Yang namanya perasaan suka itu datang secara tiba-tiba. Tanpa undangan, tanpa aba-aba atau pun tanpa perkenalan.
Ade mendengarkan percakapan antara Rany dan Lola. Pantas saja kupingnya berbunyi nguing-nguing ternyata mereka berdua tengah membicarakan nya.
Ade hanya mengangguk saja saat Rany mengejeknya, tanpa dia sadar bahwa orang yang dia ejek ada dibelakangnya.
"Ekhemm..." deham Ade yang menengahi mereka.
Kini posisi duduk Ade bersebelahan dengan Rany dan juga Lola.
Rany terpelonjak kaget begitu juga dengan Lola. Rany menunduk malu karena sudah ketahuan membicarakan orang yang ternyata ada di belakang dia.
Lola yang juga merasa malu dan takut Ade akan marah dia terlihat gelisah.
"Aduh ran, gue lupa kalo hari ini ada film ultramen ribut. Gue pulang dulu ya!" ucap Lola dengan kegelisahan dan rasa takutnya yang melenggang pergi.
Kini tinggal ada Rany dan Ade, mereka nampak canggung. Rany masih menunduk malu enggan menatap Ade. Jujur dia takut jika cowok itu akan marah karena sudah di diejek oleh nya.
Ade melihat Rany terkekeh kecil, melihat cewek disampingnya ketakutan membuatnya semakin suka. Entah kenapa dengan dirinya? Saat pertama melihat Rany dia sudah ada rasa yang berbeda.
"Kenapa?" tanya Ade menatap Rany datar.
Rany yang ditanya masih menunduk enggan untuk menatap cowok itu.
"N-nggak p-papa" jawab Rany gugup.
"Punya muka?" tanya Ade lagi yang kini merasa kesal.
Kesal karena cewek yang dia ajak bicara tidak menatapnya, malah menunduk. Ade menarik rambut Rany agar cewek itu menampakan wajahnya.
Benar saja, Rany menatap Ade dengan eskpresi marah. Menurut nya ini keterlaluan mencambak rambutnya.
"Sopan! Sakit tahu" gerutunya memegang rambutnya dan mengelusnya.
"Nah, kan keliatan muka jelek lo" cetus Ade dengan santainya.
Rany langsung menatap tajam cowok disampingnya. Apa? Jelek? Kurang ajar sekali. Rany yang enggan meladeni cowok itu pun berdiri dan beranjak pergi.
Ade yang melihat kepergian Rany hanya tersenyum. Senyuman tipis yang kira-kira 2 cm saja.
***
Bel sekolah sudah berbunyi sejam yang lalu. Rany masih setia menunggu angkot datang. Ya, sudah satu jam dia menunggu kehadiran angkot tapi tak kunjung menampakan diri.
Hari yang sudah semakin sore dan langit yang mulai berubah menjadi warna hitam. Rany melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 17.05, sudah sangat sore. Dia pun memutuskan untuk berjalan saja, walau jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki.
Rany mendengus kesal, karena petir yang berbunyi mengagetkan dirinya. Hujan sudah mulai turun, Rany pun memilih meneduh terlebih dahulu di halte bis. Jalanan yang nampak sangat sepi sekali.
Benar saja hujan turun dengan derasnya, Rany menggosok-gosokan kedua tangannya. Dia kedinginan, tetapi dia tidak membawa jaket.
"Biar lo gak kedinginan!" ucap seseorang dari arah belakang yang memasang jaket ditubuh Rany.
Benar hawa dingin yang dia rasakan ditubuhnya kini hilang saat jaket yang diberikan orang itu membalut ditubuhnya.
"Hujan itu turunnya air, kalo turunnya kamu nanti malah jadi rebutan untuk di tangkap!" kata orang itu tersenyum.
Rany menatapnya lekat, jantung nya kini berdekup sangat kencang. Ya, Ade yang memberikannya jaket dan kini dia duduk disamping Rany.
"Lo gombal?" tanya Rany menatap Ade sinis.
"Lo bisa gak kalo liat gue senyum jangan sinis gitu?" tanya Ade balik menatap Rany datar.
"Muka lo ngeselin" jawab Rany yang mengalihkan tatapannya ke depan lurus.
"Lo tau nggak? Yang lebih menyakitkan dari patah hati?" tanya Ade yang menatap lurus kedepan juga.
"Tau, yang lebih menyakitkan selain patah hati itu saat kambing gue mati" jawab Rany mengingat kambingnya yang mati akibat tabrak lari.
"Bukan! Tapi liat orang yang kita suka itu sama orang lain dan dia terlihat bahagia sama orang itu" tuturnya dengan senyuman.
Rany tidak menanggapi perkataan Ade, dia kembali fokus menatap jalanan yang sepi. Menunggu hujan reda.
Mereka berdua pun diam tidak ada yang berniat berbicara lagi.
Ada rasa berbeda saat gue bersebelahan sama lo, rasa apa yang ada dihati gue? Apa iya gue suka sama lo? Batin Rany yang diam-diam menatap Ade lekat.
Saat pertama kali gue liat lo, hati gue serasa udah ada di dalam hati lo. Kita seperti sudah mengenal lama. Batin Ade yang juga menatap Rany lekat.
Tanpa mereka sadari bahwa mereka tengah saling menatap. Saat Rany sadar jika dirinya tengah bertatapan, Rany langsung merasa gugup dan canggung. Begitu juga dengan Ade yang merasa gugup dan canggung.
***
Setelah menunggu hujan reda dan kendaraan umum datang, akhirnya Ade sampai dirumah. Tapi dia dikagetkan oleh seseorang yang familiar baginya.
Ya, cewek itu. Cewek yang menetap dihatinya. Ade menyinggung kan senyumnya saat melihat cewek itu. Dia juga menghampiri sang cewek dan mencium pipinya.
Yang dilakukan cewek pun sama, dia tersenyum kearah Ade dan membalas menciumnya. Cewek itu pun kemudian memeluk Ade erat.
"Aku kangen banget sama kamu" ucap cewek itu dengan manjanya.
"...."......
Kembali dengan revisinya😁suka nggak?
Dichapter selanjutnya bakal ada visual dari masing-masing tokoh😊
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love ( On Going )
Teen FictionRULES: VOTE sebelum membaca dan KOMEN sesudah membaca!! Author memaksa! Mon maap yah tong😂 🐏🐏🐏🐏 IG: Ranyrahmawati19 WA: 083116371638 DM atau Chat kalo mau berteman❤️ Hembusan nafas yang lemah, wajah yang pucat dan tubuh yang membaring disebua...