Chapter 24 - Ulang Tahun Megan

2K 171 184
                                    

Setelah satu minggu insiden kecelakaan Dylan, Megan sudah tidak diperbolehkan lagi mengunjungi bar miliknya. Megan benar-benar di kurung di dalam rumah megahnya. Dahulu, Megan selalu berpikir kalau dia rindu orang tua nya yang selalu sibuk berada di luar negeri. Tapi sekarang, entah kenapa Megan malah merindukan dirinya yang selalu sendiri di dalam rumah ini, tidak ada orang yang bisa mengontrol hidupnya. Semuanya terserah Megan.

Megan hanya tidak habis pikir. Mengapa orang tuanya tega memaksa Megan untuk menikah dengan Renatha? Putri satu-satunya yang dimiliki oleh Tegar Kusumapraja. Keluarga kaya raya yang memiliki bisnis dimana-mana, perusahaannya pun begitu sukses hingga tak heran jika sang Ayah ingin bekerja sama dengan orang yang memiliki nama Tegar Kusumapraja. Tapi, kenapa? Hanya karena uang dan kontrak kerja sama, pernikahan ini harus ada dan menghancurkan Megan perlahan? Mengapa susah payah menjodohkan Megan dan juga Renatha? Apa pernikahan ini semua adalah hanya karena bisnis semata?

Tok..tok..

Seseorang mengetuk pintu kamar Megan. Megan tidak membukanya, ia hanya duduk terdiam memandang lurus ke arah jendela. Berpikir bagaimana caranya ia terbebas dari Ayahnya dan pergi sejauh mungkin. Bahkan Megan ingin mati saja rasanya jika semua itu tidak bisa ia lakukan. Dia tidak ingin berada di sini, mendengarkan tentang persiapan pernikahan dan bisnis yang akan berjalan setelah pernikahan itu terlaksana. Megan sudah lelah, sekali lagi ia tidak ingin berada disini.

"Megan?" ujar seseorang sambil membuka pintu kamar itu secara perlahan. Pintu itu terbuka tepat pukul 12 malam. Seseorang lalu masuk ke dalam kamar sembari membawakan kue cokelat besar serta lilin-lilin kecil berjumlah 25 yang menancap di kue tersebut. "Happy birthday to you.. happy birthday to you.. happy birthday, happy birthday.. happy birthday, Megan.. happy birthday, dear.." ucap Renatha sembari berjalan mendekat pada Megan.

Megan yang baru menyadari kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya pun langsung menunduk sedih. 'Kenapa Renatha jadi orang pertama yang memberikan ucapan selamat ulang tahun? Kenapa bukan Mora? Apakah Mora memang sudah tidak peduli lagi?' Batin Megan berkata.

"Megan! Ini aku beli kue cheesecake, kesukaan kamu! Selamat ulang tahun yaa.. sekarang, kamu tiup lilinnya dan make a wish! Okay?" ujar Renatha, kue itu di dekatkannya pada wajah Megan.

Megan meniup lilin itu dengan raut wajah yang sedih, bahkan air matanya jatuh ke pipi, "Ya Tuhan.. aku berharap—  aku bisa bahagia, bersama orang yang mencintaiku dengan tulus, penuh kasih sayang, mengerti aku daripada aku mengerti diriku sendiri dan yang terpenting.. bersama orang yang aku inginkan.. tapi— jika memang Kau menciptakannya bukan untukku, maka jangan pisahkan aku dan dia dengan cara seperti ini.. Pisahkan kami berdua dengan cara yang pantas agar aku bisa lebih menerima— kalau dia memang bukan Kau takdirkan untukku." Doa Megan dalam hati sembari memejamkan matanya. Lagi-lagi air mata itu jatuh ke pipi dengan derasnya.

Renatha yang melihatnya, langsung saja menghapus air mata itu dari pipi Megan. "Aku harap, kamu menangis malam ini karena merasa bahagia ya. Aku sayang kamu.. Kita makan kue nya yuk sama sama di dapur?"

Megan menggeleng pelan, "Kamu duluan aja. Megan lagi nggak enak badan, besok aja ya?"

Renatha pun menghembuskan napasnya berat, mencoba mengerti keadaan Megan, "Okay. Kalau gitu goodnight, sampai besok, sayang.." ucap Renatha sembari mencium kening Megan dengan sayang sebelum akhirnya pergi meninggalkan kamarnya.

Begitu pintu itu tertutup rapat, Renatha menangis di balik pintu itu dengan kue yang masih ia pegang dengan kedua tangannya. 'Bahkan tidak ada ucapan terima kasih darinya.. kenapa sulit sekali membuat kamu mencintai aku lagi, Megan? Kamu bahkan rela bertekuk lutut di depanku untuk Mora. Apa yang dia punya sementara aku tidak?' Batin Renatha, kemudian kue itu di lemparkannya ke lantai, dibiarkan hancur begitu saja. Setelah itu, Renatha melangkahkan kakinya pergi. 'Aku tidak akan menyerah begitu saja, Megan. Tidak akan. Kamu akan jatuh cinta lagi padaku.'

Mora & Megan 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang