Ch. 10

1.8K 171 62
                                    

Menemui mu di abang batas kemampuan ku.

Happy Reading.

.
.
.
.
.

Saat sinar mentari tak lagi menjajikan sinarnya untuk terus menerangi. Namun ia selalu berjanji akan datang kembali pada buminya.
Seperti Jaehyun. Ia tidak selalu akan memberikan kebahagian untuk Mingyu. Namun, janjinya adalah mempertaruhkan nyawa demi kebahagiaan itu sendiri.

Jaehyun kembali ke rumah Rowoon. Ia tidak pernah salah dengan firasat nya. Dan yah, 1 jam menunggu akhirnya Jaehyun menemukan sebuah titik terang. Sebuah mobil memasuki halaman rumah besar itu. Dan Jaehyun yakin itu adalah Rowoon kaka Mingyu.

Jaehyun terlihat berfikir sejenak. Ia tidak mungkin langsung menemui Rowoon. Dan mempertanyakan perihal Mingyu.
Jaehyun segera menghubungi Younghoon dan juga Dokyeom. Untuk memintanya menemani menemui Rowoon.

#####

Mingyu meringkuk di kasur itu lagi. Ini sekian kalinya. Ia terpuruk, merasa sendiri, merasa terhina, ia bahkan ingin segera mengakhiri hidupnya yang penuh dengan kesakitan ini.

Tubunhya, terasa hancur. Hati nya jauh lebih hancur. Ia berfikir untuk apa Tuhan menyelamatkan nya hari itu lewat tangan Jaehyun hanya untuk menerima takdir yang lebih buruk dari itu semua.
Lelehan bening itu mengalir deras dari sudut mata indah miliknya. Jiwa Mingyu seolah pergi dengan semua rasa sakit yang ia rasakan.
Tak ada lagi alasan untuk nya tetap bertahan.

Bahkan sudah 1 Minggu ia di sini dan tak ada satu orang pun berniat untuk melepaskan nya dari belengu ini.

"Jaehyun... Apa kau melupakan ku?" Lirih Mingyu dengan tatapan kosong nya.

Mingyu tidak tau harus berbuat apa. Sampai ia terfikir untuk berusaha pergi dari sini.
Ia paksa tubuhnya untuk bangun seluruh rasa perih ia abaikan. Luka di bawah sana hingga luka di bibirnya serta lebam di pipinya akibat tamparan yang Hyunbin berikan berulang kali.

Mingyu menyeret kaki nya. Memaksanya untuk berjalan meski tertatih. Tubuhnya terasa tidak memiliki tulang sama sekali. Ia menangis menangisi dirinya sendiri yang begitu lemah dan tak berdaya. Mingyu ingin menghubungi Jaehyun namun ponsel nya tak ada bersama nya. Ia mencari telefon rumah bahkan Hyunbin tak menyediakan di sana.

Hingga, Mingyu berjalan memegang gagang pintu kamar itu. Hingga...

Ceklekk...

Mata Mingyu membulat. Ia terkejut. Pintu nya tidak terkunci.
Mingyu berusaha membuka pintu itu.
Tidak ada siapa pun.
Tentu saja ini jam 2 malam. Pasti semua orang sudah terlelap tidur.
Mata Mingyu menelusuri tiap sudut rumah yang begitu besar itu. Sampai matanya menemukan sebuah telefon rumah di ruang TV.

Mingyu segera berjalan. Bergegas dan berdoa semoga tidak ada yang bangun.

Mingyu menahan tangisnya saat ia mengengam gagang telefon itu. Ia masih ingat betul nomer Jaehyun. Mingyu segera memencet angka-angka itu. Hingga Mingyu tersenyum saat ia mengetahui bahwa telfonya tersambung.

"Angkat Jae hiks... "

Tutt...

Tuttt...

"Jaehyun ku mohon" Mingyu bergetar hebat. Rasa khawatir itu semakin memuncah saat sambungan telwfon itu tak kunjung di angkat oleh sang pemilik nomor.

Can't see the End [JaeGyu FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang