Kedua mata Seokjin tak hentinya menatap ke arah tubuh gempal Jungkook yang kini bertelanjang dengan posisinya tengkurap. Semenjak datang untuk dipijat ketika itu, Jungkook kecil menjadi lebih mudah untuk ditidurkan. Mungkin karena balita kecilnya merasa tubuhnya lebih nyaman.
Cukup efektif dan juga menghemat waktu Seokjin dan Taehyung saat malam. Seokjin bisa mengusap punggung Jungkook saat malam sampai setengah jam atau lebih. Dengan si kecil yang mengulum putingnya. Lalu Taehyung bisa membacakan hampir tiga atau empat dongeng setiap malamnya.
Setelah berdiskusi, Seokjin dan Taehyung memutuskan datang ke rumah orang tua Taehyung setiap akhir pekan. Membawa si kecil untuk dipijat sekaligus sering bertemu dengan kakek dan neneknya juga.
Memang repot dan juga kehilangan waktu bersantai akhir pekan. Namun, prioritasnya adalah Jungkook. Balita kecilnya.
Katakan saja Seokjin itu sosok egois yang selalu mementingkan dirinya sendiri di atas segala kepentingan lain. Seokjin hanya tak mau sampai kehilangan dirinya sendiri. Ia sudah kehilangan kedua orang tuanya dan kehilangan sosok yang paling dicintainya, kehilangan Namjoonnya.
Seokjin bahkan egois saat itu. Ia tidak mau harus mengandung Jungkook. Sampai ia pada tahap di mana keegoisannya sendiri telah mencapai puncak. Seokjin bagaikan orang kerasukan yang lari ke klinik untuk menggugurkan kandungannya.
Akan tetapi, Seokjin yang amat mengerikan itu telah lama pergi. Jungkook kini adalah prioritas Seokjin lebih dari apapun itu.
"Seokjin, sudah Ibu buatkan, ayo minum!"
Pandangan Seokjin bergerak mengikuti ibu mertuanya yang tiba-tiba masuk ke kamar dengan satu gelas minuman. Gelas berisi air olahan tanaman. Wanita yang berjasa membesarkannya selepas kematian kedua orang tuanya itu senang sekali membuat minuman herbal dari tanaman.
"Ginseng?" tanya Seokjin setelah meminum setengah dari gelas minuman herbal itu.
Ibu mertuanya mengangguk. "Ibu sedang mencoba membuatkanmu beberapa resep herbal penyubur kandungan"
Spontan Seokjin menghentikan aktivitas meminum isi gelas itu. "I-ibu?"
Seokjin terdiam tak sanggup mengucapkan apapun ketika tangan ibu mertuanya kini mengusap perut miliknya dengan gerakan lembut dan berulang kali. Seokjin tak bisa berucap melihat wajah wanita yang telah melahirkan Taehyung dan Namjoon tengah tersenyum hangat melihat perutnya.
"Nanti malam Jungkook tidur dengan Ibu saja, kau dan Taehyung bisa melakukannya di kamar depan"
Seokjin menggelengkan kepalanya pelan. Apa maksudnya ini? Seokjin tahu jika ibu mertuanya ingin mendapatkan cucu lagi, tetapi Seokjin tidak menyangka jika ibunya sampai melakukan hal sejauh ini.
"Ibu sudah beritahu Taehyung tadi dan dia bilang terserah" ucap ibu mertuanya sendu "Seokjin, kau bujuk suamimu ya?"
"Aku tidak tahu, Ibu" lirih Seokjin.
Wanita itu mengulurkan tangannya lantas mengusap lembut bahu kiri Seokjin dengan begitu sayangnya. "Tidak perlu malu, suara dari kamar depan tidak akan terdengar ke kamar Ibu. Kau dan Taehyung bebas untuk melakukannya"
"Lain waktu di rumah, Ibu" elak Seokjin.
"Tidak!" bantah wanita itu tegas "Ibu tahu hari ini masa suburmu sedang tiba, jangan sampai melewatkan kesempatan seharipun saat peluang kehamilannya tinggi!"
"A-aku sibuk minggu kemarin dan sedang ingin tidur berpelukan dengan Jungkook"
Wanita itu menggeleng tak suka. "Kau bisa berpelukan dengan Jungkook sore ini atau besok pagi, Seokjin. Tolong jangan terus beralasan dan menghindar"

KAMU SEDANG MEMBACA
Carnation
Fiksi Penggemarada beberapa pilihan warna, merah berarti kekaguman, kuning berarti kekecewaan, dan merah bercorak putih berarti penolakan. NamJin AU! with TaeJin