05. Nyesek

111 23 6
                                    

Bulan turun dari kamarnya dengan rasa kesal. Tapi dia sedikit menyembunyikannya, karena ini juga adalah janjinya yang harus dijalani dengan ikhlas.

"Mau kemana Lan?" tanya Om Boy yang sedang mengotak-atik ponselnya di ruang tamu.

"Main," jawab Bulan datar.

"Sama sia—"

"Assalamualaikum?" ucap Bintang yang tiba-tiba datang, membuat Om Boy juga Bulan langsung menoleh ke arahnya.

"Eh, Bintang?" kata Om Boy kaget.

"Eh, Om Boy. Lagi ngapain Om di sini?" tanya Bintang sambil mencium tangan Om Boy.

Maklum Bintang tidak tau Om Boy itu ayahnya Bulan.

"Ini rumah Om, Bintang," jelas Om Boy sambil terkekeh.

"Ya ampun. Maaf Om, Bintang gak tau. Hehe," kata Bintang.

"Iya, gak apa-apa. Lah, kamu sendiri ngapain ke sini?" tanya Om Boy.

Sementara itu Bulan hanya memandangi mereka dengan segala pikiran di kepalanya.
"Mereka saling kenal?"

"Oh, saya mau ngajak Bulan main Om. Boleh?"

"Mmm, boleh gak ya?" jawab Om Boy sambil melirik ke arah Bulan.

"Boleh ya Om? Please," pinta Bintang dengan menelungkupkan kedua tangannya di depan dada.

Om Boy mengangkat kedua sudut bibirnya sambil melirik Bulan dan Bintang bergantian.
"Boleh kok, boleh, "

"Yes!" sorak Bintang sambil mengepalkan tangannya.

"Alay," ketus Bulan datar.

"Bulan, jangan gitu ih," kata Om Boy.

"Gak papa Om, lagian saya udah terbiasa dengan sikap dan perkataan Bulan," ujar Bintang dengan senyum ikhlasnya.

"Hm." Om Boy menghela nafas berat.
"Ya sudah, kalian berangkat gih, keburu panas,"

Bulan dan Bintang langsung pamit dari hadapan Om Boy. Mereka menaiki motor Bintang dan berjalan melewati jalanan yang mulai ramai.

"Lo ngajak gue kemana?" tanya Bulan datar.

"Ada deh, lo pasti suka,"

"Kalau gue gak suka?"

"Gue akan buat lo suka,"

"Kalo gue tetep gak suka?"

Seketika Bintang langsung terpaku. Apakah sesakit ini mencintai orang yang tak pernah menghargai perjuangan kita?

"Gue akan tetep berusaha berbuat apapun asal lo suka, dan lo bahagia. Walaupun nyawa gue taruhannya!" jawab Bintang yang seketika membuat Bulan berbalik menjadi  membisu.

"Dia ternyata bener-bener tulus sama gue," gumam Bulan dalam hati sambil menundukkan kepalanya.

•••

Setelah memakan waktu sekitar 10 menit perjalanan, Bintang menghentikan motornya di pinggir jalan dekat danau.

"Turun," perintah Bintang.

Seketika mata Bulan langsung terbuka lebar melihat pemandangan yang sangat indah.

Di pinggir sebuah danau, yang terdapat gubug kecil yang mungil yang di sekelilingnya terdapat bunga hias berwarna-warni baik yang diletakkan di tanah ataupun yang digantung. Serta dimanjakan dengan warna air danau yang biru karena pantulan warna langit.

Bulan Vs Bintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang