chep 09

133 89 6
                                    

"Rany" jawab Rany ketus.

"Oh, gue kira Dajjal" ujarnya mengangguk.

Rany mengepalkan tangannya, ingin sekali dia meninju mulut cowok didepannya ini. Rany menghentakan kakinya kesal setelah itu pergi. Ade hanya terkekeh kecil melihat tingkat Rany.

Dia pun kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda.

Saat Ade hendak membuka pintu kamarnya, Iky dan Alya datang.

"Astagfirullah! Tolong lah hamba ya Allah. Hari ini aku ingin tidur, aku ingin bermimpi bahwa aku adalah hamba-mu yang banyak di-idamkan banyak wanita!!" Seru Ade mengacak rambut nya frustasi.

"Abang, kenapa?" tanya Alya mendekati abangnya.

"Kalian pergi! Abang mau tidur!" Usir Ade dengan nada kesal.

"Yah, Abang mah gak asik Iky mau ajak Abang main" sahut Iky dengan memanyunkan bibirnya.

"Abang bilang Abang mau tidur. Kalian pergi, kita mainnya kapan-kapan" usir Ade yang kemudian menutup pintu kamarnya dan mengunci nya.

Iky dan Alya hanya mendengus kesal, Abang gak ada akhlak. Mereka pun turun kebawah dan berencana bermain berdua saja.

***

Rany menaiki taksi online yang sudah dia pesan. Dia menatap jalanan yang macet dari jendela taksi.

Taksi berhenti tiba-tiba, Rany menatap depan. Ternyata lampu yang menunjukan warna merah, dia pun mengalihkan pandangannya kembali kesamping menatap motor dan mobil yang juga ikut berhenti.

Seketika tatapannya terfokus pada seorang ayah dan anak kecil yang sedang berhenti menunggu lampu berwarna hijau. Anak kecil itu memeluk tubuh ayahnya dari belakang. Mereka terlihat sangat dekat sekali.

Senyuman manis terukir dibibir Rany, dia membayangkan jika dirinya berada diposisi bocah kecil itu. Dia ingin seperti bocah kecil yang dekat dengan ayahnya. Terlihat dari sang ayah yang menyayangi bocah kecil itu.

"Kamu beruntung dek, bisa dekat dengan ayah kamu" tuturnya pelan dengan senyum yang mengembang. Senyuman luka yang selama ini dia tunjukan jika melihat orang lain dekat dengan ayahnya.

Flashback on

Tubuh mungilnya diangkat kedalam gendongannya, Rany tertawa penuh kegembiraan. Dia memeluk leher seorang paruh baya, dia adalah ayah Rany.

Kebahagiaan terpancar diwajah bocah kecil perempuan. Ayah Rany bernama Dion, ayah yang selalu memberi perhatian, kasih sayang, dan cinta kasih kepada Rany.

Rany sangat bersyukur mempunyai ayah yang sangat menyayangi nya.

Siang itu mereka tengah berada di mall. Hari ini adalah hari ulang tahun Rany yang ke-5 tahun.

"Sekarang kamu milih mau beli apa? Ayah turutin!" Ucap Dion tersenyum kearah Rany.

"Ayah, Rany pengin beli boneka kambing yang gede." Jawab Rany menunjuk sebuah toko boneka yang berada di mall tersebut.

"Okeh ayok!"  Ajak Dion tanpa menolak.

Dion pun berjalan kearah toko boneka yang Rany tunjuk. Dion langsung mengambil boneka kambing yang sangat besar, kemudian dia memberikannya pada sang putri.

Senyuman terus mengulas dibibir Rany, bahagia sangat, karena dihari ulang tahunnya dia mendapat boneka kambing besar dari sang ayah. Kado terindah yang tidak bisa dia lupakan.

Setelah membayar boneka tersebut, Dion dan Rany kembali melanjutkan belanjanya. Dion sangat memanjakannya Rany, tidak memikirkan berapa banyak dia mengeluarkan uang untuk putrinya. Jika itu membuat putrinya senang.

Flashback off

Rany mengusap air matanya yang jatuh, dia mengingat kejadian dimasa masih bersama ayahnya.

Semua kebahagiaan hilang begitu saja, dia menghembuskan nafas terakhirnya disaat Rany berumur tujuh tahun.

Stop kau mencuri hatiku eaaaa🤣🤣🤣

Semoga suka dengan revisinya yah😁



First Love ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang