Chapter 22💛

1.3K 69 0
                                    

Perth-Australia

Edith Cowan University (ECU) adalah tempat dimana semua Mahasiswa dari seluruh dunia mempelajari keahlian dan berkembang menjadi lulusan yang sukses. Berdiri pada tahun 1991, universitas berkembang pesat dan masuk dalam 150 besar universitas dibawah usia 50 tahun dalam peringkat Times Higher Education Young University Rankings 2018.

Katya memutuskan untuk kuliah di Universitas tersebut, bukan hanya karena dekat dengan tempat tinggal neneknya, Katya memilih Kuliah di ECU juga karena Universitas itu memiliki empat nilai utama yaitu, Integritas, respek, pertanyaan rasional dan keunggulan personal.

Nilai-nilai tersebut membantu para mahasiswa dan staf memaksimalkan keahlian mereka, memberikan dampak positif untuk komunitas universitas dan lingkungan.

Universitas merayakan perbedaan dan keberagaman, dan mendorong semua mahasiswa untuk mencari bantuan di setiap saat mereka membutuhkan, itu sebanya Katya memilih Edith Cowan University, ia berharap bisa dengan mudah berbaur dengan orang-orang baru.

***

Pukul 08.00 waktu Australia, ia akan memulai hari barunya, hari pertama kuliah di EC University.

Memasuki pekarangan universitas, ia memarkirkan mobil hitam yang diberikan omanya, lalu bergegas memasuki kampus.

Sebagai institusi yang modern dan berpikiran maju, EC University adalah tempat dimana semua mahasiswa dari seluruh dunia mempelajari keahlian dan berkembang sukses.

Dengan dua kampus di Perth (Joondalup dan Mount Lawley) dan satu kampus di Bunbury selatan Perth (South West Campus), Mahasiswa dapat menikmati kota yang menyenangkan, serta banyak pantai, taman dan hutan-hutan didekat universitas.

Katya menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, menarik nafas lagi dan dihembuskan kembali, udara yang sangat segar yang jarang ia temui di Indonesia, bahkan di Bandung sekalipun tidak sesegar ini.

Celingak celinguk Katya mencari seseorang yang akan ia mintai bantuan untuk membantunya menemukan ruang kepala kampus.

"Exuse me" ujarnya pada seorang laki-laki yang sedang menunduk membaca buku, sehingga Katya tidak bisa melihat langsung wajahnya.

Laki-laki itu pun mendongak menatap Katya, yang ditatap pun membulatkan matanya terkejut. "Lo ngapain disini?" Ujar Katya sedikit keras membuat para mahasiswa menatapnya aneh, tentu saja, karena Katya berbicara menggunankan bahasa indonesia.

"Gue kuliah disini, lo ngapain disini?" Tanyanya dengan wajahnya yang selalu santai.

"Gue juga kuliah disini" entah Katya harus senang atau sedih, karena bertemu dengan laki-laki menyebalkan, atau ia harus senang. namun ia juga bersyukur setidaknya ada mahasiswa yang berasal dari Indonesia juga.

"Lo nyari ruang kepala kampus?" Tebak Adrian, ya laki-laki yang sekampus dengannya itu Adrian, dan Adrian juga yang tertidur di bahu Katya saat di pesawat.

Katya menganggukan kepalanya "Ayo gue anter" ujar Adrian menarik lengan Katya, sempat ingin protes karena Adrian menarik lengannya, namun Adrian lebih dulu bicara "takut nyasar" ujarnya lalu berjalan menyusuri koridor untuk mencari ruangan kepala kampus.


***

Jakarta-Indonesia

"Bangun sayang, bunda gamau kehilangan kamu" lirih perempuan paruh baya itu pada laki-laki yang sudah dua minggu terbaring diranjang rumah sakit.

"Dok! Anak saya kapan bangun" Dokter itu pun menunduk lesu, sedangkan laki-laki paruh baya disamping perempuan itu mengelus-elus punggung istrinya.

Flashback

Brakkk

Zain membuka mata menjelaskan pandangannya, terlempar 5 meter dari motor, kepalanya terbentur trotoar dahinya mengeluarkan banyak darah segar. Samar-samar Zain melihat banyak orang yang mengerumuninya, hingga ia menutup mata tak sadarkan diri.

Dimasukan kedalam mobil Ambulance, Zain dibawa kerumah sakit, dan petugas rumah sakit pun menghubungi keluarga korban, dengan bantuan dari handphone dan identitas di dalam dompetnya.

Farah yang melihat anaknya didalam ruang UGD menangis dan Ayahnya Zain berusaha menenangkan istrinya yang menangis histeris. Tak henti-hentinya Farah menangis hingga ia pun tak sadarkan diri.

Setelah kurang lebih 2 jam mereka menunggu, akhirnya pintu UGD pun terbuka, menampakan Dokter yang menangani Zain, dengan mata yang sembab Farah bertanya keadaannya pada Dokter yang bernama Iqbal itu.

"Dok gimana anak saya, anak saya baik-baik aja kan, dok!" Farah bertanya histeris, Adison pun menenangkan istrinya.

"Dokter gimana keadaan anak saya?" Ujar Adison.

"Sebelumnya saya mohon maaf, pasien belum sadarkan diri, anak bapak dan ibu mengalami cidera dikepala yang sangat parah, mungkin karena kepalanya terbentur dan pasien dalam keadaan tidak memakai helm, kemungkinan putra bapak koma, dan saya tidak dapat memastikan kapan putra bapak akan sadar" Farah yang mendengar itu pun menjatuhkan tubuhnya kelantai ia kembali menangis.











Part nya pendek wkwk💓
Follow ig saya @putridiana12__ 🖖








Friendzone [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang