❬ ❛ 18. Protective ❜ ❭

578 96 2
                                    

3 hari setelah pembullyan kembali terjadi pada Yujin, Yuna dan Jiheon lebih protektif kepadanya. Terutama Yuna.

Seperti sekarang, Yujin ingin ke toilet, namun Yuna memaksa untuk ikut. Sedangkan tugasnya sendiri belum selesai dan itu harus dikumpulkan sebelum waktu istirahat selesai. Yaitu 10 menit lagi.

"Kamu kerjain tugas aja, aku gapapa kok sendiri," cegah Yujin.

Yuna berdecak malas, "Terus biarin lo sendiri dan jadi bahan bully lagi? Nggak. Pokoknya gue ikut, gue ga peduli sama tugas. Bisa minta papa buat nyogok."

Sebenarnya ucapan Yuna hanya bercanda, namun Yujin menanggapi nya dengan serius.

"Kamu serius?"

"Nggak, bercanda. Ayo, jadi gak?" Tanya Yujin yang sudah berdiri dari bangkunya.

"Yaudah deh, ayo," pasrah Yujin.

Srett!

"Akh!"

"Eh eh mau kemana? Sini dulu dong."

Shuhua tiba-tiba berada di kelas Yujin dan menjambak rambut Yujin.

Yuna yang melihat itu tentu tidak terima, ia menghempaskan tangan Shuhua kasar hingga membuat sang empu mengerang rendah.

"Mau apalagi lo? Gak cukup sama kejadian kemaren?"

"Nggak. Dan gue rasa ga bakal cukup," sinis Shuhua sembari smirk.

"Ikut gue!" Titah Shuhua mencengkram tangan Yujin kuat hingga meninggalkan bekas merah disana.

Yuna tidak mengejar, dia hanya diam di depan pintu kelas sambil bersandar sembari bicara, "Oh, lo gak malu ya? Jabatan papa lo aja masih dibawah papa gue. Sok berkuasa banget jadi orang."

Shuhua tercengang. Ia melepaskan cengkraman tangannya pada Yujin lalu membalikkan badannya menatap Yuna dengan amarah. Sedangkan yang ditatap hanya senyum miring sembari memainkan tangannya.

"Nggak usah ngomong hoax," desis Shuhua sedikit bergetar. Ia takut, bahwa semua orang mendengar omongan Yuna.

Kenyataannya, tentu saja semua orang mendengar. Mereka semua berkumpul semenjak Shuhua menghampiri kelas Yujin.

Ya, memang papa Shuhua sendiri adalah pejabat. Namun, tidak ada satu orang pun yang tahu bahwa jabatan papa Yuna lebih tinggi.

Bahkan Yuna baru mengetahui tadi malam, ketika ingin mencari pulpen di meja kerja ayahnya. Namun ia malah salah fokus terhadap satu dokumen disana.

"Apa? Hoax?" Yuna tertawa pelan, "PERLU GUE JELASIN KALO JABATAN PAPA LO ITU DIBAWAH PAPA GUE?!!" teriak Yuna dengan keras.

Bisikan-bisikan orang mulai bergemuruh, mereka membicarakan Shuhua yang selama ini berlagak seperti orang paling kaya. Sebelum Yuna pindah tentunya.

Dan ... selama ini Shuhua menentang Yuna? Yang notabenenya anak atasan papanya sendiri?

Mereka semua tidak habis pikir, mungkin jika mereka berada pada posisi Shuhua, mereka lebih memilih diam di kelas sembari membaca buku. Tidak peduli atas apa yang dilakukan Yuna.

Itu lebih baik ketimbang mencari masalah dengan anak atasan orang tua kalian, bukan? Kau tahu sendiri apa resikonya.

Shuhua jalan terburu-buru menghampiri Yuna kemudianㅡ

Plak!

"Jaga omongan lo!" teriak Shuhua.

Begini lah jika dua orang barbar bertengkar. Berdoa saja tidak menggunakan bangku sekolah sebagai alat perkelahian.

"APA?! GUE SALAH?!!" ucap Yuna tak terima lalu menendang perut Shuhua hingga ia terjatuh tepat di depan Yujin.

Yuna itu pemegang sabuk hitam jika kau ingin tahu. Tenaganya tentu tak bisa diremehkan.

Yujin yang melihat Shuhua meringis kesakitan hanya terkejut dalam diam. Ia melihat Yuna yang menatap Shuhua dengan tatapan ...

Meremehkan?

"Ada apa ini?!!" Pak Rowoon datang bersama pak Heechul, disusul oleh dua siswi yang sepertinya melaporkan hal ini.

"Sudah! Bubar kalian! Bel masuk udah bunyi!" titah pak Rowoon menginterupsi yang siswa-siswi yang lain.

Meninggalkan dua siswi dan dua guru tersebut di koridor yang sekarang sudah sepi.

"Kamu kenapa sama Yuna? Udah tau dia barbar gitu, masih aja nyari masalah," ucap pak Heechul yang terdengar sedikit sinis.

Nyatanya, Shin Yuna memang terkenal barbar seantero sekolah. Guru pun mengakui itu.

Pak Rowoon membantu Shuhua dengan pak Heechul. Namun Yujin dapat melihat mereka berdua sedikit canggung karna harus berkontak fisik.

Yujin dengan sigap membantu Shuhua yang masih membungkuk karna menahan sakit di perutnya.

"Apaㅡ"

"Sebentar aja. Aku bantu kamu ke UKS. Abis itu silakan bully aku kayak biasa."

+++

Selesai membantu Shuhua ke UKS, Yujin beranjak pergi setelah berpamitan pada mereka yang ada disana.

Berniat untuk ke kelas, namun kepala nya terasa sangat sakit secara tiba-tiba. Ia sampai harus berpegangan pada besi di balkon kelas karna penglihatan nya yang memutih.

Yujib mengurungkan niatnya untuk kembali ke kelas, dan memutuskan untuk pergi ke toilet.

Beberapa kali ia hampir terhuyung kedepan, namun ia berusaha menjaga kesadarannya.

Setidaknya, sampai di toilet nanti.

"Ugh," rintih Yujin sembari memegang kepalanya.

Ia terduduk di closet yang tertutup, berusaha menghilangkan rasa sakit di kepalanya yang semakin menjadi-jadi.

Entah, Yujin merasa aneh dengan dirinya 3 hari belakangan. Seperti merasa pusing tiba-tiba, lalu pandangannya menghitam seketika. Beberapa saat kemudian, itu akan menghilang.

Dan itu semua terjadi tidak hanya sekali, melainkan berkali-kali dalam sehari.

(tbc)

Hwang, I Trust You | Hwang Hyunjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang