Chep 01

611 205 52
                                    

Kring kring kring

Bel sekolah berbunyi nyaring. Semua siswa berhamburan untuk menuju rumahnya masing-masing. Begitu juga yang di lakukan cewek berparas pendek, tembem, manis, dan pintar itu. Cewek yang mempunyai tingkah di luar nalar.

Rany Rahmawati berjalan memegang susu kotak kesukaan nya. Kebiasaan meminum susu dimana pun dia pergi.

Tiba di depan gerbang sekolah, menunggu angkot datang.

Sore ini, langit menunjukan warna hitamnya. Dimana akan terjadi hujan. Sial Rany tidak membawa payung atau pun mantel.

Benar saja, tetesan air mulai turun. Itu bertanda bahwa hujan sudah datang. Rany bingung harus berbuat apa? Apa dia diam saja menunggu angkot datang? Tapi nanti bajunya basah terkena hujan.

Sebuah mobil berhenti di depannya. Rany mengerutkan dahinya. Siapa itu? Kenapa berhenti di depan dia?

Seorang cowok berparas tinggi, tampan, lesung menempel di pipi dan hidung seperti puncak gunung atau mancung. Keluar dari dalam mobil tersebut.

Cowok itu berdiri tepat didepan Rany. Membukakan payung untuk menutupi tubuhnya dari air hujan.

Seketika jantungnya berdegup sangat kencang.

"Ka-mu sia-pa?" tanya Rany gugup.

"Gue? Gue siapa emang?" tanya balik cowok itu menaikan sebelah alisnya.

Rany mendengus kesal, cowok di depannya ini menyebalkan. Dia bertanya harusnya di jawab terlebih dahulu, tapi malah cowok ini membalikan pertanyaan yang dia kasih.

"Kalo gue tau gue gak nanya!" Jawab Rany kesal memanyunkan bibirnya ke depan.

Cowok itu hanya ber- O ria. Rany semakin kesal, dengan cowok didepannya. Dia pun mendorong tubuh cowok itu agar menjauh.

"Kenapa?" tanya cowok itu menatap Rany heran.

"Gak." Jawab nya ketus.

Lagi-lagi cowok itu hanya ber- O ria.

Rany ingin pergi dari hadapan cowok itu, saat dia hendak melangkahkan kakinya cowok itu menarik tangannya untuk berhenti.

"Tunggu!" ucapnya yang berhasil memberhentikan Rany. Dia melepas tangannya.

Hujan semakin deras, Rany tidak memperdulikan bajunya yang sudah basah. Yang ada hanya kekesalan dihatinya. Cowok itu terus membuatnya kesal. Rany membalikan badannya menatap cowok itu dengan raut sinisnya.

"Apa?" tanya Rany ketus.

"Gue cuma mau kembaliin ini" ucap cowok itu menghampiri Rany dan memberikan sebuah gantungan berbentuk beruang yang lucu.

"Gue cuma mau kembaliin ini" ucap cowok itu menghampiri Rany dan memberikan sebuah gantungan berbentuk beruang yang lucu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa bisa di lo? Kenapa lo juga bisa tahu gantungan ini punya gue?" tanya Rany mengambil gantungan itu kasar.

"makasih" jawabnya tersenyum.

Rany semakin kesal, percuma dia bertanya jika tidak pernah dijawab. Apa cowok itu tidak bisa menjawab sebuah pertanyaan?

"Ya, lain kali kalo ditolong bilang makasih ya!" ucap cowok itu tersenyum dan pergi meninggalkan Rany tanpa menjawab pertanyaan nya.

Rany mendengus kesal, dia menghentakan kakinya.

"Ada ya cowok kek gitu? Padahal cuma nemuin gantungan kunci gue dan balikin ke yang punya di bilang tolong?" gerutu Rany kesal.

Dia pun beranjak pergi untuk menuju rumah. Karena angkot yang tidak kunjung menampakan rodanya.

***
Dengan baju yang basah kuyup akibat hujan dan perjalanan yang cukup jauh. Rany sampai dirumahnya, dia melepaskan sepatunya dan menaruh di rak sepatu.

Dia bergegas untuk mandi, membersihkan diri dari air hujan.

30 menit selesai dengan aktivitas mandinya. Mandi apa konser neng? Setelah selesai mandi Rany mengenakan phiyama bergambar kambing hewan kesukaannya.

Krenyut krenyut krenyut

Suara perut Rany berbunyi, musik meminta untuk di asupi makanan. Rany memegang perutnya dan mengelusnya.

"Ya Allah, perut-perut musikmu itu jelek. Andai musik perutku bisa di ganti sama lagunya via Vallen asik keknya" gumam Rany terkekeh.

Rany pun turun menuju ruang makan dan menghabiskan makanan yang ada disana.

Rany melihat mamanya yang tengah memakan buah dengan santai sambil menatap layar ponselnya.

"Hallo sayang!" Sapa Delia mama Rany saat melihat putrinya.

Wanita paruh baya yang awet muda itu adalah kembang desa di kompleknya. Banyak sekali pria yang menginginkan Delia untuk menjadi istri.

"Hai ma" balas Rany mengecup pipi mamanya.

Rany duduk didepan Delia, dia mengambil piring, nasi, dan lauk yang sudah bibi masak untuk dia makan.

"Ran, temenin mama ke kantor yah besok! Mama mau ngenalin kamu ke orang-orang kantor" ucap Delia menatap putrinya memohon.

"Ngapain?" tanya Rany yang tengah asik memakan.

"Yah, mama pengin kamu deket sama karyawan-karyawan mama lah" jawab Delia.

"Oh, ya udah besok" balas Rany mengiyakan.

Rany dan Delia pun melanjutkan aktivitas nya masing-masing Rany yang asik makan, dan Delia yang sibuk menatap layar ponsel.

Baca ulang gak papa😁aku revisi ini semoga suka😊





First Love ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang