19. Putus!

51 10 0
                                    

Bulan terus menatapi Mamanya yang masih juga belum sadar. Air matanya terus mengalir tanpa henti. Dia sangat iba melihat beberapa alat yang terpasang di tubuh Erika itu.

"Maaa...? Bangun dong," ucap Bulan sendu.

"Sabar Lan, Mama kamu wanita yang kuat kok," kata Bisma menenangkan.

"Thanks ya Bis," Bulan tersenyum tipis ke arah Bisma.

Krekkkk.....

Suara kenop pintu yang terbuka menampakkan sosok lelaki paruh baya yang memasuki ruangan itu.

Bulan dan Bisma langsung menoleh ke asal suara itu. "Papa??!"

"Gimana keadaan Mama kamu?" tanya Om Boy dengan cemas.

"Seperti yang Papa liat! Tapi, lebih baik papa gak perlu melihatnya terlalu lama. Sekarang papa keluar aja!" usir Bulan penuh penekanan.

"Tapi Lan..? Apa salah Papa? Papa cuma mau liat Mama kamu!" tanya Om Boy yang tidak paham dengan perkataan putrinya itu.

"Salah Papa apa? Kok masih tanya sih?"

"Lan! Kok kamu jadi berani begini sama orang tua? Mana Bulan yang dulu?"

"Mana Papa yang dulu?!"

Deg!

Om Boy langsung terbungkam mendengar perkataan Bulan. Om Boy sudah mulai paham dengan maksud perkataan Bulan tadi. Mengingat kejadian kemarin lusa saat dimana dirinya menampar putri tersayangnya itu hanya karena membela wanita lain.

"Maafin Papa Lan. Asal kamu tau, papa ngelakuin semua itu karena ada alasan." gumam Om Boy dalam hati.

"Kok diem si?! Udahlah! Tolong Pah, pergi dari sini sekarang juga!"

Om Boy mengangguk lemah, dia tidak bisa melawan putrinya itu karena pada dasarnya dia juga salah.

"Baik, tapi sebelum kamu lebih dalam membenci Papa, kamu harus cari kebenaran dan alasan atas tindakan Papa selama ini.

Papa harap kamu ngerti, karena kamu sudah bukan Bulan yang dulu. Yang masih manja dan selalu meminta ini dan itu. Kamu sudah dewasa, jadi berfikir dan bertidaklah secara dewasa juga," ucap Om Boy yang membuat Bulan terdiam.

Om Boy beranjak dari ruangan itu dengan penuh kekecewaan. Putri kecilnya yang manja sekarang sudah berubah.

•••

"Bu..laan...?" lirih Erika yang sadar dari pingsannya.

"Iya ma..? Bulan di sini,"

Perlahan Erika membuka matanya, betapa senangnya dia karena melihat Bulan dan Bisma di sampingnya.

Erika mengembangkan senyumnya, "Mama seneng kamu bisa deket sama Bisma." ucap Erika dengan lirih.

Bulan hanya tersenyum hambar demi menutupi rasa ketidak sukaannya itu.

"Mama boleh minta sesuatu gak sama kamu..??" tanya Erika.

"Maa.. Mama baru sadar! Jangan minta yang macem-macem dulu!" kesal Bulan.

"Enggak kok sayang, ini gak macem-macem. Mama cuma pengin kamu bertunangan sama Bisma."

"APA??!!"

Mendengar itu, baik Bulan maupun Bisma langsung tercengang.

Bulan Vs Bintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang