22. Rahasia Besar.

65 10 2
                                    

Bintang menyetir motornya menelurusi jalanan yang mulai gelap. Ia terus saja memikirkan perkataan Alex yang menyangkut Bulan tadi.

"Ada benernya juga sih. Gue jangan terlalu egois! Masa kayak gini aja gue sampe ngorbanin hubungan gue sama Bulan? Hubungan yang selama ini gue perjuangkan mati-matian."

Bintang menghentikan motornya tepat di pekarangan rumah Bulan. Rasanya ia sangat rindu dengan salah satu penghuni rumah ini. Terlalu sering ia mengabaikan kehadirannya. Dan akhirnya, dia merasakan kehilangan juga.

"Hufftt.." Bintang menghela nafas panjang, "Lo harus berani Bintang! Jangan cemen!"

Bintang mulai menginjakkan kakinya di halaman rumah Bulan. Menjelang magrib begini suasana rumah Bulan tampak sepi dan tidak ada cahaya lampu yang menerangi. Semua ruangan terlihat gelap, jendela tertutup rapat, hingga Bintang ragu untuk mengetuk pintu rumah itu.

Krekkkk...

Terlihat sosok gadis yang menggunakan sweater abu-abu dan celana panjang tebal tetapi longgar keluar dari balik pintu dengan tiba-tiba, "Bintang?" ujarnya.

"Hai? Apa kabar?" tanya Bintang yang membuat Bulan mengernyitkan keningnya.

"Seperti yang lo liat," jawabnya datar.

"Rumah kamu sepi dan gelap?" tanya Bintang sekali lagi dengan bahasa yang cukup baku.

"Orang rumah lagi pada ke rumah sakit,"

"Oh begitu. Lampunya belum dinyalain?"

"Belum, gue masih lemes buat keliling ruangan."

"Mau gue bantu?" tawar Bintang yang kembali menggunakan logat Lo-Gue nya.

"Serah lo," jawab Bulan yang kemudian memilih untuk duduk di kursi depan rumahnya. Ia cukup lemas jika berdiri terlalu lama.

Bintang tersenyum dan mengangguk. Ia langsung memasuki rumah Bulan untuk menyalakan lampu rumahnya. Ruangan demi ruangan ia masuki hingga kamar Bulan yang berada di lantai dua.

Terlihat kamar Bulan tampak berantakan. Banyak barang-barangnya yang jatuh berserakan. Tidak sengaja, Bintang menemukan secarik kertas putih dengan beberapa kata yang ditulis dengan pena merah.

Bulan Precillya.

Idup gue hebat banget! Di uji sekaligus dengan ujian yang bertubi-tubi.

Pertama, bokap selingkuh sama perempuan lain. Yang entah dari mana asal usulnya.

Kedua, hubungan gue sama Bintang renggang hanya gara-gara satu cewek lebay bin manja yang entah dari mana juga.

Kok bisa ya? Dua perempuan itu berhasil ngerebut kebahagiaan gue? Ah, sial!

Oke, yang ketiga nyokap gue kecelakaan. Satu-satunya keluarga yang gue punya harus bertabrakkan sama truk, sampai dia lumpuh dan gak bisa jalan. Untungnya itu bukan lumpuh total. Tuhan masih baik sama gue.

Yang keempat soal hubungan gue sama Bintang lagi. Gara-gara gue jengukin nyokap bareng Bisma, dia salah paham. Dia mikirnya gue selingkuh. Salah Bisma juga si ngapain ngadu ke Bintang soal perjodohan kampungan itu! Please Bintang! Kalo lo tau, gue gak menginginkan perjodohan itu. Gue gak cinta sama Bisma. Andai lo tau Bin, andaiiii.

Dan terakhir, ini parah banget. Gue terdiagnosis penyakit leukemia. Gue gak yakin bisa sembuh dan ngelanjutin hidup dengan keadaan fisik dan mental seperti ini.

Bulan Vs Bintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang