14. Luar Batas

4.7K 682 87
                                    

Setelah pagi mulai menyapa, Taeyong hendak menuju kamar tempat dimana Lisa tertidur. Baru ingin mengetuk pintu, namun Lisa langsung keluar dari kamar itu.

"Udah bangun lo?" Taeyong bertanya, menatap Lisa yang sepertinya sudah siap-siap sedaritadi.

"Udah lah... Lo siap-siap sana. Anter gw pulang" Lalisa pun berjalan menuju dapur entah mau apa.

"Yaudah tunggu bentar." Taeyong pun berjalan ke arah kamar mandi nya.

Tujuh menit setelahnya, Lalisa menyiapkan beberapa sandwich disana. Dan Taeyong pun sudah keluar dari kamar mandi, siap mengantar Lisa pulang ke rumah, karena harus sekolah hari ini.

"Nih sarapan dulu" Lalisa duduk di kursi —meja makan. Menyuruh Taeyong memakan sandwich buatannya.

"Ga telat lo nih?"

"Yaelah masih jam enam Yong."

Taeyong pun duduk disana dan sarapan.

"Lo udah gapapa buat masuk sekolah nih?" Taeyong bertanya, melihat wajah Lisa tampak biasa-biasa saja disana

"Ya terus masa gw harus ketinggalan pelajaran hanya karena nangisin cowo yg selingkuh?" Lalisa mengangkat sebelah alisnya.

"Ya iya sih... Maksud gw kan siapa tau lo ga mood gitu...."

"Ngomong-ngomong lo masuk ngampus jam berapa sih?" Lalisa bertanya

"Jam 8, masih lama. Dosennya juga belum tentu masuk, karena dari kmaren kan hujan, jadi banjir terus."

"Lah emang kelas lo juga ikutan banjir? "

"Ya gak juga, tapi jalan ke kampus nya yang banjir, jadi susah lewat nya
Kecuali kalo pake mobil"

Lalisa mengangguk paham. Apakah aku sudah mengatakan pada kalian bahwa Taeyong semester 6, ilmu hukum di UI?

Taeyong itu termasuk pria yang rajin, dan cukup berprestasi di Universitas nya. Sering mengikuti kompetisi debat antar universitas, mewakili kampus. Namun herannya, meski jago debat, entah kenapa ia selalu kalah jika sudah berhadapan dengan Lisa. Aneh bukan? Memang.

Selepas menghabiskan sarapannya, Taeyong segera mengantar Lisa. Karena cuaca diluar masih dingin, dan tak nyaman terkena dampak flu nya. Maka Taeyong pun mengantar Lisa menggunakan mobil.

Setelah sampai, Lalisa pun hendak bergegas turun, namun yang membuat heran, kenapa Taeyong pun ikut turun? Hendak masuk ke rumah Lisa kah?

"Ehh? Gw kira lo langsung balik." Lalisa mengernyit heran pada Taeyong.

"Sebagai pria yg baik, harus nganterin si anak perawan ke hadapan si ayah nya langsung. Biar gw ga dikira ngapa-ngapain lo. "

Lisa pun mengangguk, sambil ber-oh ria.

Keduanya pun langsung masuk ke rumah Lisa. Terlihat pintu rumahnya sudah terbuka, sepertinya Bunda nya Lisa mau ke pasar pagi ini.

"Assalamualaikum... Bun Yah, Lisa pulang." Lisa pun segera menuju lantai dua, mengganti pakaian nya dengan seragam sekolah, tak mandi karena ia sudah mandi tadi di rumah Taeyong.

"Waalaikumsalam," jawab si Bunda dan Ayah. Namun Lisa nya sudah melesat ke atas, tersisa Taeyong disana. Dan pemuda itu langsung bersalaman pada kedua orang tua Lisa.

"Om, Tan," ucap Taeyong menyapa.

"Gimana?" Ayah nya Taeyong bertanya

"Gimana nya om?"

"Masih aman kan?"

Taeyong pun terkekeh geli, astaga Ayah nya Lisa memang benar-benar....

"Tentu om, bisa bisa dipenggal sama tante kalo macem-macem."

Mantan Zone ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang