#9

27 12 0
                                    

H a p p y  R e a d i n g 💓
.
°°°

Suasana sekolah hari ini agak berbeda dari biasanya. Aku penasaran dengan semuanya. Kali ini bukan kecelakaan, tapi entahlah mereka semua kenapa.

Rasa penasaranku bertambah ketika aku melihat dua sahabatku juga ikut berkumpul dikerumunan teman kelasku yang lain. Aku menarik kerah baju Mungga dan Diat.

“Woy tong, lu ngapain di sana dah.” Kataku sembari menarik mereka sejajar denganku.

“Ituuu woyy, ada guru baru.” Jawab Diat

“Ya elahhh, gue kira apaan.”

“Dih, songong banget lu Ra, gurunya muda banget, cantik. Liat nihhh.” Jawab Diat sembari memperlihatkan foto guru baru yang ia maksud.

Seketika aku tercengang melihat foto guru baru tersebut.

“Woahhh, itu sih malaikat Yat, bukan guru. Gilaaa cantiknya natural.” Kataku.

“Lebaaay lo!” kata Diat dan Mungga bersamaan.

Aku hanya tertawa kemudian kembali ke tempat dudukku. Jam pelajaran akan dimulai dalam lima menit.

“Selamat pagi, anak-anak. Perkenalkan saya Anita guru baru di sini sebagai pengganti sementara untuk Pak Tio guru bahasa Inggris. Saya harap kalian baik pada ibu.”

Aku yang mendengar kata-kata yang dilontarkan guru baru itu hanya tercengang kembali.

“Mung, emang kita pernah jahat sama dia?” ucapku tidak jelas.

“Husssttt, apasih lo Ra, sembarangan.” Jawab Mungga.

“Maksud ibu, semoga kalian senang saat saya mengajar.” Lanjut bu Anita.

“Astaga Mung, dia ngedenger gue gak sih?” tanyaku kepada Mungga.

“Iyaaa sayang, makanya suaranya dikecilin.”

Bukan, bukan Mungga yang jawab aku, tapi bu Anita. Sial, kenapa dia bisa mendengarku, padahal suaraku sudah sangat kecil. Mungga yang duduk di sampingku hanya tertawa dan mengejekku.

Pelajarannya cukup seru, aku menikmatinya dari awal sampai akhir. Dan jam istirahat pun tiba. Mungga dan Diat mengajakku ke kantin, tapi aku merasa malas dan memilih untuk tetap tinggal di kelas.
Ruangan kelas sudah kosong, tinggal aku dan....

“Eh, bu Anita dari tadi di sini?” tanyaku.

“Tidak, ibu hanya kembali mengambil barang yang ibu lupa.” Jawab bu Anita singkat.

Sebelum dia meninggalkan kelas, dia kemudian menoleh ke arahku dan berkata “Tidak semua orang seperti kamu, yang kamu miliki itu anugerah, jangan disia-siakan.”

Aku tidak mengerti apa yang bu Anita katakan, aku mencoba mencatat yang dikatakan bu Anita kepadaku di dalam kepala. Apa ada hubungannya dengan kemampuanku? Ah, aku tidak tahu, aku membuang semua pikiran yang berkecamuk di atas kepalaku hingga tanpa sadar aku pun tertidur.

...

“Bangun woy, kok lu tidur sih, masih pagi. Nih minum susunya, gue beliin.” Kata Mungga.

“Makasih Mungga.”

Semua yang dikatakan bu Anita masih terngiang-ngiang di atas kepalaku. Kenapa dia bisa mengatakan hal tersebut kepadaku.  Semuanya pecah seketika saat Pak Fur datang.

“Hey hey heyyy, yang di sana masukin bajunya.” Kalimat yang pertama kali pak Fur ucapkan ketika masuk kelas.

“Ishhh, bukannya salam sih Pak.”

Aku kembali mengomentari guru. Bedanya, pak Fur tidak mendengarku, padahal nada ku sama persis saat aku mengomentari perkataan bu Anita tadi.

“Entahlahh...” ucapku.

________

Yayyy, happy weekend gais..
Kemarin itu aku lupaa banget buat up hehe.
Support terus ya.

Iloveyouuuu💓💓💓

No One Knows (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang