07. Bye-bye!

77 20 0
                                    

"BULAAANNN???" pekik Bintang yang baru memasuki area kantin.

"Duh, dia dateng lagi!" Bulan menepuk keningnya.

"Boleh duduk di sini gak?" tanya Bintang.

"Serah,"

"Jangan jutek gitu dong,"

"Bodoamat!"

"Gak asik lo mah!"

"Emang gue pikirin?"

"Tuh 'kan, kasihan gue dijutekin terus."

"GUE GAK PEDULI!"

Bulan langsung pergi meninggalkan kantin yang masih ramai itu.

"Yahh, lolos deh," ujar Vino.

"Brisik lo!" ketus Bintang.

"Sabar bro sabar." Andra mengelus bahu Bintang.

"Sabar ya pangeran, tuan puteri nya masih keras kelapa, Eh kepala," ejek Alin.

"Sialan!" umpat Bintang.

Kemudian Bintang langsung berlari mengejar Bulan yang sudah cukup jauh.

"BULAN!! TUNGGU!" pekik Bintang.

Bulan mendengus kesal. Ia menghentikan langkahnya dengan wajah yang masam.

"Huhh, huuhh." Terdengar Bintang bernafas dengan ngos-ngosan.

"Lan?"

"Apa?"

"Lo belum bisa ya sayang sama gue?"

"Belum. Gue malah cape! Gue minta kita putus. Soal lo kemaren menang balap, gue akan kasih lo bayarannya berapapun lo minta."

Deg!

Bintang tertegun, ia tidak menyangka Bulan akan berbicara seperti itu kepadanya. Ini adalah kesekian kalinya dia sakit hati karena Bulan.

Bintang mendekati Bulan. Tampak tatapan Bintang begitu tajam kepada Bulan. Rahang Bintang mengeras, namun itu sama sekali tidak membuat Bulan takut.

"Liat mata gue!" ujar Bintang.

Bulan menatap mata Bintang yang begitu tajam, dia baru kali ini melihat Bintang menatapnya dengan setajam itu.

"Apa?" ucap Bulan lantang.

"Pertama, gue yang selama ini ngejar lo! Yang seharusnya lelah itu gue! Yang harusnya sabar itu gue! Bukan lo! Lo gak ngerasain apa yang gue rasain selama ini. Di bentak sama lo, GAK DIANGGEP sama lo, bahkan gue GAK PERNAH BERARTI DAN DIHARGAI SAMA LO!"

"Kedua, gue sama sekali gak minta sepeserpun dari lo, gue cuma pengen lo nepatin janji. Karena bagi gue uang gak selalu ngasih kebahagiaan sama gue, dan gue fikir lo tipe orang yang nepatin janji. Tapi? Fake!" Bintang tersenyum licik.

Bulan terdiam, berusaha menelan salivanya untuk mengatasi kegugupan itu. Dia merasa telah salah berkata kepada orang dihadapannya ini. Tapi sudah terlanjur, lelaki dihadapannya ini sudah terlanjur marah dan kecewa padanya.

Bintang menghela nafas berat. "Maaf Lan, gue belum bisa pergi dari lo. Gue belum siap lepasin lo. Gue gak mau kehilangan lo." ujar Bintang yang merendahkan suaranya dan menunduk.

"Tapi-" Bintang mendongakkan kepalanya dan kembali menatap mata Bulan yang terlihat gugup itu. "Kalo gue cuma ganggu hidup lo, gue rela mundur dan berhenti ngejar lo."

"Karena sekuat apapun gue berusaha, kalau lo gak nerima perjuangan gue buat apa? Bahkan sekedar menghargai juga engga."

"Makasih, udah mau sabar selama ini ngadepin gue. Setelah ini lo bisa lega, karena gue gak akan ngejar lo lagi." Bulan menatap Bintang yang berlalu dari pandangannya. Ya, Bintang pergi meninggalkan Bulan sendirian.

Bulan Vs Bintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang