Seokjin lalu mengancingkan satu persatu kemeja seragam kerja kantornya. Bergerak merapikan penampilannya sebelum keluar kamar dan mendapati si kecil Jungkooknya yang sudah duduk manis di kursinya pada meja makan rumah mereka.
"Selamat pagi!". Jungkook berseru dengan riang sambil mengangkat sendok sarapan miliknya tinggi ketika Seokjin telah keluar dari kamarnya.
"Pagi juga, Sayang" jawab Seokjin lalu ia mencium gemas satu pipi bulat berisi milik Jungkook yang tengah makan bubur.
Beginilah rutinitas tiap pagi. Seokjin akan bangun lebih dulu lalu ia membangunkan Taehyung. Seokjin mulai beraksi di dapur sementara Taehyung menjemur pakaian milik mereka bertiga yang sudah dicuci oleh mesin cuci pada malam harinya.
Taehyung membuatkan susu untuk si kecil Jungkook dan Seokjin membangunkannya. Aktivitas dimulai bertiga. Taehyung yang memandikan Jungkook dengan Seokjin yang telah siap di kamar memakaikan baju Jungkook. Baru setelah itu Taehyung akan mandi. Selepas mandi, Taehyung kembali mengurus si kecil dengan sarapannya.
Seokjin selalu mandi terakhir. Saat Seokjin mandi, Taehyung sudah sigap menyiapkan semua bekal Jungkook dan selalu tengah sarapan bersama anak semata wayangnya. Baru setelah itu mereka bertiga akan keluar ke halte bus bersama-sama.
Kehidupan berkeluarga itu amat repot dan membutuhkan kesabaran tinggi. Seokjin sudah membuktikannya. Bagaimana sibuk dirinya setiap pagi menyiapkan semuanya.
Belum dengan aktivitas sore hari seperti mengambil pakaian kering, setrika, dan mengepel lantai itu urusannya Taehyung. Sementara Seokjin akan memasak makan malam dan mencuci selepas makan. Belum dengan tambahan kegiatan saat Jungkook mulai rewel kembali.
Melelahkan bukan? Seokjin merasa seperti itu. Ditambah lagi ia tidak menyukai semua ini. Membangun dan menjalankan keluarga dengan sosok yang tidak dicintainya.
"Bekal Jungkook apa?" tanya si kecil ketika melihat ayahnya yang memasukkan wadah makan miliknya ke dalam tas.
"Nugget dan bayam" jawab Seokjin disela aktivitasnya mengunyah makanannya.
Biasanya Jungkook makan dengan menu di sekolahnya. Namun, pernah sekali sekolah Jungkook menyediakan menu udang laut yang membuat Jungkook menangis sampai mengamuk habis pada semua guru sekolah hingga membuat Taehyung harus datang ke sekolah dan menenangkan Jungkook.
Sejak itu, sekolahnya selalu menghubungi Taehyung ketika menu di makan siang hari esoknya adalah seafood. Lalu Seokjin yang akan membawakan bekal makan siang si kecil mereka. Seperti hari ini. Sekolah akan menyediakan makan siang ikan tenggiri.
"Papa sakit?"
"Eh?"
Jungkook memiringkan kepalanya lantas ia menatap lucu sosok yang telah melahirkan dirinya ke dunia itu. "Jadi pucat terus suka diam, tidak nyanyi buat Jungkook lagi"
Oh ya? Apa Seokjin berubah seperti katanya Jungkook? Seokjin tidak merasa seperti itu.
"Jungkook kalau sakit diam saja seperti Papa sekarang" tambah si kecil.
Seokjin tersentak pelan ketika tiba-tiba saja wajah Taehyung ada di hadapannya. Pria itu berdiri di belakang kursi Seokjin lalu dia menolehkan kepala. Nafas Seokjin terhenti ketika ia sadar jarak wajah miliknya dengan wajah suaminya itu sangat dekat.
Jantung Seokjin seketika berdegup lebih cepat. Taehyung sangat tampan?
"Jungkook benar, kau agak pucat" ucapnya setelah menjauhkan wajah mereka.
Kepala Seokjin masih berputar. Pusing. Ia tak pernah sedekat tadi dengan Taehyung. Suaminya itu sangat rupawan. Begitu kata orang-orang. Mereka senang memuji wajah Taehyung yang sering disebut sempurna. Seokjin tak bisa mengelaknya. Taehyung memang setampan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carnation
Fanfictionada beberapa pilihan warna, merah berarti kekaguman, kuning berarti kekecewaan, dan merah bercorak putih berarti penolakan. NamJin AU! with TaeJin