chep 02

342 174 37
                                    

seperti yang sudah di janjikan Rany menuju ke kantor mamanya untuk beradaptasi dengan karyawan-karyawan mamanya.

Rany memasuki lift, dia menunduk malu karena jujur dari kecil Rany jarang sekali berkunjung ke kantor sang mama. Dia lebih suka dirumah sehabis sekolah.

Rany masih menunduk malu, dia tidak ingin menatap siapapun. Sehingga dia tidak menyadari bahwa dirinya tidak sendirian ketika dilift.

Saat Rany mendongak ingin menekan tombol lantai tiga, tangan miliknya berpegangan dengan tangan milik seseorang. Rany kaget, dia mengerutkan alisnya heran.

Cowok ini. Batin Rany dalam hati dan mendengus kesal mengingat kejadian di saat dirinya bertemu dengan cowok itu.

"Kita sama-sama" ucap cowok itu yang kemudian menekan tombol lift menuju lantai tiga.

Rany hanya diam tidak berniat menjawab.

Sampai di lantai tiga, Rany keluar terlebih dahulu sebelum cowok itu keluar. Rany sedikit menghentakan kakinya kesal.

"Dia, dia, dia, cowok aneh!" Gerutunya kesal.

Rany berjalan menuju ruangan mamanya.

Delia tersenyum saat putrinya beneran datang. Dia pikir Rany hanya mengiyakan agar dia diam, tapi ternyata salah. Putrinya benar-benar serius datang.

Melihat wajah kesal putri sulungnya, Delia mengusap puncak kepala Rany lembut.

"Kenapa?" tanya Delia tersenyum.

"Ketemu sama cowok aneh ma" jawab Rany memanyukan bibirnya kedepan.

"Siapa sih?" tanya Delia lagi.

"Gak tau ma. Aku udah dua kali ketemu dia" jawab Rany lagi.

Perbincangan mereka pun terhenti saat seorang cowok datang dengan santainya tersenyum kearah mereka.

Rany melongo, dia menatap cowok itu lekat.

"Hay tante!" Sapa cowok itu menghampiri mereka dan menyium punggung tangan Delia.

" Hay de, akhirnya kamu datang. Udah lama kamu jarang main kesini" balas Delia tersenyum.

Rany masih melongo tidak percaya dengan apa yang dia lihat dan dengar barusan.

Jarang datang? Batin Rany. Itu tandanya cowok menyebalkan ini pernah datang kesini. Dan dia kesini menemui mamanya.

"Dia siapa ma?" tanya Rany melirik kearah cowok di sampingnya.

"Dia Ade, anaknya om putra sayang" jawab Delia tersenyum kearah Ade.

Rany kini menatap Ade lekat, apa dia tidak salah dengar? Putra dari seorang pengusaha terkenal yang bekerja sama dengan perusahaannya.

"Kenapa?" tanya Ade menaikan sebelah alisnya saat melihat wajah Rany yang menatapnya sinis.

"Gak. Lo anaknya om putra? Gak percaya gue. Om putra itu kalem, baik, berwibawa. Masa punya anak kaya dia yang nyebelinnya nangudubilahiminzalit!" oceh Rany menatap Ade sinis.

"Pahala lo berkurang!" balas Ade terkekeh.

Kemudian Rany menarik tangan Ade untuk keluar dari ruangan mamanya. Delia yang melihat tingkah putrinya hanya menggeleng kan kepala saja. Tidak berniat untuk mencegah perdebatan mereka.

***

Kini Rany dan Ade berada di taman perusahan mamanya. Mereka berdiri didepan kolam ikan. Kolam yang berisikan ikan, bukan berisi biawak.

Rany menatap Ade dengan tatapan marah, dia melipat kedua tangannya didepan dada. Gayanya yang mirip seperti ibu metropolitan di saat menagih hutang.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Rany menatap tajam Ade.

"Gue? Emang gue ngapain?" tanya Ade balik menaikan sebelah alisnya.

Rany mendengus kesal lebih kesal sangat kesal dan benar-benar kesal. Lagi-lagi cowok ini bertanya balik, apa benar cowok di depannya ini tidak bisa menjawab pertanyaan?

"Gue tuh nanya, lo harusnya jawab bukan malah nanya balik!" marah Rany.

"Emang gue nanya?" tanya Ade menunjuk dirinya dengan jari telunjuknya. Bro nunjuk ya di jari telunjuk kalo di jari tengah itu namanya fucek.

"Susah emang, ngomong sama titisan goyang mama muda papa muda geleng-geleng" jawab Rany pasrah.

Ade mengulurkan tangannya ke arah Rany, Rany melihat tangan Ade. Dia menaikan sebelah alisnya mengisyaratkan sebuah pertanyaan, mau ngapain?  Tanpa izin Rany, Ade mengambil tangan Rany dan menjabatkan dengan tangannya.

"Kenalin gue? Gue gak tau gue siapa? Dan gue gak tau lo siapa?" ucap Ade dengan datarnya.

Rany menepis tangan Ade, tapi sayang kekuatan cowok itu lebih darinya.

"Lo itu cowok aneh, lo--" balas Rany yang hendak mengoceh tapi perkataannya terpotong.

" Gue Ade Budianto, umur gue? Gue umur berapa emang? Gue tinggal di rumah. Gue sekolah di sekolahan, dan gue anak dari orang yang lo sebut om lebih tepat nya om putra. Gue di lahirkan dari rahim mama. Lo mau tau nama mama gue? Emang nama mama gue siapa? Gue punya adik dua, namanya iky Budianto dia laki-laki. Dan adik perempuan gue namanya Alya Budianto. Hobi gue? Emang hobi gue apaan? Dan yang terakhir gue cowok!" ucap Ade memperkenalkan dirinya panjang lebar kali tinggi.

Ade melepaskan  tangannya, kemudian dia menaruh tangannya disaku celana.

Bagaimana eskpresi Rany? Dia hanya melongo, menahan amarah yang sudah dia pendam sedari tadi. Cowok di depannya ini memang menyebalkan.

Saat Rany hendak memarahinya secara tiba-tiba satu ciuman mendarat dibibir tipis milik Rany.

Cup tmp-hh

Bibir Rany terasa hangat, bibir empuk milik Ade menempel di bibirnya. Rany membelalakkan matanya tak percaya.

Rany mendorong tubuh Ade untuk menjauh. Mereka saling canggung, Rany langsung menatap lurus kolam ikan. Jantung nya berdegup sangat kencang, dia gugup bukan main.

"Ma-af gu-e ga-k senga-ja" ucap Ade terbata-bata mencoba menghilangkan gugupnya.

"..."

Revisi ya😁 semoga suka.

First Love ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang