❬ ❛ 14. Afraid ❜ ❭

619 109 8
                                    

"Yujin, gue mau ke koperasi dulu, lo mau ikut gak?" tanya Yuna sembari memasukkan dompetnya ke dalam jas sekolah, kemudian berjalan ke luar kelas.

Yujin sudah masuk kembali hari ini, keadaannya sudah membaik, hanya memerlukan istirahat yang cukup untuk mengembalikan kondisi tubuhnya yang sempat menurun.

"Emang Jiheon kemana?" tanya Yujin sembari menyusul Yuna.

"Lagi ke kelas sebelah, gatau ngapain," jawab Yuna.

"Oh, yaudah aku temenin," ujar Yujin kemudian.

Mereka berjalan menyusuri koridor sekolah yang cukup ramai, mengingat sekarang adalah waktu istirahat. Banyak para siswa yang menggunakan untuk makan, berolahraga, maupun hanya duduk di kursi yang disediakan.

Tak jarang pula banyak yang mengalihkan pandangan mereka ketika Yuna dan Yujin lewat.

Apalagi? Tentu saja kejadian beberapa waktu lalu masih terbayang di benak mereka. Sementara itu, Yuna hanya bersikap biasa saja, dan Yujin menunduk seperti biasa.

"Ngapain nunduk mulu, sih? Emang ada yang menarik di lantai?"

Yujin mendongak, menemukan presepsi Yuna yang sedang menatapnya dengan intens.

"Nggak mau liat," gumam Yujin yang masih terdengar oleh Yuna.

"Liat siapa?" tanya Yuna namun tidak digubris oleh Yujin.

Yuna mencari jawabannya sendiri. Ia mengedarkan pandangannya ke sudut sekolah, kemudian melihat segerombolan anak laki-laki dekat koperasi.

Yuna menghela napasnya. "Nggak papa, kan ada gue," ujarnya.

Yujin memberanikan diri untuk mengikuti Yuna di belakangnya, berusaha mengacuhkan gemerisik yang menganggu telinga.

"Eh udah masuk?"

"Lah kirain gue udah end hidupnya."

"Wih, Jin, kayaknya dia pura-pura doang tuh sakitnya."

Hyunjin yang kebetulan berada di samping Yujin, turun dari meja yang sedari tadi di dudukinya kemudian menarik lengan Yujin secara paksa.

"Apaan sih lo?!" teriak Yuna menyadari bahwa Yujin kembali diganggu oleh seniornya itu.

"Lo yang apaan? Gue mau main sama Yujin kok," balas Hyunjin.

Tangannya masih mencengkram lengan Yujin dengan kuat, membuat Yujin menahan sakit dan diam-diam meremat rok hitamnya tersebut.

"Main? Apanya main?! Lo ga liat Yujin kesakitan gitu?! Sinting lo!" Yuna menyentak tangan Hyunjin hingga cengkramannya terlepas.

"Cih, gitu doang kesakitan," cibir Hyunjin.

"Ya dia cewek, bego! Seenggaknya dia bukan pengecut kayak lo. Lawan kok sama cewek," sindir Yuna keras.

Mata elang Hyunjin beralih menatap Yuna dengan tajam. Dibalas dengan tatapan yang serupa oleh Yuna sendiri.

"Maksud lo apa bilang gue pengecut?" tekan Hyunjin.

Yuna mengalihkan pandangannya sejenak kemudian kembali menatap Hyunjin. "Kalau punya otak mikir aja sih, udah ngelukain anak orang, terus ditinggal gitu aja. Sebenernya lo cowok apa banci?"

Bugh!

Suara ricuh memenuhi koridor tersebut. Hyunjin melayangkan pukulan nya ke pipi Yuna, hingga sang empu menoleh ke kanan.

"Jaga omongan lo, gue bisa aja ngelukain lo," desis Hyunjin.

"Well, lo udah ngelukain gue," sinis Yuna.

Hwang, I Trust You | Hwang Hyunjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang