dengan wajah yang terlihat kelelahan.

Aku merasa bosan dimobil seperti ini. Hingga pada akhirnya, mobil kami berhenti di depan sebuah toko.

“Kalian bisa turun dulu untuk membeli makanan atau minuman, sekalian istirahat karena perjalanan masih panjang sekitar 2 setengah jam lagi.” Ucap senior.

Aku hanya mengangguk mendengar penjelasan kakak senior, dan turun untuk melepas penat sebentar.

Wah, ternyata kami tidak berhenti di depan sebuah toko saja. Di sini banyak sekali penjual makanan. Aku melihat dari ujung ke ujung semuanya warung makan. Tetapi, aku tidak ingin jauh-jauh. Mengingat ada yang mengincarku, jadi aku terus berhati-hati.

____________

Apa yang akan terjadi selanjutnya?
.
Masih banyak kejutan lagi
Tetap support y

Iloveyouuuuuuu💓

No One Knows (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang