33. TAMAT!

29 1 0
                                    

Keesokan harinya......

Kicauan burung menyambut pagi yang cerah. Mentari masih malu-malu menampakan dirinya.

Pukul 05.15

"Sayang.. Kamu siap 'kan?" suara Erika terdengar lirih.

"Bulan siap, Mah! Bulan bakal sembuh, demi semua orang yang sayang sama Bulan!" Bulan mengembangkan senyum getirnya.

"Jam setengah 6 kita berangkat ya. Takut macet dijalan," perintah Erika.

"Siap, Mah!" Bulan memberikan hormat kecil kepada Erika dengan senyum.

Erika membalas senyuman itu dan beranjak dari pandangan Bulan. "Mamah mau siap-siap dulu, kamu juga ya!"

"Iya Mamaaahh..."

•••

Di dalam taxi..

"Lan..Bintang gak ikut nganter kamu?" tanya Erika.

"Katanya nanti ketemu di bandara, bareng sama temen-temen yang lain," jelas Bulan.

"Oo gitu..."

"Iya Mah..."

30 menit kemudian...

Bulan dan Erika telah sampai di Bandara. Kini mereka sedang menuju lobby.

Jadwal berangkat pukul 07.00 sedangkan sekarang masih pukul 06.35. Erika sengaja berangkat lebih awal daripada menanggung resiko macet dijalan.

"BULANNNNN....." teriak seorang gadis dengan rok berwarna pink dari belakang Bulan dan Erika, yang disana terdapat juga Vino, Andre, dan Alex.

"ALIN??" kata Bulan refleks.

Alin berlari menghampiri Bulan dan langsung menubruknya dengan rangkulan yang sangat erat.

"Lo tega ninggalin gue..?" tanya Alin yang masih memeluk Bulan dengan memonyongkan bibirnya.

Mata Bulan berkaca-kaca, lagi-lagi dia sadar bahwa dia tidak bisa meninggalkan semua orang tersayangnya. Namun, takdir berkata lain. Ia harus bertahan hidup dengan cara seperti ini.

"Alinn... Gue bakal ketemu lo lagi. Gue harus lawan penyakit ini. Demi elo, demi Vino, Andra, Bintang, dan semua orang yang sayang sama gue," jelas Bulan dengan tegarnya.

Alin melepas pelukannya, menatap Bulan tajam, lalu berkata, "Lo janji harus pulang ya?"

"Iya, gue janji. Lo baik-baik ya selama gue gak ada. Jangan rese!" jawab Bulan meledek.

"Ihh!! Apaan sih lo! Masih sempet-sempetnya bercanda ya?" kesal Alin.

Bulan terkekeh geli melihat sahabatnya itu kesal, "Haha.. Sorry, sorry. Mmm, btw Bintang gak bareng kalian?" tanya Bulan sambil melihat sekeliling.

"Eumm.. Gak tau tuh, nomernya gak aktif. Gue tanyain juga gak dibales-bales. Maybe lagi dijalan," ucap Vino menenangkan.

Bulan menarik nafas dalam, dan menghembuskan kembali secara perlahan guna untuk menangkan diri. "Iya deh, gak papa."

Pukul 06.48.

Setelah beberapa menit Bulan menunggu, Bulan tak kunjung melihat sosok yang ia harapkan. Pikirannya mulai cemas, dan gerak tubuhnya sangat menandakan bahwa ia tidak tenang.

Bulan Vs Bintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang