H a p p y R e a d i n g 💓
°°°°°
...
Setelah hari Minggu tentu saja hari Senin. Entah kenapa menjadi hari yang paling buruk bagi para pelajar di Indonesia. Padahal Senin tidak ada salahnya sama sekali, tetapi upacara yang salah kenapa harus dihari Senin.
“Aahhhh, hari yang panjang.”
“Apanya yang panjang Ra, libur sebentar doang.” Ucap Mungga yang baru saja datang dan langsung meraih tanganku yang ku rentangkan baru saja.
“Eh, hehe. Gada kok Mung.”
Mungga tidak lagi membalasku. Dia kemudian menarik tanganku dan berjalan keluar kelas.“Eh eh eh, Mung. Apa-apaan sih lo? Lo mau nyulik gue. Idih.” Tuduh Rara yang kemudian membuat kekehan Mungga terdengar dan langsung menjitak kepala Rara.
“Heyy, bocah. Abis liburan kemana lu? Ini hari Senin bego, kita mau upacara.”
Astaga, aku baru tersadar ternyata hari ini ada upacara. Haha.
“Eh tunggu, tapi kenapa ga nungguin Diat sih Mung?”
“Diat udah di lapangan duluan.” Balas Mungga.
“Hah? Ngga solid banget sih dia.”
“Udah ah cepetan.”
Kembali Mungga menarik tanganku menuju lapangan. Lapangan sudah setengahnya terisi oleh sebagian siswa. Mungga menarikku mendekat dengan sepasang mata yang sedang menatapku dari jauh dengan Mungga.
“Hallluuuuu Diat, lo ngapain dah ke lapangan duluan, ga solid amat lu, huuuuu.” Kataku sambil menjulurkan lidah kepada Diat.
Dan Diat hanya senyum semringah tak menggubris perkataanku sama sekali.
“Mung, Diat kenapa?” tanyaku kepada Mungga sambil menyenggol lengannya.
Mungga hanya mengedikkan bahunya.
Ah, aku dibuat bingung oleh kedua orang sahabatku ini. Apa ada yang disembunyikan kepadaku yah.
...
30 menit upacara cukup membuatku lemas. Dan sekarang aku merasa ada yang ingin sekali dikeluarkan. Yah, aku kebelet.
“Mung, Yat. Kalian ke kelas duluan yah, gue mau ke toilet dulu.”
Aku pun berlari menuju toilet di bawah tangga. 5 menit setelahnya aku kembali ke kelasku. Jam belum menunjukkan jam pelajaran pertama masuk, jadi aku masih aman dengan hukuman yang akan diberikan oleh seorang guru apabila melewatkan pelajarannya barang sedikit pun.
Di sudut kelas terlihat dua cowok yang sedang asik bicara sampai-sampai mereka tidak tersadar akan kehadiranku. Samar-samar aku mendengar sedikit pembicaraan mereka. Mereka seperti menyebut namaku.
“Apa? Rara? Jatuh cinta? Apaan woi, ada yang suka sama gue yah? Wahh, luar biasa.” Ucapku mengagetkan Mungga dan Diat. Dan jelas dari kedua wajah yang aku lihat bahwa mereka sangat kaget dan benar-benar kaget, tidak dipaksakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
No One Knows (COMPLETE)
Novela JuvenilFarah Tania Putri yang kerap disapa Rara, gadis pindahan dari Cibubur ke Bandung dan bertemu dua cowok aneh yang menjadi sahabatnya. Tetapi, satu hal yang mereka tak ketahui ada pada diri masing-masing. "Kita bertiga ini sahabat, kenapa masih menyim...