06. Senin

85 20 0
                                    

Pagi ini cukup indah. Sinar mentari menembus jendela kamar, dan burung-burung bersiulan.

"Hari ini lo harus jadi lebih baik. Jangan bikin ulah terus, oke?" Bulan menatap dirinya di depan cermin.

Ia berjalan menuruni anak tangga. Terlihat sosok lelaki paruh baya sedang asyik dengan secangkir kopinya dan bersantai di sofa.

"Morning Paa," ujar Bulan.

"Morning juga sayang. Hari ini kamu berangkat sama Bintang ya?" kata Om Boy.

"HAH? Gak, gak mau!" Bulan melipat kedua siku lengannya yang diletakkan di depan dada.

"Ayolah. Dia udah nunggu di depan loh." Seketika mata Bulan terbelalak.

"Tuh bocah udah gak waras apa? Pagi-pagi gini udah nongkrong di depan rumah orang," ketus Bulan.

"Huss! Ngomongnya yang bener ah, Papa gak suka."

"Pah, Bulan gak mau berangkat sama dia." Bulan merengek dengan menghentakkan kaki ala anak kecil.

"Bulan, dengerin Papa! Dia itu udah ke sini cuma buat kamu loh! Emang dikira ke sini gak pake bensin hah?"

"Ya emang suruh siapa dia ke si—"

"LAN!" Nampak Om Boy melotot ke arah Bulan.

"Aduh, firasat gue gak enak nih." Bulan menelan salivanya, dia takut karena jika Papa nya sudah melotot bak harimau mengamuk pasti kedepannya tidak akan baik.

"Hmm, oke Pa oke." Bulan berjalan dengan dibuntuti Om Boy menghampiri Bintang yang sudah menunggu di teras.

"Bulan berangkat Pa, assalamualaikum," pamit Bulan.

"Waalaikumsalam."

"Duluan ya Om," ujar Bintang.

"Oke, hati-hati."

"Siap! Eh, Om makasih ya," bisik Bintang kepada Om Boy.

"Oke." Om Boy mengacungkan jempolnya dan matanya berkedip satu.

Wah, wah. Ternyata ini sudah direncanakan.

"Udah ah, ayo cepet!" ketus Bulan yang sudah mendahului Bintang.

Bintang segera menuju motornya dan menyalakan mesin lalu berangkat bersama Bulan. Sementara itu Om Boy nampak sumringah melihat itu.

"Siapa itu?" Tiba-tiba Erika datang dan membuat Om Boy kaget.

"EH? Oh, itu Bintang. Anak temen Papa," kata Om Boy.

"Oh, jangan jodohin Bulan sama anak temen kamu lah ya."

"Lho? Emang kenapa?" decak Om Boy.

"Aku udah jodohin Bulan."

"Gak bisa gitu dong."

"Bisa aja kok, lagian keliatannya Bulan gak suka tuh sama anak temen kamu," sindir Erika.

"Kata siapa? Gak usah sok tau!" ketus Om Boy.

"Oke, liat aja nanti," ancam Erika.

•••

"Turun!"

"Ye, sabar napa."

"Nih helmnya." Bulan menyerahkan helm di tangannya kepada Bintang lalu segera pergi dari parkiran.

"EH BULAN TUNGGU!" pekik Bintang.

Bulan pun menghentikan langkahnya dan menunggu Bintang menghampirinya.

Bulan Vs Bintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang