Yura pov
Terhitung sudah tiga hari jeon jungkook tidak menghubungiku,tak ada pesan selamat malam atau sekedar pertanyaan basa basi seperti menanyai apakah aku sudah makan
Aku tidak menunggu dia untuk menghubungi lebih dulu,
Beberapa pesan sudah kukirim padanya,menanyai kabar dan dimana dia,tapi sampai sekarang tidak ada jawaban,bahkan pesan itu tidak kunjung dibaca.Sebenarnya banyak pikiran buruk tentang dirinya,apalagi saat kujumpai kemarin sorim eonni sudah siuman.
Apakah jeon jungkook menghabiskan waktunya dengan sorim,sehingga tidak sempat lagi memberi kabar padaku?
Atau aku memang bukan lagi prioritasnya?Sial,kenapa aku jadi melankolis seperti ini.
Karena mataku yang mulai pegal aku memutuskan menonaktifkan laptop didepannku,lagi pula ini sudah jam pulang,sepertinya kantor agensi sudah mulai sepi.
Aku mulai membereskan barang barangku,melepas kacamata yang bertengger sedari tadi dihidungku dan menaruhnya kembali kedalam kotak sebelum memasukannya ke tas
Ini sudah mulai larut,mungkin bus terakhir sudah lewat sedari tadi,aku tidak membawa mobilku hari ini,sepertinya menelfon yoongi adalah pilihan yang tepat.
Baru beberapa langkah menginjak lobi mata ku langsung terfokus dengan hyundai berwarna gelap yang terparkir tepat di depan kantor,itu mobil... Jungkook?
Tanpa sadar degub jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya ketika netraku menangkap seseorang berkemeja hitam polos dengan kedua lengan yang digulung sampai siku,benar...itu jeon jungkook.
Aku mengatur nafas sebaik mungkin dan mencoba terlihat biasa saja,sebelum menghampiri pria itu
"permisi ahjussi,mencari siapa?"
Ucapku dengan nada jenaka"yura?"
Jungkook agak terkejut melihatku,sepertinya dia tadi sedang melamun,aku hanya meresponnya dengan senyuman lebar"aku ingin menjemputmu,kau lembur hari ini?"
Jungkook bertanya sembari satu tangannya membuka pintu mobil dan Tangan lainnya berada di atas kepala ku,menahan agar tidak terbenturPerlakuannya tetap sama,tanpa disadari aku bernafas lega.
Saat jungkook sudah masuk kemobil aku pun menjawab pertanyaanya tadi
"ya,ada sedikit pekerjaan yang belum selesai,kau sendiri baru pulang kantor?"
Ucapku menanyainya balik"ah i-iya,aku baru pulang dari kantor"
Jungkook menjawab dengan kikuk,dapat kurasakan dia sedang canggung"bagaimana jika makan? Aku lapar,ayo kita mampir dulu jeon"
Ajakku dengan semangat"ayo,ingin makan apa hm?"
-o0o-
Salah satu restoran siap saji yang buka 24 jam menjadi pilihan makan malamku dan jungkook,disana hanya ada beberapa yang terisi,tidak sampai dari setengahnya.
Tak ada pembahasan penting sampai makanan datang,baik aku dan dia hanya menanyai bagaimana dengan hari masing masing
"jeon..."
Gumam ku pelan,rupanya sang empu mendengar"hm?"
Gumamnya sembari masih mengunyah potongan ayam"kemana kau beberapa hari ini?,kenapa tidak menghubungiku?"
Ucap ku setenang mungkin,bisa kihat tubuh jeon jungkook seketika menegang"maafkan aku,kantor sedang sibuk sibuknya,lain kali tidak akan ku ulangi sungguh,jangan marah ya?"
Jawabnya tergesa dan langsung menggenggam sebelah tanganku"hey aku tidak marah,hanya bertanya,kenapa aku jadi seperti ibu tiri begini?!"
Ucapku dengan nada bercanda,dan setelah itu tanpa dia ketahui aku membuang nafas berat,jeon jungkook berbohong? Hahah
"aku merasa bersalah"
Lanjut jungkook dengan nada agak pelan"kenapa kau berlebihan,aku tidak keberatan jika tidak kau hubungi,aku tau posisi mu jeon,aku juga tau tanggung jawabmu"
Ucapku dengan sengum tipisKemudian hanya respon anggukan samar dari jungkook,dan setelahnya hening,tak ada lagi percakapan diantara kami.
Aku tenggelam dalam pikiranku sendiri,baru pertanyaan pertama,dan jungkook sudah berbohong? Lalu bagaimana dengan selanjutnya,apa akan tetap seperti ini?
Saat aku mengunjungi sorim eonni dua hari yang lalu,aku melihat coat jungkook tersampir di sofa rumah sakit,sedangkan saat kujenguk kemarin ada parsel buah di nakas dan saat kutanya dari siapa,tanpa sengaja bibi worin menjawab bahwa itu dari jungkook.
Kurang jelas apalagi kalau setiap hari jungkook kesana?
"yura?"
Aku tersentak dari lamunanku dan langsung melihat kearah jungkook yang memanggilku
"a-ah iya,ada apa?"
Ucapku agak linglung"kau melamun? Ada masalah dikantor?"
Tanya jungkook padaku"iya,pekerjaanku agak banyak akhir akhir ini"
Jawab ku seadanya"kalau begitu kita pulang saja ya,sepertinya kau butuh istirahat,ayo"
Ajak jungkook sembari melingkarkan lengannya dibahu ku.Tak jauh dari restoran tadi jungkook menghentikan mobilnya,aku menyernyit,apa yang dia lakukan? Saat kuperhatikan punggung tegap jungkook masuk ke salah satu apotek,tidak terlalu memikirkan aku hanya menunggunya di dalam mobil
Tak lama kemudian jungkook kembali,membawa plastik kecil yang kuyakini berasal dari apotek itu
"ini vitamin,kumohon jaga kesehatanmu ya,jangan sampai sakit"
Ucap jungkook sembari meletakkan vitamin itu dipangkuanku"jika lelah bekerja jangan dipaksakan,kau sendiri yang tau tubuh mu kuat atau tidak,mengerti?"
"iya,mengerti"
Ucapku singkat padanyaTanpa sadar aku mengulum senyum.
Setelah itu tak ada obrolan diantara kami,benar benar hening,hanya ada lantunan lagu The truth untold milik BTS yang terdengar
Lima belas menit kemudian mobil jungkook sudah sampai tepat didepan rumahku,saat ingin keluar dari mobil,pergerakanku terhenti karena jungkook memanggilku
"yura"
"ya?"
Sahutku"istirahat yang cukup ya,kau banyak diam hari ini"
Ucapnya sambil menyelipkan anak rambutku ke belakang telingaAku menatapnya sejenak,mencoba merekam dengan baik obsidian sekelam malam itu yang kini sedang menatapku pula,mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa tatapan itu masih milikku saat ini.
"jeon.... jika kau pergi,maka kecewa akan kudapat lagi,kuharap jangan,karena aku sudah terlalu hafal setiap detailnya."
Ucapku dengan intonasi pelan dan satu senyuman lemah di akhir kalimat,selanjutnya aku keluar dari mobil.
Jungkook diam,tak ada jawaban darinya sama sekali,membuat aku lagi lagi merasa sesak.
"hati hati dan selamat malam,jeon jungkook"
Ucapku mengakhiri pertemuan hari iniTBC
Persona//JeonJungkook
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona||JeonJungkook
Fanfiction-sequel of Intricate - jika kamu pergi, maka kecewa akan kudapat lagi. kuharap jangan, karena aku sudah terlalu hafal setiap detailnya. - ©kim imeraa