chep 07

146 108 2
                                    

Sepulang dari sekolah Ade pergi ke toko kue mamanya Andin. Kebiasaannya mengunjungi toko kue, bukan untuk membantu, melainkan untuk menyicipi kue-kue terbaru ditoko mamanya.

Biasanya Ade juga membawa banyak kue jika dia pulang kerumah. Untuk teman cemilan disaat main PS.

Ade membuka pintu mobil, memasukan kuncinya kedalam saku celana. Dia berjalan untuk masuk kedalam.

Alya yang melihat abangnya datang langsung memeluk seperti biasa.

"Ya, mama mana? Kok gak ada?" tanya Ade menatap adik perempuan nya tersenyum.

"Ada bang, lagi nyuapin kak Iky makan." Jawab Alya.

"Oh, gitu" balasnya mengangguk kan kepala.

Dia pun berjalan mencari-cari kue terbaru hari ini. Matanya sangat teliti saat mencari.
Saat dia hendak mengambil kue brownis keju yang berada diatas rak, sebuah tangan tiba-tiba mengambil kue tersebut. Ade langsung menatap sang pencuri kuenya, dia membelalakkan mata saat melihat siapa orang itu?

"Maaf aku duluan!" ucap Rany dengan menjulurkan lidahnya.

Ade berdecak sebal, menatap Rany sinis. Apa ini? Dia yang terlebih dahulu datang disini, dan dia juga yang melihat kue itu dulu. Kenapa cewek itu mengambil nya? Gak ada akhlak emang.

"Gak bisa! Itu gue dulu yang liat"  cetusnya berkacak pinggang.

Rany melototkan matanya, dia menaruh kue tersebut di rak kembali. Lalu ikut berkacak pinggang.

"Apa? Lo gak terima? Gue yang ambil dulu!" balasnya nyolot.

"Enak aja, gue duluan yang lihat. Dan gue juga yang datang kesini duluan" sahut Ade tak kalah.

"Tapi gue yang ambil duluan sebelum tangan lo nyentuh itu kue!"

"Gak bisa, gimana pun itu milik gue."

"Gak milik gue"

"Milik gue"

"Milik gue"

"Milik gu__"

"ADEE!!!!!!" teriak andin mengangkat gagang sapu kearahnya.

Dengan penuh amarah, Andin menghampiri mereka. Lalu Andin tersenyum kepada Rany, tapi tidak kepada putranya. Muka nya seperti hulek saat tengah marah, Ade menunduk tak berani menatap.

Rany yang melihat terkekeh kecil, kemudian dia juga tersenyum kearah Andin.

"Kamu itu ya! Dia itu pembeli. Harusnya kamu ngalah sama dia!" bentak andin membanting sapunya lalu berkacak pinggang.

"Aku? Aku ngalah sama dia? Siapa dia?" tanya Ade menatap Rany sinis.

"Ade, jangan kamu bikin pelanggan-pelanggan mama jadi hilang, pergi!" Marah Andin.

"Serah mama!" Balasnya kemudian pergi meninggalkannya mereka berdua.

Andin menggelengkan kepalanya.

"Em... Maaf ya cantik. Anak saya memang begitu." Ucap Andin tersenyum memohon maaf atas kelakuan putranya.

"Gak apa-apa tante" balas Rany tersenyum.

***

Ade membanting stir mobilnya, dia masih kesal dengan kejadian tadi saat ditoko kue.

Kemudian dia keluar dari mobilnya, menuju pintu rumah seseorang. Ya, sepergi dari toko kue tadi, Ade mampir kerumah Riko. Melepaskan kemarahannya.

Pintu rumah pun terbuka, terlihat Riko yang menguap tanda mengantuk.

"Ngapain?" tanya Riko.

"Main" jawab Ade.

Riko mempersilakan Ade untuk masuk, mereka berdua masuk kedalam kamar Riko.

Ade langsung membaringkan tubuhnya di kasur empuk milik Riko. Riko duduk di kursi yang berada dikamarnya.

"Lo gak jadi pergi?" tanya Riko yang menatap Ade tengah mengulet.

"Nggak, gue lagi kesel!" jawabnya.

"Kenapa?"  tanya Riko menaikan sebelah alisnya.

"Gara-gara tuh cewek, cewek yang waktu itu gue cium"

"Pfttt hahahah, bego sih lo!"

"Diem! Gue ngantuk. Ko lo tidur di sofa sana ya biar gue disini!"

"Temen gak ada akhlak emang gitu! Ya udah lo tidur aja!. Gue mau main PS"

"Ya udah bagus"

Tanpa aba-aba mata yang ber-iris coklat tertutup. Ade sudah tertidur, Riko yang melihatnya hanya menggeleng kan kepala saja. Sudah tidak heran atau pun kaget dengan sahabatnya ini.

Lanjut besok.



First Love ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang