Author POV
Teriknya matahari mulai berganti dengan semburat oranye pertanda waktu sudah mulai memasuki senja,koloni burung pun sudah berterbangan kembali ke sarangnya,gedung gedung pencakar langit yang terang kini mulai redup pertanda orang didalamnya sudah pulang untuk beristirahat,jalanan kota pun tak seramai beberapa jam yang lalu,hari ini hampir habis.
Terus seperti itu selama tiga minggu terakhir ini siklus hidup gadis itu...
Satu cangkir coklat panas yang asapnya masih mengepul serta satu buku sketsa dan peralatan lainnya tergeletak begitu saja di meja kecil dekat jendela,dengan seseorang yang menatap dalam pada langit senja.
Senja ya? Kenapa kata itu agak sensitif sekarang.
Sesekali angin menyapa kulitnya karena jendela yang di biarkan terbuka,wajah nya tanpa polesan saat ini,tubuh mungilnya hanya terbalut t-shirt putih dan celana training,rambutnya yang mulai memanjang di ikat dengan sembarang.
Setelah sekian lama menatap keluar jendela tanpa tujuan Yura pun menghela nafas panjang
Dengan hati hati,Lee Yura mengambil cangkir coklatnya dan meminum dengan perlahan,baru ingin meminum tegukan kedua ponsel yang dikantungi nya pun berbunyi pertanda panggilan masuk
Yura berdecak kesal,siapa yang mengganggu saat saat dimana hidupnya sedang tenang seperti ini
'Min Yoongi Tahu'
Melihat nama yang tertera disana membuat yura mengumpat dengan geram
"Hm?"
Ucap yura sekenanya"bagaimana disana? Apa masih bisa makan?"
Bukannya menanyakan kabar tapi malah pertanyaan tak bermutu yang keluar dari mulut berdosa kakak sepupunya itu"menurutmu?"
Jawab yura"kau sudah menjadi gembel ottawa"
Terdengar kekehan menyebalkan di sebrang sana"kau mau mati ya?"
Ucap yura dengan datar"mati kan tujuan setiap manusia"
Lagi lagi jawaban menyebalkan yang yura dapat"jika tidak ada yang penting aku tutup sekarang"
Peringat yura"yakin mau menutupnya? Aku punya satu kabar"
Yura mengangkat satu alisnya mendengar penuturan yoongi"apa?"
Tanya yura"sepertinya 'dia' mulai menjalani semua dengan biasa saja,apa kau juga begitu?"
Mendengar perkataan kakak sepupunya itu,yura langsung terdiam,tatapan sebalnya berubah menjadi tatapan penuh terka,otaknya langsung bekerja memikirkan 'Dia' siapa yang dimaksud yoongi, dan tak dapat di bohongi...hanya satu nama yang melintas di pikirannya sekarang.
Tanpa sadar,secara perlahan dia memutus sambungan dan meletakkan ponselnya di tempat semula,tak mengindahkan yoongi yang meneriaki namanya di sebrang sana,pikirannya seakan langsung penuh,coklat panas yang tadinya menarik pun tak dilirik lagi walau sedikit,
Belum ada yang berubah,sesaknya masih sama,dan kecewanya tak menyusut barang sejengkal
Pria itu,
apakah dia juga merasakannya?
Atau hanya Lee yura saja yang seperti ini?Janji janji yang diucapkan dengan lantang dulu seakan hilang dilahap semu,bersama untuk waktu yang lama,ada untuk satu sama lain,dan hal hal manis lainnya sekarang hanya menjadi omong kosong belaka.
Nyatanya mereka berakhir dengan seperti ini,bukan saling membenci memang,hanya saja...untuk bertatap muka atau bersua kabar pun begitu sulit, karena tak bisa ditampik bahwa rasa kecewa itu ada...bahkan sudah tertimbun cukup tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona||JeonJungkook
Fanfiction-sequel of Intricate - jika kamu pergi, maka kecewa akan kudapat lagi. kuharap jangan, karena aku sudah terlalu hafal setiap detailnya. - ©kim imeraa