25. Sadar.

37 6 4
                                    

Keesokan harinya...

"Lan? Gimana butik Mama?" tanya Erika kepada Bulan yang sedang memakan roti dengan selai kacangnya.

"Laris Ma, alhamdulillah."

"Alhamdulillah..."

Setelah mereka sarapan, Bulan dan Bisma bergegas untuk berangkat ke sekolah. Seperti biasanya, Bulan harus berangkat dengan Bisma karena perintah Erika itu.

•••

Bisma memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah. Seperti hari kemarin, Bintang dan Elsa pun berangkat bersama dan sampai di sekolah bebarengan dengan Bulan dan Bisma.

"Bulann..?" pekik Bintang dari belakangnya.

Namun, Bulan terlihat tidak gembira dengan kehadiran Bintang itu. Wajahnya terlihat cemas dan gugup.

"Lan..? Ke kelas bareng?" ajak Bintang.

Bulan menggeleng lemas, dia tidak bersuara sedikitpun kepada Bintang. Dengan segera, dia pergi meninggalkan Bintang, juga Bisma dan Elsa yang sedari tadi menyaksikan mereka.

"BULANN..!!" pekik Bintang kembali yang tetap saja tidak ada respon dari Bulan.

Melihat itu, Elsa tersenyum licik. Dia merasa bahwa rencananya akan berhasil. Sementara itu, Bisma menatap Elsa sebentar dan paham mengapa gadis itu mengembangkan senyum liciknya. "Oh, jadi ini rencana lo yang kemaren? Ok, gue bakal lanjutin Sa!" batin Bisma.

•••

Bruggkk..

Bulan melemparkan tasnya ke meja dengan kasar.

"Kenapa lo?" tanya Alin yang sudah berada di sekolah lebih awal dari Bulan.

"Serba salah gue."

"Maksud lo?"

Bulan memutarkan bola matanya malas, dia menghela nafas dan mendaratkan pantatnya di kursi.

"Gue 'kan punya penyakit yang susah disembuhin, apa iya gue bisa ngebahagiain orang-orang yang gue cinta?" tanya Bulan sendu.

"Lo ngomong apaan si Lan!" bentak Alin.

"Gue tanya Lin! Apa gue punya kesempatan buat bahagiain orang yang gue cinta engga? Umur gue 'kan gak lama lagi... Paling gue cuma bisa buat kalian sedih, apalagi Bintang.." Bulan menundukkan kepalanya.

"Lan! Liat gue! Sekarang gue tanya, umur itu di tangan siapa? Tuhan 'kan? Yang tau kapan kita meninggal itu cuma Tuhan! Jadi lo serahin aja! Jalanin hidup lo seperti biasanya. Lakukan hal-hal yang pengin lo lakuin! Lo bisa ngebahagiain orang yang lo sayang! Bahkan lo bisa hidup lebih lama dan sembuh kalau lo mau usaha dulu!" jelas Alin panjang lebar.

"Penyakit gue susah disembuhin Lin, susah!!! Hiks.."

Alin merangkul bahu Bulan, dia tau betapa terpuruknya sahabatnya itu sekarang.

"Lan..? Lo harus optimis! Kalo jiwa lo sehat, bisa ningkatin imun lo! Jadi, lo jangan kayak gini. Justru lo harus bangkit dari keterpurukan lo! Buktiin bahwa lo itu cewek yang kuat!" ucap Alin yang membuat Bulan terus mengalirkan air matanya dipelukan Alin.

Bulan Vs Bintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang