10. Perjodohan?

82 20 1
                                    

Tuthhh...tuthh...

"Gimana ada jawaban gak?" tanya Bisma cemas.

Bintang menggelengkan kepalanya lemas. "Ya udah kita harus nyari dia ke hutan."

"Malem-malem gini?" tanya Angel.

"Ya iya lah, lo tega apa kalo Bulan di makan harimau?" ujar Vino.

"Ya bodoamat buat gue mah." Angel menjawab dengan santainya.

"Lo bener-bener gila! Gak punya perasaan!" cerca Alin.

"Ah brisik lo! Gue mau tidur aja, cape!" Angel pergi menuju tendanya.

"MANUSIA KAGAK ADA OTAK!" pekik Vino.

"Udah Vin, sekarang kita berangkat aja, takut semakin malem." kata Bisma yang diangguki oleh yang lain.

Kini Bintang, Bisma, Elsa, Alin, Vino, Andra, dan para bapak ibu guru pendamping menelusuri hutan yang mengerikan itu.

"Kita sampai disini saja, sekarang kita harus berpencar agar bisa cepat menemukan Bulan. Tidak boleh ada yang sendirian! Paham?" kata pak Joshua.

Bintang bersama Elsa, dan Vino. Entah mengapa Bintang akhir-akhir ini ingin selalu dekat dengan Elsa. Apa mungkin Bintang sudah menaruh rasa kepada Elsa?

"BULAANN!!" teriak Vino.

"LANNN!! LO DI MANA!!" teriak Bintang.

Sementara itu Elsa memandangi wajah Bintang yang terlihat cemas sekali kepada Bulan. "Lo khawatir banget ya sama Bulan?"

"Khawatir lah." jawab Bintang yang membuat Alin terdiam.

•••

Di sisi lain Bulan tengah duduk di bawah sebuah pohon besar yang lebat. Dia merangkul lututnya yang ditekuk. Badannya menggigil, wajahnya terlihat sudah pucat, dia sangat kelelahan.

"To-lo-ng gu-e." lirih Bulan.

"BULANN!" Terdengar suara teriakan yang tidak asing untuknya.

Bulan mengernyitkan keningnya."Bin-ta-ng?"

"BIN-TANG, G-GU-E DI-SINI. BIN-TANG!" Bulan berteriak dengan segala tenaga yang tersisa.

"Eh Bin, lo denger gak suara itu?" tanya Vino.

"Iya iya, gue denger." Bintang girang."Itu suara Bulan, dari balik pohon itu! Ayo!" Bintang menunjuk sebuah pohon besar yang lebat.

Betapa senangnya Bintang, ternyata benar di sana ada Bulan yang terlihat pucat dan kusut tengah duduk.

"BULAN?" Wajah Bintang berbinar, dengan cepat dia merangkul tubuh Bulan.

"Lo gak papa 'kan? Gue khawatir sama lo." tanya Bintang.

"Gu-e gak pa-pa, hiks." Bulan menangis dipelukan Bintang itu. Dia merasakan ketenangan dan kehangatan yang tulus dari Bintang.

Bintang melepaskan pelukannya. "Jangan nangis, gue di sini buat lo." Bintang menyeka air mata Bulan dengan tanganya.

"M-maka-sih Bin-ta—"

Bruggkk.

Bulan tergeletak di tanah. "BULAN, LO KENAPA? BULAN!!" pekik Bintang.

"Vino, gimana ini? Badannya dingin banget." cemas Bintang.

"Ayo kita bawa aja ke perkemahan."

Bintang mengangguk, dia langsung menggendong Bulan dengan segala kecemasannya.

Bulan Vs Bintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang