Side Ending

632 73 19
                                    

"Hai. Maaf jarang kesini, aku sibuk banget. Kuliah bener-bener ngerepotin."

Hyunjin menaruh satu bucket bunga di atas makam yang bertuliskan Hwang Yujin, berikut dengan tanggal kematiannya.

Hyunjin menatap sendu makam adik tirinya tersebut, lantas berdoa untuk ketenangan nya dialam sana.

"Kamu tau? Aku masih ngerasa bersalah sama kamu. Bahkan aku belum bisa memperlakukan kamu kayak adek kakak lainnya," ujar Hyunjin setelah berdoa.

Ucapan nya terjeda sejenak, seiring dengan berkumpulnya cairan bening diujung matanya.

"Jujur, aku nggak tau kenapa bisa sejahat itu sama kamu. Firasat aku bilang kalau kamu bakal jadi hama buat aku nantinya. Bener aja, ternyata mama kamu nikah sama papa aku haha. Tapi tenang, aku nggak benci sama kalian, aku udah nyoba buat terima semuanya."

"Oh iya, disana kamu pasti seneng kan? Udah nggak ada yang ganggu kamu lagi, mungkin nemu temen yang baik juga daripada yang disini. Dan juga kakak yang baik pastinya. Ya kan?"

Hening, tidak ada suara apapun selain gesekan ranting pohon satu dengan yang lain. Hari sudah sore, sedangkan Hyunjin masih menyesali perbuatannya terdahulu disini.

"Aku minta maaf, serius. Udah berapa kali aku ucapin ini setiap kali ngunjungin kamu. Tetep aja, rasa bersalah aku nggak berkurang sama sekali, justru malah bertambah."

Hyunjin kembali menatap lamat-lamat makam adik tirinya tersebut. Seolah bisa melepas semua rasa bersalah sekaligus rindu yang ia tahan selama ini.

"Kalau gitu, aku pulang dulu ya? Kalau ada waktu nanti aku main lagi hehe. Jangan ketawain aku dari sana, karna aku yang nangis disini, padahal dulu galak banget depan kamu," sarkas Hyunjin bercanda, namun setetes air mata tetap mengalir di pipinya.

Hyunjin berdiri, kemudian berbalik badan setelah mengamati makam itu sekali lagi.

Netra nya menatap Yuna dan Jiheon yang baru saja datang dan sedang mengarah kesini. Ia segera menghampiri mereka berdua, juga Yuna dan Jiheon yang berjalan ke arah sini.

"Udah selesai kak? Kalau belum lanjut aja, kita gapapa kok nunggu disini," tanya Jiheon.

Hyunjin menggeleng sembari tersenyum, "Udah kok, gue mau pulang juga. Dicariin papa soalnya," jawab Hyunjin melirik jam yang tersampir di tangan kanan nya.

"Oh, yaudah deh. Misi kak," Jiheon menarik tangan Yuna yang masih mengunci tatapan tajam nya pada Hyunjin.

Yuna pun melewati dirinya, kemudian berbisik pelan, "Sikap lo nggak bisa ngembaliin Yujin lagi, brengsek."

Hati Hyunjin retak mendengar kalimat itu. Tatapan nya pun berubah menjadi kosong seketika.

Benar, sekeras apapun ia mencoba meminta maaf, Yuna tidak akan memaafkan nya. Pun dengan Yujin yang tidak akan pernah bisa kembali lagi.

Hyunjin mendongak, melihat langit biru yang indah dihiasi awan putih yang terlihat cantik, kemudian berkata,

"Kalau kamu lagi liat ini, aku harap kamu sadar, gimana nyesel nya aku sekarang, Jin."

+++

"Ck si brengsek masih punya hati ternyata," sarkas Yuna melihat bucket yang masih terlihat baru diatas makam kawannya.

"Hush! Gaboleh gitu. Ini di makam, jaga sikap," tegur Jiheon.

Yuna hanya mendengus sebal, kemudian menatap lirih makam kawan lama nya itu.

"Jin, ini udah setaun lo ninggalin kita. Tapi kenapa gue ngerasa lo masih di sekitar kita ya?"

Mata Yuna sudah berkaca-kaca, bahkan sebelum mengucapkan kata pertama nya.

Ah, dirinya se-sensitif ini jika membahas Yujin.

"Gue belom bisa maafin kak Hyunjin. Kepergian lo masih ninggalin duka buat gue. Nggak bakal pudar gitu aja," ujar Yuna lagi.

Jiheon hanya mendengarkan semua omongan Yuna sambil menatap makam Yujin.

Di hari itu, mereka berdua menghabiskan waktu sore nya di makam kawan mereka sendiri, tanpa tahu bahwa ada yang mengawasi mereka.

"Aku juga kangen sama kalian.. tapi apa bisa kalian ngeliat aku?"

+++

Hyunjin sedang berada dikamar Yujin. Sederhana, mencoba menghilangkan rasa rindu nya itu.

Langkahnya terarah ke meja belajar yang berada di sudut kamar, lalu duduk di kursi yang ada disana.

Matanya menatap setiap inci barang yang tertata rapi disana, sampai satu buah kotak pink menyita perhatiannya.

Hyunjin mengambil kotak tersebut dan membuka nya, kemudian membuka surat yang berada paling atas.

Halo kak Hyunjin.

Aku Yujin, Hwang Yujin. Aku cuma mau bilang, kalau aku sayang sama kakak. Meskipun kakak nggak pernah anggap aku hehe.

Abis baca surat ini, kakak buka foto foto nya ya. Itu foto yang aku ambil diem diem, karna aku seneng punya kakak seganteng kak Hyunjin.

Aku nggak papa kalo kakak emang nggak nganggep aku sebagai adek, karna aku rasa aku emang nggak pantes jadi adek seorang Hwang Hyunjin.

Aku cuma mau bilang, aku sayang sama kakak, kayak adek kakak lainnya. Walaupun aku tahu, aku nggak akan bisa rasain kasih sayang dari kakak.

Oh iya, foto foto nya, kakak simpen ya. Itu kenang2an dari aku lho! Kalau2 kakak kangen sama aku, kakak tinggal buka kotak ini. Aku harap kakak nggak buang kotak ini ya, walaupun aku udah expect kakak bakal buang:(

Dibawah foto2 itu ada surat, kakak mungkin bakal seneng ngeliat surat itu, karna aku akan cepet hilang dari kehidupan kakak seperti yg kakak mau.

Kepanjangan ya? Maaf.

Aku cuma bilang itu aja, aku sayang kakak, walaupun kakak nggak sayang aku.

Hwang Yujin, tanggalnya

Ia beralih ke kotak itu, kemudian melihat beberapa polaroid yang terdapat foto dirinya, bahkan ia tidak tahu kapan itu diambil.

Senyum dirinya yang manis, ia temukan setelah kenyataan yang pahit.

Mata Hyunjin kembali memanas, kenapa Yujin selalu bersikap manis, bahkan setelah ia bersikap buruk padanya?

"Kenapa kamu bikin aku merasa bersalah lagi, hm?"

Hyunjin beranjak keluar dari kamar Yujin setelah menaruh kembali barang-barang itu, lengkap dengan penyesalan nya selama ini.

Hyunjin kembali berbalik menatap kamar Yujin yang terlihat rapi dan bersih, karna pembantu mereka selalu membersihkannya setiap hari.

Puas melihat kamar bercat putih tersebut, Hyunjin lekas kembali melangkah, kemudian mengunci rapat kamar itu. Berharap seluruh kenangan pahit bisa hilang dari ingatan nya.

Menunduk lemas, Hyunjin bergumam, "Maaf, aku emang nggak cocok jadi seorang kakak."

(+++)

ini sebenernya ending sebelum aku revisi ... karena sayang buat dibuang jadi aku publish aja heuheu. karena menurut aku terlalu biasa untuk sad ending dengan tokoh Yujin meninggal, jadilah aku stir banting jadi happy ending 😔 maaf ya kalo banyak kekurangann huhu

Hwang, I Trust You | Hwang Hyunjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang