#20

15 6 0
                                    

H a p p y  R e a d i n g 💓

°°°°°

“Kita bertiga duluan yah.” Ucap Nana mewakili Indy dan Asya yang kemudian melambaikan tangan bersamaan.

Aku dan dua cowok ini juga sama-sama melambaikan tangan.

Sekarang sudah setengah 10 malam. Tidak ada lagi tujuan kami selain kembali ke rumah masing-masing. Akhirnya, Diat melajukan mobilnya mengantarku dengan Mungga.
Di dalam mobil cukup hening.

Brukkk.. ciiiiiitttttt

”Yat, lo nabrak?” tanyaku yang sangat panik. Sementara Mungga dan Diat masih membelalak melihat kejadian di depan kami.

Sebuah mobil terlihat masuk ke dalam rumah seseorang. Dia menabraknya. Entahlah, sopirnya sedang mengantuk atau dia sedang mabuk.

Astaghfirullahaladzim.

Aku kemudian mengusap dadaku dan menyingkirkan dengan cepat prasangka buruk karena takut su’udzon.

Tak lama setelah itu, sirine mobil polisi sudah berbunyi semakin dekat semakin aku mendengarnya dengan jelas.

Aku sebenarnya ingin turun karena penasaran siapa yang berada dalam mobil tersebut, ingin memastikan keadaannya, apakah dia baik-baik saja atau sedang tidak baik-baik saja.

“Hm, biar aku saja yang turun, lo temenin Rara aja Mung.” Ucap Diat sembari meninggalkan kami menuju TKP tersebut.

Dari kejauhan aku masih bisa memastikan bahwa Diat tidak diperbolehkan untuk melintasi garis polisi yang sudah dilingkarkan begitu polisi tiba di TKP.

***

“Pak, bapak udah tau identitas korban?” Tanya Diat kepada polisi yang sedang memegang buku catatan dan pulpen dan baru saja menjauh dari TKP.

“Maaf, dengan saudara siapa?” Tanya polisi tersebut.

“Saya Diat pak, saya hanya ingin memastikan siapa yang menjadi korban dalam kecelakaan ini. Apakah bapak tahu namanya?”
Pak polisi mengangguk paham.

“Bukan hanya seorang supir yang ada di dalam mobil tersebut. Tapi di dalam mobil itu ada tiga orang cewek yang sepertinya umur mereka sama seperti saudara.”

Diat membelalak tak percaya. Pikirannya bermacam-macam.
Tidak. Tidak. Ini pasti mimpi. Ini bukan mereka kan? Tuhan. Batinnya.
Mungga dan Rara yang sedari tadi berada dalam mobil masih menunggu reaksi dari Diat.

“Pak, bapak tahu nama ketiga cewek tersebut?” tanya Diat kembali kepada  polisi tersebut.

“Maaf, saya belum mengetahui identitas ketiga cewek tersebut. Tetapi, sopirnya sepertinya seorang pengendara ojek online, maksud saya tukang Grab.”

Seingat Diat, tadi ketiga temannya yang baru saja pergi tersebut juga memesan grab  untuk pulang.
Pikirannya semakin berkecamuk, kemudian ia kembali ke arah mobilnya dan langsung masuk.

“Ra, Mung, polisinya belum tahu siapa identitas korban. Tetapi, polisinya tadi bilang kalau di dalam mobilnya itu sopirnya ga sendiri, tapi ada tiga orang cewek yang kira-kira umurnya sama dengan kita. Dan menurut perkiraan polisi juga kalau sopirnya itu adalah pekerja grab.”

No One Knows (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang