Cuaca tengah kering. Masa peralihan yang terus berubah antara hujan lantas panas seharian dan sebaliknya. Ruangan kamar yang tak terlalu besar itu telah dinyalakan pendingin. Walau begitu, alat yang dibeli sejak lama itu seolah tak berfungsi. Gerak dan aktivitas lain menyebabkan ruangan kamar itu menjadi tetap panas.
Seokjin memejamkan matanya menahan deru nikmat yang berpusat di bawah tubuh telanjangnya. Menggigit bibir ketika dirinya merasakan titik nikmatnya sukses disentuh. Kedua tangannya meremat lengan kekar milik ayah dari Jungkook yang kini dalam posisi menindihnya.
Taehyung terdiam menatap intens wajah di bawahnya. Merekam baik-baik wajah dari sosok yang telah melahirkan Jungkook itu dalam ingatannya. Begitu indah rupawan dalam satu waktu bersamaan. Menggugah gairahnya dan makin memikat hatinya.
Ada rasa puas dalam hati ketika mendapati dada telanjang Seokjin yang berkeringat itu dihias kalung bandul anyelir merah itu. Seokjin makin cantik dan menawan lagi dari sebelumnya. Liontin anyelir merah itu bergerak pelan sesuai dengan tempo gerak pinggulnya di bawah sana.
Seokjin tak menyangka bisa hanyut dalam permainan ayah dari Jungkook. Taehyung melakukannya dengan tempo lambat dan penuh dengan kehati-hatian seolah takut menyakiti Seokjin. Berbeda dengan ritme Namjoon yang begitu cepat dan tergesa.
Suaminya juga mencium bibir amat lembut dan tenang. Menikmati dengan cara yang halus. Berlawanan dengan Namjoon yang dalam dan terburu-buru. Menyukai sensasi kasar dan panas tergesa.
Namjoon juga cenderung kasar dan agresif. Selama penyatuan, kakak iparnya itu lebih suka menciuminya tanpa jeda atau berbisik kata-kata kotor untuk merangsangnya lagi. Sedangkan Taehyung tenang. Menatapnya intens. Sesekali mencium dahinya lembut.
"Lelah?". Taehyung bertanya dengan suara yang berat dan dalam. Menahan sensasi luar biasa dalam penyatuan mereka.
Seokjin menatap Taehyung sayu. Seharian ini bekerja kemudian menyiapkan bekal si kecil yang ingin menginap di rumah nenek lalu mengantarnya ke sana jelas membuat Seokjin kelelahan. Suasana hening berdua di rumah saja membuat mereka saling terhanyut ke dalam sesi bercinta.
Taehyung membuang nafas memejamkan mata. Mendorong cukup dalam dan ia diam dalam posisi itu sejenak. Lalu ia menarik keluar miliknya guna memutus penyatuan mereka. Mengecup lembut pasangannya lantas membaringkan diri di samping Seokjin yang masih terengah.
Seokjin pasrah ketika Taehyung membawa tubuhnya ke dalam pelukannya. Tubuhnya masih lemas seusai bercinta dengan ayah dari Jungkook itu. Menikmati usapan yang lembut dari tangan suaminya dan ciuman sekilas di bibir dan dahinya.
"Terima kasih. Tadi sangat luar biasa" bisik Taehyung parau "Aku mencintaimu"
Seokjin mengerjap tak percaya. Sudah? Ini sudah selesai? Seokjin bahkan belum bisa menjerit nikmat. Apa ia yang terlalu hanyut hingga tak menyadarinya? Seokjin seolah terkena hipnotis dalam permainan seksual dari ayahnya Jungkook itu.
"Kau cantik" puji Taehyung menggerakkan jemarinya menyusuri wajah Seokjin.
Seokjin tersipu atas pujian dari suaminya. Kulitnya meremang ketika ia benar dapat merasakan tubuhnya bersentuhan dengan tubuh tanpa busana ayahnya Jungkook. Saling berpelukan di bawah selimut tebal yang menutupi tubuh telanjang mereka.
"Kau selalu memakai kalung dariku"
Seokjin mengangguk. "Aku menyukainya"
Seokjin menyukai kalung dengan bandul anyelir merah itu. Sejak Taehyung memberi kalung itu padanya, Seokjin mungkin tidak pernah melepasnya. Saat mandi sekalipun. Bahkan Seokjin tetap memakaianya disaat ia bercinta dengan Namjoon tempo lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Carnation
Fiksi Penggemarada beberapa pilihan warna, merah berarti kekaguman, kuning berarti kekecewaan, dan merah bercorak putih berarti penolakan. NamJin AU! with TaeJin