Seokjin menundukkan kepalanya lagi pada cekungan wastafel. Tangannya gemetaran menggenggam sisi pinggiran wastafel yang ada di depan kamar mandi rumah teman Jungkook di penitipan anak. Setelah empat hari belakangan tubuhnya merasa begitu aneh. Memuntahkan kue coklat yang baru saja ia makan tidak lantas membuat rasa mual yang menderanya hilang.
Seokjin memijat pelan tengkuknya supaya isi perutnya lekas keluar dan merasa lega. Namun, hanya cairan putih yang terus saja keluar dari mulutnya. Air matanya mengalir keluar membasahi pipinya. Kepalanya kini berdenyut nyeri. Tubuhnya terasa begitu lemas dan nyeri sekujur tubuh.
Sudah beberapa hari ini Seokjin merasakan tubuhnya begitu aneh. Pinggulnya terasa nyeri. Perutnya yang terasa penuh dan juga sesak. Mual yang mendera membuatnya tak selera pada makanan. Jantung berdegup kencang dan kepala yang sering pusing. Ia mudah lelah pula belakangan ini.
"Seokjin!"
Seokjin memuntahkan cairan putih lagi dari mulutnya. Menghasilkan suara yang mengerikan akibat dorongan rasa mualnya. Tubuhnya makin terasa lemas. Kakinya kini gemetaran seolah ia akan rubuh saat ini. Ia memegang kuat pinggiran wastafel untuk menjaga keseimbangannya berdiri.
Sosok wanita yang merupakan ibu dari Kim Mingyu, teman sekelas Jungkook kecilnya di penitipan anak itu sigap melingkarkan lengannya di pinggang Seokjin. Menumpu tubuh Seokjin agar tidak terjatuh. Tangan kirinya lalu naik dan memijat tengkuk milik Seokjin dengan lembut.
Ibunya Mingyu kemudian membersihkan wajah Seokjin dengan handuk kecil bersih dan membantu Seokjin melangkah menuju ke dapur rumahnya. Mendudukkan Seokjin pada salah satu kursi makan. Wanita yang telah beranak dua itu menyodorkan segelas air putih hangat pada Seokjin.
"Jungkook?". Seokjin mendongak pada ibu dari Mingyu guna menanyakan bagaimana si kecil Jungkook di taman belakang.
"Ada nenek Mingyu, mereka pasti bermain di belakang" jawab ibunya Mingyu pelan.
Wanita itu lalu duduk berhadapan dengan Seokjin. Menggenggam satu tangan milik Seokjin erat dengan tatapan sendu. "Apa yang kau rasakan sekarang?"
Seokjin menggeleng pelan menggenggam gelas air itu di tangannya. Tak menyangka rasa mual beberapa hari ini membuatnya berakhir muntah di rumah temannya. Tidak tahu pula sakit apa yang menjangkitinya. Seokjin merasa tubuhnya sangat aneh.
"Mungkin kau salah makan?" tanya wanita itu lembut "Atau mungkin kelelahan?"
"Mungkin saja" jawab Seokjin pelan. Ia kini memejamkan mata ketika tangan ibu dari Mingyu itu menyentuh perut bawahnya.
Wanita itu tertawa kecil. "Mungkin usaha ayahnya Jungkook sudah berhasil?"
Seokjin gemetaran. Matanya terbuka lebar seketika. Menatap penuh keterkejutan ke arah wanita yang merupakan ibunya teman Jungkook itu. Menggelengkan kepalanya pelan tak bisa mencerna ucapan barusan.
"Mungkin si kecil ingin memberitahumu kalau dia sedang tumbuh di dalam sini"
○
○
○
○
○
"Masih mual?"
Seokjin meringkuk memeluk perutnya dan makin merapatkan tubuhnya pada pelukan Taehyung. Menikmati dekapan hangat dari ayah putra semata wayangnya itu. Seokjin merasa begitu tenang dan aman ada dalam pelukan hangat suaminya itu.
Taehyung mengeratkan pelukannya. Satu dua kali memberikan ciuman lembut pada pipi dan tengkuk Seokjin. Berusaha tetap berhati-hati agar ia tidak menekan hingga bisa menyakiti perut Seokjin sekarang ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/217479253-288-k725529.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Carnation
Fanficada beberapa pilihan warna, merah berarti kekaguman, kuning berarti kekecewaan, dan merah bercorak putih berarti penolakan. NamJin AU! with TaeJin