"TIM SATU DAN DUA LATIHAN AGILITY!"
"AYO WOOSHIN! LEBIH CEPAT LAGI!"
"JEONGHAN! JANGAN BERHENTI SEBELUM SAMPAI BLUE LINE."
"YANG SUDAH SELESAI PUSH UP STARTS SPRINT DELAPAN SET, ISTIRAHAT SATU SETENGAH MENIT, LANJUT BACK PEDAL SPRINT!"
"TIM TIGA LATIHAN EDGE WORK! MULAI DARI INSIDE EDGE CONTROL, LANJUT CROSSOVERS!"
"DINO, XIAO! FOKUS!"
"KUHN, MINGYU! GOALIE LATIHAN EDGE WORK JUGA!"
Teriakan-teriakan para coach memenuhi ice rink malam itu. Saling bersahutan dengan suara blade yang bergesekan dengan es, juga suara puck yang bersentuhan dengan stick. Setelah gagal on-ice training pada hari Selasa kemarin, para coach mengganti, lebih tepatnya menukar jadwal latihan mereka. Pada saat off season, biasanya tim mereka latihan seminggu tiga kali, satu hari untuk on-ice training di hari Selasa, dua hari lainnya untuk off-ice berupa workout untuk menguatkan otot-otot mereka di hari Kamis dan Sabtu. Saat on season, mereka akan latihan dengan lebih intens. Menjadi atlet di universitas tak selamanya enak. Saat mahasiswa lain menikmati liburan musim panas, para atlet kampus, termasuk para anggota The Titans, harus merelakan liburan mereka untuk latihan juga.
Hari ini mereka 'terpaksa' latihan di kandang lawan. Biasanya mereka menyewa Mokdong Indoor Ice Rink setelah jam untuk publik selesai. Namun dengan jadwal yang berubah, mereka tidak bisa menggunakan ice rink tersebut. Pilihan akhirnya jatuh pada Korea University Ice Rink. Untungnya ice rink di sana sedang tidak digunakan.
Setelah dua jam latihan, yang mencakup warm-up drill, speed, agility, dan edge work, mereka bersiap untuk membersihkan diri dan mengganti baju di ruang ganti gelanggang. Suara dengungan para anggota yang saling mengobrol dalam waktu bersamaan semakin menjauh, membuat Wooseok menjadi orang terakhir yang keluar dari ice rink. Kakinya baru naik ke atas lantai semen, tangannya baru bergerak melepas helm hoki-nya, saat pintu masuk tiba-tiba terbuka. Sepasang mata menatapnya terkejut. Wooseok dapat melihat ada sepatu ice skating dengan tali yang terikat dan dijadikan pegangan di tangan pemuda yang kini terlihat seperti salah tingkah.
Mata Wooseok memicing. Otaknya berpikir keras. Ice rink ini harusnya tidak dimasuki oleh siapapun kecuali mereka dan petugas.
"Siapa lo?" Wooseok bertanya dengan suara datar.
"Eh?"
"Gue tanya, lo siapa? Ngapain di sini?"
"Ng, lo ngapain di sini?"
"Kok lo jadi bales nanya? Wait, lo di sini malem-malem gini... Lo anak Korea Univ?"
Pemuda itu mengangguk.
"Lo mata-matain latihan tim gue ya?" kali ini Wooseok bertanya dengan suara tajam.
"Hah?"
Wooseok dapat melihat raut kebingungan di wajah pemuda tersebut, namun tak lama.
"Aaah, lo anak kampus lain? Hmm anak hoki?"
Entah mengapa Wooseok merasa seperti ditelanjangi hanya dengan cara pemuda menatapnya dari ujung kepala sampai ujung kakinya yang ditutupi sepasang sepatu skate yang jelas berbeda jenis dengan sepatu skate yang dibawa pemuda tersebut. Padahal tatapan pemuda itu terlihat tenang, tanpa aura mengintimidasi atau apapun. Tapi berhasil membuat Wooseok gantian merasa salah tingkah.
"Kalo iya kenapa? Ngapain lo liatin gue begitu?"
Don't. Because those remind me of another pair of eyes.

KAMU SEDANG MEMBACA
DANCING ON ICE
FanfictionKim Wooseok alias Wooshin adalah center kebanggaan tim ice hockey kampus. Dibesarkan seorang diri oleh ayahnya, Wooseok hidup dengan beberapa mimpi. Menang dengan gemilang pada pertandingan ice hockey salah satunya. Yang ia tidak sangka, adalah bahw...