chep 19

75 31 4
                                    

"Gue nolak!" tegasnya yang hendak ingin pergi. Tapi lagi-lagi tangan nya ditahan. "Lepas atau gue tendang masa depan lo!" ancamannya dengan tatapan tajam.

Farel bergidik ngeri mendengar kan ancaman dari Rany.

"Gue pamit deh, sekian terimakasih" ucapnya yang melenggang pergi.

Ade masih tampak santai, tidak menghiraukan ancaman dari Rany. Dia pun menarik Rany menuju parkiran.

"Naik!" perintah Ade.

"Nggak!" tegas Rany ketus dia melihat kedua tangannya didepan dada.

"Mau gue gendong atau naik sendiri?" tanya Ade datar.

"Gak, gue mau pulang sendiri!"

Benar saja Ade mengangkat tubuh Rany dan menaruhnya di atas jok motornya. Rany mendengus kesal, dia memukul kepala Ade dengan keras. Sehingga membuat Ade merintih kesakitan.

"Orang gila ngamuk," ejeknya memeletkan lidahnya.

"Bangsat lo!!"serunya menatap Ade tajam.

Tidak menghiraukan Rany, Ade naik kemotor nya dan menjalankan motornya menuju rumah Rany.

***

Sampai di depan rumah Rany, Rany turun. Dia masih sangat kesal dengan cowok gila itu. Tanpa terima kasih dan tanpa kata-kata Rany pergi begitu saja meninggalkan Ade yang menatapnya aneh.

Ade pun tidak berniat untuk mencegahnya. Dia pun kembali menyalakan motornya untuk menuju kerumah nya.

***

Ade membuka helm dan menaruhnya dimeja makan. Dia sangat lapar sekali, untung saja bibinya sudah masak.

"Abang aku yang jelek nya seperti jamet!" Panggil  Iky menghampiri Ade yang tengah makan.

Ade memutar bola matanya malas, bahaya akan datang menimpa dirinya. Ya, jika Iky datang maka emosinya juga akan datang.

"Bang, udah pulang? Kok Iky gak liat Abang?" tanya Iky.

"Serah lo!" Jawabnya malas.

"Bang, Iky punya mainan baru bang. Tadi rebut punya Alya" pamer Iky dengan bangganya.

"Lo emang gak ada akhlak."

"Gue gak ngerti, gue ngerti tau nggak, gue nggak paham!"

"Masih gue liatin ky!"

"Siapa yang ngasih makanan ke bawang putih? Au deh au deh deh jangan buat gue mikir!"

Benar saja, Ade melemparkan sendok makan ke wajah Iky. Dia sudah tidak tahan dengan adik nya. Apa adiknya ini tidak bisa meniru gaya kalemnya? Kenapa adiknya bisa seperti ini? Untung saja papanya belum pulang.

Iky mengusap wajahnya, dia meruntuki abangnya yang akhlak nya entah kemana?

Ade yang melihat wajah adiknya ingin berulah lagi pun mengelus dadanya untuk tidak lebih jahat lagi.



Dia pun akhirnya pergi menuju kamarnya. Selera makan yang tadinya enak sekarang jadi basi.

***

Delia kini masih mengoceh, ocehan yang membuat telinga Rany panas. Ya, tadi mamanya melihat dirinya diantar oleh seorang cowok tampan. Cowok tampan yang tak lain adalah anak dari rekan bisnisnya.

"Kamu pacaran?" tanya Delia yang kesekian kalinya.

"Temen ma," jawab Rany dengan malas.

"Mama gak percaya deh sama kamu. Pacar kamu kan?" tanya Delia lagi.

Kali ini Rany tidak menjawab, dia sudah pusing dan sangat malas untuk menjawabnya. Tidak disekolah, tidak dirumah semua orang hanya membuatnya kesal dan emosi.

Rany pun beranjak berdiri hendak ke kamarnya untuk tidur saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rany pun beranjak berdiri hendak ke kamarnya untuk tidur saja. Menenangkan pikirannya.

Delia yang melihat kepergian anaknya hanya mengelus dada. Dia tahu apa yang dirasakan sang putri cantiknya.

Semoga suka dengan revisinya😊


First Love ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang