'11

85 15 0
                                    

------

• Happy Reading •

------



"Jadi lo udah berapa lama magang di rumah sakit ini?"

"Udah 1 setengah tahun, makanya gue udah boleh praktik langsung tanpa pengawasan pembina" jawab sang lelaki sambil kembali menyeruput iced-Americano nya.

Hyeonsu dan Seungyoun, keduanya saat ini tengah duduk berhadapan di kedai kopi terdekat dari rumah sakit.

Saat ini merupakan jam istirahat Seungyoun, oleh karena itu mereka berdua memilih untuk berbincang bincang di cafe terdekat.

Sudah 1 setengah tahun Seungyoun magang di rumah sakit tersebut sebagai kerja sampingan, sekaligus untuk alasan kerja praktik.

Sebenarnya, ia bisa saja dikirimkan ke rumah sakit cabang Kanada bila saja ia mau mengambil jalur beasiswa. Namun, ia belum cukup yakin. Memang beasiswa merupakan jalur yang paling diinginkan setiap siswa, namun Seungyoun benar benar harus memikirkan pilihan nya matang matang.

Apabila ia memilih untuk melanjutkan sekolahnya di Kanada, pasti keuntungan yang didapatkannya sangat besar. Universitas ternama dengan alat medis yang jauh lebih canggih. Namun bukan berarti hanya keuntungan saja yang ia dapatkan.

Selain sulit untuk mencari tempat tinggal, perbedaan bahasa dan faktor keluarga juga turut membebani. Ayah Seungyoun telah lama meninggal dunia, sehingga sang ibunda pun harus bekerja keras mencari uang selaku tulang punggung keluarga.

Itulah alasan mengapa sang lelaki akhirnya memilih untuk menolak penawaran tersebut. Walaupun penawaran itu masih terbuka untuknya hingga sekarang, Seungyoun masih belum bisa menentukan jawabannya.

Tidak ada yang tahu mengenai persoalan beasiswa ini, kecuali sahabat terdekatnya yakni Seungwoo. Seungwoo dan Seungyoun, keduanya dipertemukan melalui jalur beasiswa ini. Mereka selalu belajar bersama dan nampak sangat akrab, sehingga mereka selalu dijuluki duo-jenius di angkatannya.

Namun keduanya sekarang tidak lagi bersama. Bukan berarti mereka sudah lost contact dan tidak lagi saling berhubungan, melainkan mereka sekarang terpisahkan oleh jarak. Tepat 1 tahun yang lalu, Seungwoo memutuskan untuk menerima penawaran beasiswa tersebut dan pindah ke Kanada.

Keduanya bercita cita menjadi seorang dokter speasialis namun keadaan membuat mereka melintas di jalan yang berbeda. Seungwoo adalah anak bungsu dari keluarga yang cukup berada,sehingga tanggungan bebannya tidak terlalu berat. Sedangkan Seungyoun masih memiliki beberapa alasan yang membuatnya mempertimbangkan ulang penawaran itu.

5 menit Seungyoun terdiam sambil memandang hampa meja kecil di depannya, hingga Hyeonsu memutuskan lamunannya.

"Youn! Lo gapapa? Kok dari tadi ngelamun terus?" Tanya sang wanita, menyadarkannya.

"Nggak kok. Cuma lagi agak capek aja makanya ngelamun hehe..." jawab sang lelaki berbohong.

"Maaf Hyeon, tapi gue belom siap untuk ceritain semuanya ke lo" batin sang lelaki sambil tersenyum ke arah Hyeonsu.

"Ihh, gak usah senyum senyum kayak gitu. Serem tau gak" decih sang wanita agak judes. Rona merah mulai tampak pada kedua pipi Hyeonsu, namun sang empunya hanya bisa melihat keluar jendela sambil menahan senyumannya.

"Yaa... kalau gue mau menangin hati lo, gue juga kan harus berusaha" ujar sang lelaki dengan percaya diri. Semburat merah makin terlihat jelas di kedua pipi sang wanita. Detak jantungnya sudah tidak karuan saat ini.

"Only You" | Cho Seungyoun [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang