"Sudah tiga minggu dan semua orang terus saja membicarakan dirimu dan Pak Kepala Bagian Pengembangan"
Seokjin menyendok makanan di tangannya lalu mengunyahnya pelan hingga lembut. Mengabaikan sejenak ucapan temannya, memilih makan terlebih dahulu.
"Aku sudah tahu, Yoon" jawabnya.
"Aku tidak peduli jika mulut-mulut kotor itu membicarakan koneksimu sebagai adik ipar dari Pak Kepala" gerutu Yoongi.
"Tapi?"
Yoongi lalu menyeruput minuman yang ia pesan di kantin kantor kemudian menghela napas. "Mereka membicarakan hal yang tidak-tidak tentangmu dan Pak Kepala"
"Seperti?" tanya Seokjin pada akhirnya.
"Mereka bilang kau bermain di belakang suamimu untuk memindahkan proyek besar Evelyn ke kantor cabang" jelas Yoongi agak berhati-hati "Kau mengerti maksudku, bukan? Gosip semacam kalian tidur berdua atau berkencan diam-diam"
"Oh"
Yoongi membanting pelan sendok yang ia pegang ke dalam mangkuknya. Menelisik wajah kawannya yang tetap tenang dan terus saja makan tanpa adanya beban sedikipun akibat gosip yang ada.
"Begitu saja?!" tanya Yoongi tak terima "Kau sedang digosipkan telah bertindak perbuatan yang tidak senonoh! Harusnya kau marah atau apapun itu, Kim Seokjin!"
"Haruskah?"
Ya. Pertanyaannya adalah haruskah Seokjin merasa marah atas rumor panas yang kini dibisikkan satu telinga ke telinga lain atas dirinya? Haruskah Seokjin melindungi diri atas isu kantor tentangnya?
Mengapa perlu?
Seokjin terkekeh kecil. Ia tidak perlu sulit memikirkan gosip atas dirinya. Tidak perlu meredam kasak-kusuk omongan publik tentang dirinya dan melindungi harga dirinya. Karena memang isu perbincangan mereka nyata adanya.
Seokjin memang telanjang dan mendesah untuk Pak Kepala Bagian Pengembangan. Seokjin memang telah bermain di belakang suaminya demi kelangsungan pekerjaan.
Apa yang perlu Seokjin tindak? Dirinya sudah telanjur masuk dalam kubangan dosa dan kini ketika dirinya membela diri, itu justru jauh lebih memalukan. Lebih baik diam tak peduli atas itu semua.
"Apa ada hal yang tidak aku tahu?"
Seokjin mendongak dan menatap Yoongi yang kini memandangnya cemas. Teman terdekatnya yang putih pucat seperti salju. Dingin dan ketus seperti es. Baru saja dapat promosi menjadi manager produksi.
"Bagaimana kabar Jungkook?" tanya Yoongi kemudian mengganti topik pembicaraan mereka "Aku lama tidak bertemu si kecil kelinci gemas lagi"
"Masih lucu dan rewel seperti biasanya"
Yoongi terkekeh membayangkan betapa lucunya lagak putra dari Seokjin itu tiap kali mereka bertemu. Cara bicaranya yang lugu dan polos. Dua gigi depan atasnya yang lebih besar dan menonjol dari yang lain membuat bayi montok itu tampak mirip dengan binatang kelinci putih.
"Jungkook itu benar-benar perpaduanmu dengan Taehyung ya?" kekeh Yoongi.
Seokjin mengangguk. Walaupun Jungkook lebih mirip dengannya tetapi ada banyak hal dalam diri si kecil yang baru. Hasil dari percampuran gen dirinya dan Taehyung.
Yang paling mencolok adalah kulit si bayi. Kulit Seokjin yang putih bersih dan kulit Taehyung yang kecoklatan. Jungkook kecil tidak mirip keduanya. Kulit balitanya tidak seputih dirinya dan tidak secoklat kulit milik Taehyung. Perpaduan keduanya.
Untuk watak dari si kecil. Seokjin pikir Jungkook mungkin dianugerahi katakter yang berbeda dari kedua orang tuanya. Seokjin bukan tipe yang sekeras Jungkook dan Taehyung juga tipe lemah lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carnation
Fiksi Penggemarada beberapa pilihan warna, merah berarti kekaguman, kuning berarti kekecewaan, dan merah bercorak putih berarti penolakan. NamJin AU! with TaeJin