ch. 9

1.8K 169 37
                                    

Mungkin hanya aku yang merindukan mu, meneteskan air mata, dan berharap bertemu secepat nya.

Happy Reading

.
.
.
.
.

Saat kau merasa sendiri. Saat kau merasa dalam sebuah keterpurukan. Ingatlah, akan ada orang yang selalu berjuang demi kebahagiaan mu kelak.
Maka biarlah takdir berjalan sesuai kehendak Tuhan. Meskipun akan terasa sangat begitu menyakitkan. Tetapi bukan kah tuhan selalu menjanjikan Pelagi setelah hujan? cerah setelah badai? Dan pasti akan ada kebahagian setelah tangisan.

Hyunbin memasuki kamar Mingyu kali ini ia sendiri tanpa pengawal yang selalu mengekor di belakang nya. Dan ia terkejut ketika tidak mendapati Mingyu kasurnya. Bahkan makanan yang di buat oleh koki yang handal untuk sarapan sama sekali tak di sentuhnya.

"Kemana anak itu?" lirih Hyunbin. Ia segera mencari ke setiap sudut ruangan. Membuka pintu balkon kamar itu dan tak menemukan nya.

Hingga matanya tertuju pada sebuah kamar mandi.
Ia segera bergegas membuka pintu itu. Namun terkunci.

Hyunbin dengan segera mendobrak pintu itu dengan kasar.

Brakkk!!!

Hyunbin terkejut saat matanya menemukan sosok Mingyu yang sudah tergeletak di sana. Tubuhnya mengigil dan penuh dengan sabun.

Hyunbin segera mematikan Keran Shower yang menguyur tubuh Mingyu.

"Sial!!!... Anak ini" gerutu Hyunbin.

Ia segera mengangkat tubuh Mingyu. Namun, Hyunbin terkejut saat tangan Mingyu mencegah tangan miliknya.

"Pergi,,, jangan sentuh aku" lirih Mingyu.

"siapa kau berani menyuruhku eoh? " Hyunbin tidak suka dengan berbagai penolakan atas dirinya.

"Diam dan menurutlah!! "

"Aku bilang pergi jangan sentuh aku hiks... Brengsek"

Plakk!!!

Lagi-lagi Hyunbin menampar Mingyu tanpa belas kasihan sedikit pun. Padahal orang yang di hadapan nya kini telah menjadi lemah dan tak berdaya.

"Sudah ku bilang jangan mengatai ku brengsek!!! Kau semakin membuat ku emosi eoh? Berdiri!!! " Hyunbin memegang kerah baju Mingyu memaksa nya untuk bangun. Hyunbin mengunci pergerakan Mingyu ke dinding. Tubuhnya menahan Mingyu hingga mereka saling berhadapan. Nafas kedua nya memburu Hyunbin menyeringai. Sementara Mingyu hanya mampu menangis. Tubuhnya tidak mampu berbuat banyak.

Dengan segera Hyunbin melumat bibir merah milik Mingyu. Mingyu terkejut ia berusaha menolak, memukul-mukul dada Hyunbin dengan keras namun Hyunbin justru memeperdalam ciuman itu.
Mingyu hampir kehabisan nafas. Matanya sembab penuh dengan air mata.

"eughh... " Lenguh Mingyu. Hyunbin menyeringai.

"Sial!!! Mengapa bisa semanis ini hah... hah" umpat Hyunbin di sela-sela ia bernafas.

Hyunbin melepaskan ciuman itu. Mingyu mengatur nafasnya yang sesak. Sementara Hyunbin kembali berusaha membuka kancing piyama yang Mingyu kenakan.

Can't see the End [JaeGyu FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang