LIMA

2.5K 342 214
                                    

"Jangan menangis, kau menyakitiku!"

Nyawa Seokjin rasanya masih setengah. Bahkan kesadarannya belum terkumpul penuh pasca ia menangis habis-habisan dalam bilik toilet kantornya yang kini sepi.

Hatinya terasa remuk ketika bayangan dari Taehyung dan Jungkook tiba-tiba datang menghantuinya ketika Seokjin hendak memberikan jawaban atas peristiwa besar yang akan datang pada hidupnya.

Seokjin tidak bisa bicara banyak, tidak bisa menjawab. Ketika ia ditanya apa jawaban dari penawaran kerja itu. Seokjin justru berubah menjadi sosok bodoh yang seolah tak berpendidikan.

"A-aku... tidak tahu"

Jawaban bodoh! Wanita berambut pendek yang duduk di sebelah kiri Kepala Bagian Pengembangan itu sontak memerah hebat dan meluncurkan jutaan kalimat penuh amarah dan makian atas jawaban Seokjin yang terkesan bermain-main.

Seokjin itu rapuh. Mudah dilukai dan mudah disakiti. Dadanya nyeri tak tertahan ketika mendengar wanita itu memakinya sentimentil terhadap urusan keluarga. Mengatai Seokjin tak berhati besar.

Wanita itu tak lupa memberikan cerocosan panjang mengenai masa mudanya. Dimana ia saat itu juga harus meninggalkan anak dan suaminya untuk pindah ke kantor pusat. Memberikan bukti jika anaknya dapat tumbuh baik seperti anak pada umumnya tanpa kehadiran sang ibu.

Akan tetapi, kalimat demi kalimat dari wanita itu tak bisa merasuk ke dalam pikir Seokjin. Kalimat Taehyung justru bersarang dalam benaknya. Memengaruhi akal sehat. Ikut campur dalam jawaban Seokjin.

Jungkook yang sangat rewel saat masih bayi. Bagaimana lelahnya Seokjin dan juga Taehyung saat itu untuk menenangkan bayi mereka. Bergantian menggendong dan berjaga malam serta membuatkan susu formula dalam botol dot kecilnya.

Bertumbuh besar dan bertambah usia, Seokjin dan Taehyung harus menyisihkan uang lebih banyak lagi untuk menyewa pengasuh bagi bayi usia satu tahunnya. Tak satupun bisa menenangkan Jungkook kecil yang sangat sensitif terhadap orang baru yang tak dikenalinya.

Keputusan besar mereka ambil, ketika orang tua Taehyung memutuskan turun tangan membantu anak dan menantunya untuk mengasuh Jungkook setiap hari. Dengan ganti Taehyung harus mengantar dan menjemput bayi Jungkook setiap hari.

Pada usia tiga tahunnya, Jungkook sudah lebih tenang sehingga mereka menitipkan Jungkook di day care . Meski pada awalnya Taehyung sering berlari dari kantornya di seberang menuju ke sekolah penitipan itu saat Jungkook mulai menangis hebat.

Semua memori dari senang dan susah yang telah Seokjin lalui bersama Taehyung dan Jungkook mereka berputar memengaruhi kesadarannya. Membuat Seokjin tak bisa berkata-kata. Bingung dengan keputusan yang harus diambilnya.

Seokjin menginginkan ini. Menginginkan tawaran pekerjaan ini. Namun, Seokjin tak bisa membiarkan Jungkook harus tumbuh tanpa sosoknya. Tak bisa membiarkan Taehyung membesarkan Jungkook tiap harinya dengan sendirian.

Seokjin ingin egois. Namun, ia tidak tahu caranya.

"Jangan menangis lagi, aku mohon" ucap Namjoon dengan suara beratnya "Kau membuatku merasa sangat sakit"

Selepas dimaki habis, Seokjin pamit undur diri dan melepaskan segala kegelisahan serta rasa sedihnya di bilik toilet. Kepala Seokjin sudah dipenuhi dengan bayangan Taehyung dan Jungkook. Sampai Seokjin sama sekali tidak menyadari jika Kepala Bagian Pengembang itu sudah menunggu di toilet sejak lama.

Pikiran Seokjin sedang berantakan. Hebat lagi ia harus di hadapkan pada sosok yang tak ingin ia temui sekarang. Kehadiran Namjoon membuat masalahnya semakin runyam. Semakin kusut dan berantakan.

CarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang