19. Cemburu.

4.3K 654 44
                                    

Setelah kemarin Taeyong bilang akan KKN, benar saja, lelaki itu kini sibuk mengabdi pada masyarakat. Bahkan Taeyong mulai jarang menghubungi nya dan menemui nya di rumah.
Yah meskipun tempat KKN Taeyong gak jauh-jauh banget dari kampus dan rumah Lisa, tapi tetep aja gadis itu merasa ada yang kurang saat Taeyong mulai jarang memberi kabar.

Apalagi kemarin saat Lalisa berkunjung di posko nya Taeyong, disana banyak perempuan yang menatap Taeyong dengan terpana, wajar sih... Taeyong memang dari dulu selalu di kejer-kejer cewe, dan Lalisa tak tau harus bagaimana, merasa tak berhak marah namun jelas sekali ia cemburu.

Saat salah seorang perempuan bertanya pada Taeyong bilang, "itu siapa Yong?" Sambil menatap Lalisa, lelaki itu pun hanya menjawab, "Oh ini, Lalisa. Temen gw." Entah kenapa kalimat itu membuat Lalisa merasakan cubitan dalam hatinya.
Padahal memang benar ia dan Taeyong tak punya status spesial apa-apa. Tapi kenapa... Kenapa Lalisa harus merasa panas dalam hati nya? Wajar kah?

Dan semenjak saat itu Lalisa selalu was-was pada perempuan-perempuan di posko itu, takut-takut jika mereka melakukan hal yang tidak-tidak pada Taeyong.

Apalagi saat mendengar kalimat dari Choerry yang mengatakan, "tau ga lis? Mahasiswa KKN banyak yang sering cinlok loh lis, hati-hati deh."

Ah Lisa jadi kesal sendiri mengingat nya!
Namun Lalisa cukup mengenal Taeyong dengan baik, lelaki itu tak mudah di taklukkan seorang wanita, dan sifat Taeyong yang dingin dan tegas tak mungkin membuat nya berpaling.

Hmm berpaling? Berpaling dari siapa?
Lisa? Yaa katakan saja begitu. Pokonya Taeyong ga mungkin macem-macem, Lisa yakin deh!

Dan hari ini Lalisa disuruh lagi sama si Bunda bawain Taeyong makanan ke posko KKN nya, sebenarnya alasan si Bunda saja, biar Lisa ketemu sama Taeyong gitu. Dan gadis itu pun datang menggunakan motor matic milik Bunda, di parkiran di depan posko KKN Taeyong, dan saat langkah kaki nya melangkah menuju dalam rumah itu, ia melihat pemandangan yang membuatnya terdiam di tempat.

Taeyong lagi ngobrol sama Dania di ruang tamu, setelah berpamitan akan pulang, Dania memeluk lelaki itu cukup lama dan itu membuat Lalisa marah.

"Ekhem! Assalamu'alaikum."

Suara Lalisa membuat Taeyong terkejut dan segera melepaskan pelukan Dania, entah kenapa Taeyong merasa malaikat maut telah tiba untuk mencabut nyawa nya detik itu, dan itu membuat Taeyong merinding.

"Waalaikumsalam Sa... Sejak kapan disitu?" Taeyong dengan segera menghampiri Lalisa dan menepuk kepala nya lembut.

"Sejak tadi." Lisa pun menepis tangan Taeyong dari atas kepala nya, Lalisa tak mengerti kenapa ia harus merasa di khianati, padahal Taeyong tak melakukan hal-hal yang berarti di sana, jelas Dania yang memeluk Taeyong, bukan Taeyong yang memeluk gadis itu. Ah Lisa kesal, dan butuh pelampiasan!

"Nih dari Bunda, cuma mau nganter ini doang. Gw langsung balik." Lisa meletakkan kresek hitam itu diatas meja dan segera akan pergi darisana, namun Taeyong menahan lengannya dan menariknya ke samping badannya.

"Dania lo mau balik? Yaudah balik gih," ujar Taeyong, dan jelas sekali Dania menatap Lalisa sinis, gurat wajah tidak suka terpampang nyata dan Lalisa jelas menyadari itu semua. Apalagi saat Dania melihat jemari Taeyong menggenggam jemari Lalisa, hal itu membuatnya tersenyum kecut.

Namun saat Dania menatap Taeyong, garis wajah nya berubah manis seolah tak pernah terjadi apa-apa, ck dasar bermuka dua! —batin Lisa.

"Yaudah aku balik duluan ya Yong, nanti kalo butuh hal lain lagi, hubungi aku aja." Senyum manisnya nampak cantik seperti seorang dewi cinta yang memberikan kesan nirwana pada siapa saja; Lalisa jadi tak bisa menebak apa yang ada dalam otak gadis itu.

Mantan Zone ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang