chep 12

106 68 4
                                    

"SIAPA YANG NEMBAK RANY DAN LOLA?" teriak Bu gendis dari depan.

Rany dan Lola langsung menunjukan deretan giginya dan ke arah Bu Gendis. Mereka seperti maling yang tertangkap sedang mencuri.

Bu gendis melotot kearah mereka dengan berkacak pinggang. Setelahnya Bu Gendis, menunjuk tangannya kearah pintu kelas mengisyaratkan untuk mereka berdua keluar.

"KELUAR!!!" teriak Bu Gendis marah.

Rany dan Lola dengan buru-buru langsung pergi keluar. Mereka menghembuskan nafas panjang. Memang Bu Gendis adalah guru yang terkenal galak di SMK Garuda ini. Guru yang sangat disiplin, jika melihat muridnya berbicara sendiri disaat mata pelajaran nya akan disuruh keluar kelas dan biasanya dihukum. Untung saja mereka berdua tidak.

***

Rany menatap sekeliling nya, pikirannya kembali ke cowok gila itu. Kenapa tidak bisa dihilangkan? Padahal Rany saja enggan untuk memikirkan nya.

"Kita kekantin yok ran!" ajak Lola menatap Rany yang tengah gelisah.

"Lo duluan aja! gue nyusul"  pintanya menatap Lola tersenyum.

Lola hanya mengangguk saja, kemudian dia pergi kekantin sendiri. Sedangkan Rany, dia masih gelisah mondar-mandir tidak jelas. Pikirannya masih kecowok gila yang menembaknya tadi pagi.

Brukk

Rany menabrak tubuh seseorang saat dirinya ingin menyusul Lola kekantin. Karena dia tidak menatap arah sekitar, sehingga dia tidak melihat jika di belakang nya ada orang.

Rany mendongak melihat orang yang dia tabrak, seketika jantungnya berdegup sangat kencang. Rany menatap orang itu dengan wajah takut, gelisah, kesal, dan malu. Bagaimana muka Rany sekarang?

Ade yang ditabrak hanya melihat Rany datar, dia menaruh tangannya didalam saku celana.

"M-maaf!" Ucap Rany menunduk menggigit bibir bawah.

Ade tidak menjawab permintaan maaf Rany, dia masih menatap Rany datar. Tatapan tajam yang mampu mengintimidasi orang jika menatapnya.

Kali ini Rany berani menatap balik Ade, dia menarik napas dalam-dalam untuk menetralkan gugupnya.

"Gue minta maaf" ujarnya mengulang satu kali lagi.

Kali ini Rany berhasil untuk tidak gugup, malah dirinya dengan berani menyodorkan tangannya memohon maaf.

"Cium gue dulu! Baru gue maafin" celetuk Ade dengan wajah datar.

Rany melotot kearahnya, apa dia tidak salah dengar? Cowok ini memang benar-benar gila.

***

Ade dan Rany menatap gedung-gedung Jakarta, Rany yang tengah menetralkan gugupnya dan Ade yang santai tidak merasa gugup sama sekali.

Ya, setelah permintaan gila dari Ade tadi. Ade menarik tangan Rany untuk menuju rooftop sekolah. Tempat tongkrongan geng sableng.

Kebetulan hari ini kelas XI sastra tiga sedang kosong. Guru yang mengajar dikelasnya sedang ikut konser BTS.

"Mulut lo masih berfungsi?" tanya Ade memecahkan keheningan.

"Masih" jawab Rany singkat.

"Mulut lo bisa jawab pertanyaan?" tanya Ade lagi.

"Masih" jawab Rany.

"Mulut lo masih bisa untuk makan?"

"Masih"

"Mulut lo masih bisa untuk mengatakan Ade ganteng?"

Jlebbbb. Kali ini Rany bungkam tidak bisa menjawab pertanyaan dari Ade. Rany terdiam menatap gedung-gedung yang membentang tinggi kelangit. Pertanyaan tidak jelas, pertanyaan menjebak.

"Lo emang budek ya?" tanya Ade lagi.

"..."

Nah kali ini penulis yang nanya. Tangan kalian masih bisa untuk  menulis saran dan kritik dibawah?😂

Okeh revisinya😁semoga suka


First Love ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang