Chapter 21💛

1.4K 69 6
                                    

"Ibu-ibu dan bapak-bapak, Selamat datang di penerbangan nomor CA 624 dengan pelayanan dari Bandara Soekarno-Hatta International menuju Kota Perth-Australia."

"Kita sedang berada di antrian ketiga untuk take off, dan diharapkan mengudara dalam waktu kira-kira sepuluh menit. Kami meminta anda untuk memasang sabuk pengaman anda saat ini, dan simpan semua koper dibawah kursi atau di kompartemen atas."

"Kami juga meminta agar kursi dan meja anda berada dalam posisi tegak untuk take off. Tolong matikan seluruh alat elektronik yang anda bawa, termasuk telepon genggam dan laptop."

"Meroko dilarang selama penerbangan di seluruh bagian pesawat, termasuk di kamar mandi. Terimakasih sudah memilih Cairns Airport, nikmati perjalanan anda." ujar pramugari itu memberikan arahan lewat ruang informasi

Tepat pada pukul 17.30 WIB, pesawat pun take off. Katya langsung me-mode pesawat kan handphone nya, memasangkan earphone di kedua telinganya, ia memilih tidur saja selama perjalanan.

Cairns Airport merupakan penerbangan langsung menuju kota Perth, membutuhkan waktu sekitar 7 jam 40 menit untuk sampai di  kota Perth jika penerbangan menggunakan transit satu kali. Katya memilih menggunakan penerbangan langsung tanpa transit, agar lebih cepat sampai ke kota Perth, hanya membutuhkan waktu sekitar 4 jam 30 menit saja.

Perth merupakan tempat lahir dari neneknya, Arini menikah ketika menginjak umur 22 tahun, ia menikah dengan seorang laki-laki berumur 30 tahun, pengusaha yang kebetulan mempunyai perusahaan di Perth-Australia, ia berasal dari indonesia.

Ketika ia berumur 23 tahun Arini sudah mempunyai satu orang putra yaitu Aditama, ayahnya Katya yang sekarang juga sudah menikah dengan Sandra perempuan asal Indonesia juga.

Aditama memilih tinggal di indoneisa mengikuti istrinya, yang sekarang di karuniai seorang putri cantik bernama Katya Aditama.

Miris sekali saat mengetahui anaknya akan tinggal di Australia, meninggalkan Aditama dan Sandra di Indonesia, namun apapun yang terbaik untuk putri semata wayangnya itu bahagia, apapun akan mereka lakukan, itung-itung memberikan waktu mereka berdua untuk berbulan madu kan?, memiliki anak kedua agar mereka tidak terlalu kesepian saat putrinya tidak ada.

***

"Sorry ya Zain, gue gak bermaksud bikin lo sakit hati, tapi gue emang gak ada rasa sama lo" ujar Sysyl dengan wajah tak berdosanya.

Zain tersenyum getir " gapapa, lo ga salah, emang gue aja yang bodoh, padahal Katya udah ngingetin gue buat hati-hati sama lo, tapi gue ga dengerin, karena gue cinta sama lo, ralat bukan cinta mungkin suka atau mungkin gue cuma terobsesi sama kecantikan lo, karena itu gue ga mikirin sisi buruk lo" lagi-lagi Zain tersenyum getir.

"Selamat ulang tahun syl, ini gue cuma bisa ngasih ini, terserah mau lo suka atau engga, gue harap lo bisa terima" Zain memberikan sebuah kotak berukuran kecil  yang berwana softblue.

"Makasih" Sysyl menerimanya lalu membuka kotak kecil berwarna softblue itu, berisi gelang tali dengan bentuk dua merpati sebagai hiasan.

Bukannya Zain ga mampu beli hadiah untuk Sysyl, berlian 100 gram saja ia mampu membelikan, namun orang kaya seperti Sysyl mungkin biasa saja, jadi Zain memilih gelang tali yang harganya ga seberapa, namun memiliki arti yang begitu besar dengan dua ukiran merpati yang menggambarkan kesucian cinta.

"Makasih" ujarnya, lalu memakai gelang itu di lengan bagian kirinya. "Gue juga yakin kalo lo emang ga bener-bener cinta sama gue, yang gue liat cinta lo bener-bener kuat ke sahabat lo itu" Zain mengerutkan dahi tidak paham.

"Lo cinta kan sama sahabat lo itu?" ujarnya sok tahu.

"Katya maksud lo?" ujar Zain memastikan.

"Emang lo pikir siapa lagi?, Dua cecunguk itu?" Sysyl menunjuk kedua orang itu dengan dagunya, yang di tunjuk pun mendelik sebal.

"Sembarangan aja lo manggil kita cecunguk, dasar mak lampir" ujar Rivaldi kesal.

"Berisik lo anak tuyul" ujar Sysyl

"Eh dasar anak tirinya mimi peri" ujar Raffi yang ikutan kesal

"Dasar titisan nyi roro kidul"

"Elo bayi bagong"

"Bego! Raffi, Rivaldo lo berdua bego"

"Elo lebih bego" ujar keduanya

"Bego! Bego! Bego! Mati aja lu sana, gaguna" ujar Sysyl kesal.

Sementara Zain terlarut dalam pikirannya, ia sedikit kesal pada Sysyl, harusnya saat ini ia marah karena Sysyl menjadikannya selingkuhan, namun ia malah tidak terlalu perduli, yang sekarang ia pikirkan adalah Katya, sahabatnya.

Zain memang menyukai Katya, namun ia tak yakin jika Katya balas mencintainya, alhasil ia mengubur rasa yang tumbuh itu dalam- dalam, ia tidak mau merusak persahabatannya. Namun sekarang? Persahabatan mereka benar-benar hancur. Katya meninggalkannya, meninggalkan kenangannya, meninggalkannnya, meninggalkan segalanya.

"APA PEDULI LO? BUAT APA GUE NGASIH TAU LO? EMANGNYA LO SIAPA?"   Katya marah."Sejak lo kenal sama Sysyl, sejak lo pacaran sama dia, sejak itu persahabatan kita selesai!" Katya menjauh. "Lo bahkan gapernah ngabarin gue, ngajak gue keluar, untuk sekedar ketemu lo aja susah banget." Zain mengingat-ingat kembali pembicaraannya tadi sore dengan Katya, ia marah, ia menangis, ia kecewa.

APA DIA MENYUKAINYA JUGA? Zain terus begelut dengan pikirannya, tanpa meperdulikan kedua sahabatnya yang masih beradu mulut dengan Sysyl.

Semenjak Zain pacaran dengan Sysyl, Katya berubah, ia seringkali menjauh Katya marah, Katya cemburu. "Ya! Katya mencintainya juga" batinnya meyakinkan.

Ia bergegas meninggalkan acara pesta Ulang tahun Sysyl, ia harus menemui Katya, ia harus menyatakan perasaannya juga.

Zain berlari secepat mungkin menuju halaman rumah Sysyl, tanpa memperdulikan teman-teman yang memanggilnya, merogoh saku celananya mengambil kunci motor, lalu melajukan motor sportnya, meninggalkan pekarangan rumah Sysyl.

"Mau kemana tuh si Zain?" ujar Rivaldi bingung.

Mereka yang melihat kejadian itu pun bertanya-tanya

"Mau kemana Zain?"

"Apa dia mau bunuh diri gara-gara Sysyl udah punya tunangan?"

"Kayanya dia sakit hati deh"

"Jangan-jangan dia mau bunuh diri"

"Husssh sembarangan aja lo pada" ujar Raffi mendengar penuturan terakhir dari teman-teman sekolahnya itu.

"Tau lo!" Rivaldo ikutan memarahi.

"Tapi kira-kira si boss mau kemana ya?" ujar Raffi dengan tampang wajah sok berpikir.

"Iya, ko kayanya dia buru-buru banget" timpal Rivaldi yang juga penasaran dengan Zain yang meninggalkan pesta Sysyl begitu saja.

"Dia tuh mau ngejar cinta nya!, masa depan nya!, gak kaya kalian jomblo akut udah gitu gapunya masa depan lagi, suram!" Sysyl berkata bengis.

Lagi-lagi mereka bertiga adu mulut, sampai tiba Kelvin, tunangan Sysyl meleraikan, mengajak Sysyl untuk kembali menyelesaikan acara pestanya. Gara-gara Rivaldi dan Raffi, kedua cecunguk itu mood Sysyl jadi jelek, ketularan wajah jelek dari Raffi dan Rivaldo kayanya, untung saja ada Kelvin yang membuat mood nya sedikit membaik.

***

Pukul 20.00 WIB, masih 2 jam lagi untuk sampai di Kota Perth.

Katya merasakan berat di pundaknya, ia mengerjapkan matanya melihat seseorang tengah tertidur dengan menjadikan bahu Katya sebagai bantalnya.

Reflek Katya menggeserkan sedikit tubuhnya hingga menempel dengan kaca pesawat, kepala laki-laki itu sekarang jatuh ke pangkuannya. Katya terkejut dengan segera Katya menepuk-nepuk punggung laki-laki itu yang merasa tidak terganggu sama sekali.

Katya geram, ia kembali menggoyangkan kepala laki-laki itu, dan berhasil. Ia melenguh lalu membenarkan posisinya, ia mengucek matanya perlahan lalu menatap datar Katya.

"Eloooo!!"...

Friendzone [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang