H a p p y R e a d i n g 💓
°°°°
Bug!
Suatu pukulan baru saja mendarat di rahang seseorang itu. Rahangnya kini mengeras. Ia memanas.
"Hey, lo ngapain Mung. Lo ga jago bela diri." Ucap Diat menyadarkan Mungga.
Namun, apa yang terjadi. Terlanjur. Mungga terlanjur memberi pukulan kepada orang itu dan membuat orang itu geram mengembalikan pukulan tersebut.
Saat orang itu akan melayangkan pukulan ke arah Mungga, tiba-tiba dari arah kiri, Aska sedang menahan pukulan tersebut."Lo minggir Mung. Semuanya minggir!!!!!" Ucapnya yang setengah berteriak. Bukan. Bukan setengah berteriak. Ia memang berteriak sangat keras. Dan kini ia yang melawan orang tersebut.
Semuanya menuruti perkataan Aska. Tidak ada yang berani menghentikan. Diat yang memanfaatkan waktu. Mencoba berlari ke arah Rara disandera. Namun nihil, Diat malah terpental. Sebuah tendangan tepat mengenai perut Diat. Kini karena merasa waktunya terbuang Adrian ikut dibuat panas.
"Mung, denger instruksi dari gue, saat gue bilang lari, lo lari ke arah Rara dan lepasin Rara."
Mungga hanya mengangguk tanda mengerti perintah dari Adrian.
Adrian kini mengambil alih orang itu. Tidak sendiri. Sekarang orang itu melawan dua orang. Namun, ia tampaknya sangat kuat.
"Lariiiiiii!!!!!!!!!" Ucap Adrian tegas membuat Mungga sontak berlari menuju Rara.
Kini Mungga berhasil mendekati Rara. Ia segera melepaskan tali yang mengikat tangan Rara sekarang. Tidak terlalu sulit tugas Mungga, ia hanya melepaskan tali.
"Lepas." Ucap Mungga dengan girang kemudian memegang pergelangan Rara dan menarik Rara pelan ke arah yang berlawanan menjauh dari area tersebut.
Orang itu belum juga lengah. Ia sangat kuat. Sekarang Diat dan Mungga merasa takut. Ia melihat Aska dan Adrian kini nampak terlihat lelah. Ia takut kalau-kalau kedua seniornya kalah telak. Mereka bisa apa.
"Berhenti!!!!!!" Teriak Rara dan membuat semua mematung dan melihat ke arahnya.
Rara tidak terlalu lemah. Ia bahkan tidak menghiraukan perih di pipinya itu. Semua masih mematung. Sampai saat seseorang mengambil gerakan dan merogoh pistol yang berada di bawah meja di dekatnya kini yang sedang berdiri. Semuanya kaget.
Seseorang itu terlihat memasukkan peluru.Rara tertegun melihat senjata tersebut. Senjata yang digunakan senjata AWC 32 dan senjata itu dari Amerika. Bagaimana bisa warga pribumi menggunakan senjata. Jelas-jelas di Indonesia penggunaan senjata dilarang keras.
Tidak ada yang berani mendekat karena senjata yang digunakan orang itu. Dia berjalan menuju arah Rara.
"Kalian yang ada di sini. Enyahhhh kalian!!!!" Ucapnya murka.
"Sebenarnya kamu butuh apa? Apa yang kamu butuhkan, bilang kepadaku?" Ucap Rara memberanikan diri.
Tidak menggubris perkataan Rara. Orang itu malah tertawa jahat. Sangar.
"TIDAK! AKU BERBOHONG. Omong kosong yang aku katakan kepadamu? Kamu percaya? HAHAHAHA. Gadis bodoh." Ucapnya tidak jelas membuat semua orang yang berada di sana terlihat gusar dan kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
No One Knows (COMPLETE)
Teen FictionFarah Tania Putri yang kerap disapa Rara, gadis pindahan dari Cibubur ke Bandung dan bertemu dua cowok aneh yang menjadi sahabatnya. Tetapi, satu hal yang mereka tak ketahui ada pada diri masing-masing. "Kita bertiga ini sahabat, kenapa masih menyim...