DELAPAN BELAS

3K 230 187
                                        

"Kim Taehyung!"

Seokjin menangis sesegukan hingga wajah indanhnya memerah dan sembab basah oleh air mata. Menggenggam kuat tangan milik suaminya yang kini masih terbaring lemah di atas ranjang. Hati Seokjin hancur ketika Taehyung tiba-tiba kejang dan tak bisa bernapas saat Seokjin datang.

Seokjin roboh menangis dalam dekapan Namjoon ketika melihat para perawat di rumah sakit melarikan suaminya untuk mendapat pemeriksaan ulang. Kaki Seokjin lemas tak lagi sanggup menompang tubuh miliknya. Membiarkan Namjoon membantu dirinya untuk tetap berdiri.

Hari ini sudah habis untuk menangis bagi Seokjin. Nyaris pingsan mendengar kabar buah hati kecilnya kritis di unit perawatan intensif. Dalam kondisi antara bertahan atau tidak membutuhkan pendonor bagi kelangsungan hidup panjangnya.

Rasanya Seokjin ditipu oleh para dokter di rumah sakit yang mengatakan Taehyung baik-baik saja setelah operasi. Nyatanya suaminya mengalami pendarahan di otak yang terlambat dideteksi. Seokjin menjerit kencang saat Taehyung mendadak kejang dan kesulitan bernapas pagi tadi.

"Taehyung!"

Seokjin duduk lemas di atas kursi rodanya dengan menggenggan erat tangan milik Taehyung yang kini antara bisa melihatnya atau tidak. Dada Seokjin kini terasa begitu berat. Menginginkan tangan besar milik Taehyung memeluknya dan mengusap puncak kepalanya lembut seperti biasa.

"S-seokjin?"

Seokjin menangis makin histeris saat bisa mendengar suara Taehyung yang terbata menyebut namanya. Hatinya mencelos merasakan gerakan jemari Taehyung yang berusaha balas menggenggan tangannya.

"H-hei!" sapa Taehyung dengan suaranya yang lirih. "Kenapa menangis? Berhenti menangis ya? Kau tidak boleh sedih"

Seokjin menggeleng kuat. Deraian air mata membasahi pipinya makin banyak. Seokjin sudah hidup dalam kesedihan sedari kecil. Kehilangan dua orang tuanya, kehilangan Namjoonya, menikah dengan Taehyung.  Namun, baru kali ini ia merasakan sedih tak tertahan. Menyakitinya hingga remuk.

"Aku sekarang baik-baik saja, Sayang" ucap Taehyung lemah. "Berhenti menangis ya?"

Seokjin menggeleng. Kebohongan macam apa yang Taehyung katakan. Dokter yang menimba ilmu banyak itu sendiri yang mengatakan pada Seokjin jika Taehyung mengalami kerusakan di otak. Seokjin pingsan dalam dekapan Namjoon seketika.

Menggenggam dengan erat tangan kanan Taehyung, Seokjin meletakkan tangan sang suami di dahinya. Menangis tiada hentinya dengan posisi seolah memohon pada ayah dari Jungkook itu. Lidahnya kelu seketika tetapi Seokjin harus mengatakannya.

"T-tolong m-maafkan aku" tangis Seokjin penuh dengan penyesalan. Menumpahkan semua kesalahannya dihadapan ayah dari Jungkook itu dengan maksud memohon permintaan maaf karena perbuatannya.

"Kenapa meminta maaf?" tanya Taehyung.

Dada Seokjin nyeri. Taehyung bertanya dan Seokjin sendiri yang harus mengatakan semua kebenaran itu lewat lisannya atau ia akan membuat pernikahan mereka makin hancur karena dirinya lagi.

"A-aku mengkhianatimu dan Jungkook"

Tubuh Seokjin terasa lemas tak bertenaga seketika ia mengucapkan semuanya. Saat ia mengakui semua kesalahannya yang begitu menyakiti Taehyung dan Jungkook disaat yang bersamaan hanya demi rasa egois yang ingin digapainya sejak dulu.

"Memang apa yang kau lakukan?" tanya Taehyung pelan. "Kalau kau memang merasa bersalah, akui sendiri perbuatanmu padaku"

Seokjin merinding dalam tangisnya. Kini ia sedang diminta mengakui seluruh kebusukan perbuatannya selama ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang