Ade berjalan menyusuri komplek . Kebiasaan Ade jika pagi hari jalan-jalan pagi. Biasanya dia dengan Alya, tapi karena Alya masih tidur malah digantikan dengan kutu beras. Ya siapa lagi jika bukan Iky, seperti yang Ade duga bahwa adik nya ini akan memberikan pertanyaan yang seharusnya tak dia jawab.
"Bang, kalo makan pake tangan apa pake kaki?" tanya Iky dengan sangat polosnya.
"Pake ketek, kadang-kadang pake urat nadi!" jawab Ade memutar bola matanya malas.
Pertanyaan yang seharusnya tidak dia jawab. Pertanyaan macam apa itu? Bukannya anak TK saja sudah tahu?
"Oh, gitu. Terus bang kalo galon kenapa isinya air?" tanya Iky lagi masih dengan kepolosan nya.
Ade mengelus dadanya, cobaan apa lagi ini? Kenapa dia diberi adik yang seperti ini?
"Ya kalo kamu bosen liat airnya, kamu bisa ganti pake kerikil. Kalo bisa kulkas masukin!" jawab Ade masih dengan kesabaran nya.
Kali ini Iky hanya mengangguk saja, tidak berniat untuk bertanya lagi.
Mereka duduk disalah satu halaman luas yang ada dikompleknya. Duduk direrumputan yang indah dan hijau. Ade menselonjorkan kakinya yang terasa pegal.
Diikuti dengan Iky juga.Tatapan matanya berhenti pada cewek berambut panjang ikal. Dia seperti familiar dengan cewek itu. Ade membulatkan matanya, ya benar. Cewek yang pernah dia cium, ciuman pertama yang baru dia lakukan kepada seorang wanita.
Ade menutup mukanya dibelakang punggung Iky, bersembunyi. Takut jika nanti cewek itu akan melihat dirinya.
***
Seperti hari-hari biasa, Rany selalu menjalankan aktivitas paginya. Dengan berolahraga dihalaman kompleks nya. Saat tengah asik berolahraga, tatapan Rany tertuju pada dua orang anak laki-laki. Dia menyipitkan matanya, seperti familiar dengan orang yang dia lihat.
Rany membulatkan matanya, itu cowok yang pernah mengambil first kiss. Rany masih menatapnya, cowok itu bersembunyi dipunggung milik seorang bocah kecil.
Seketika jantungnya berdegup sangat kencang, entah karena apa? Saat dia melihat atau dekat dengan cowok itu, jantungnya seperti ingin keluar.
Tidak ada niatan untuk menyapa atau pun menghampiri. Rany beranjak pergi dan kembali menuju rumahnya.
***
Rany membuka knop pintu miliknya, dia duduk diruang TV mengibaskan handuk kecilnya karena panas.
"Tumben pulang cepet Ran?" tanya Delia menghampiri putrinya.
"Terus Rany harus pulang lama?" tanya Rany balik menatap mamanya malas.
"Mau mama buatin susu?" tanya Delia menyeka keringat sang putri sulungnya.
Rany hanya mengangguk saja.
Telfon rumah berbunyi, Rany beranjak untuk mengangkat telfon entah dari siapa?
"Hallo Delia" sapa seorang bersuara pria.
"Iya, ini siapa ya?" tanya Rany dengan hati-hati.
"Saya putra. Ini siapa?" Jawab orang itu.
"Oh, aku Rany om. Ada apa?"
"Om cuma mau kasih tau kalo om akan segera pulang untuk keindonesia. Membicarakan bisnis yang sudah kita rencanakan bersama"
"Oh iya om nanti saya sampaikan ke mama"
"Terimakasih. Kalo gitu saya pamit dulu. Sampai bertemu"
Telfon ditutup. Rany kembali duduk di sofa ruang TVnya
Kalo mama aku bekerja sama dengan om putra. Itu berarti aku bakal selalu ketemu sama cowok itu. Batin rany.
Tentu saja, karena mamanya sudah menobatkan Rany sebagai sekertaris kantornya sendiri. Dimana sepulang sekolah, Rany akan pergi kekantor.
Jika mamanya Bekerjasama dengan putra, itu juga Ade anak sulungnya akan selalu mengunjungi perusahaan mamanya. Seperti yang dia lihat kemarin.
Ade Budianto
Rany Rahmawati
Iky Budianto
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love ( On Going )
Teen FictionRULES: VOTE sebelum membaca dan KOMEN sesudah membaca!! Author memaksa! Mon maap yah tong😂 🐏🐏🐏🐏 IG: Ranyrahmawati19 WA: 083116371638 DM atau Chat kalo mau berteman❤️ Hembusan nafas yang lemah, wajah yang pucat dan tubuh yang membaring disebua...