3. Fever

3.6K 293 16
                                    

🔹🔸🔹Pauvre Enfant

.

.

Tak ada yang lebih mengkhawatirkan selain melihat adik bungsu mereka Jin sakit.

Entah kenapa Jin bisa demam tinggi, mungkin karena syok tentang yang kemarin. Jin memang memiliki sistem imun yang lemah, dan itulah yang membuat semua kakaknya akan cemas jika Jin sakit, walaupun hanya flu saja.

" Eung.. Mommy.." gumam Jin dengan mata yang masih terpejam.

Yoongi kalut, ia takut Jin kenapa-napa. Pasalnya demamnya mencapai 39 derajat. Sangat tinggi bukan?

Beruntung ada hoseok yang mengerti tentang perawatan bayi, dan hoseok jugalah yang dari tadi mengompresi Jin. Yang lain? Mereka kalut tentunya..

" hiks.. Mommy... " gumam Jin lagi.

" Cakit.. Njin cakit mommy.." gumam Jin lagi.

Yoongi mengusap kasar wajahnya. Yang adiknya inginkan hanya lah ibunya. Bukan yang lain. Tapi, ibunya mana mau menemuinya. 

" Apa yang harus aku lakukan hah?!. Adikku sakit dan ingin bertemu ibunya.  Tapi ibunya tak mau.. Aku harus bagaimana?" racau Yoongi.

Yang lain hanya memandang Yoongi dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.

Mereka tahu seberapa besarpun Jin ingin menemui orangtuanya, mereka tak akan mau menemui Jin. Padahal jika ditilik sekalipun Jin tak bersalah dalam hal ini, ibu mereka membenci Jin karena berkat Jin lahir dia jadi ditolak menjadi model dari designer terkenal, sementara alasan ayah mereka? Hanya karena Jin pernah menumpahkan susu di berkas Ji Goon hingga membuatnya  batal mendapatkan tender perusahaan. Sangat sepele bukan? Bahkan sekarang Yoongi bisa mengganti uang mereka dengan gajinya. Namun, pintu kasih sayang mereka seakan tertutup karena hal itu.

" Hyung.. Apa tak sebaiknya kita bujuk mommy saja? Aku kasihan pada adik kita." usul Namjoon. Dia ini memang yang paling realistis diantara semuanya. Dia akan melakukan apapun untuk Jin adiknya selagi dia bisa dan mampu.

" Mommy sedang di Busan Joon. Dan Papi super sibuk." ucap Yoongi.

Ia menatap adiknya yang sangat pucat dan lemas.

" Tapi.. Kau sudah menghubungi mereka?"

" hyung telfon, panggilannya di alihkan. Hyung mengirimi pesan dan mereka bilang peduli setan." ucap Yoongi sambil menunjukkan balasan dari ibunya.

Ommo..

Taehyung yang melihat isi pesan itupun menutup mulutnya tak percaya. Ibunya bahkan sangat baik pada mereka, namun pada Jin? Seperti pada pembawa sial saja.

" Kita bujuk saja ya? Menipunya lewat suara irene kekasihku." Ucap Namjoon. Ia pun segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi kekasihnya.

Ketika ia sudah memberikan ponsel itu pada telinga Jin, Irene mulai menyapanya.

" Uri Jinnie.. Kau baik-baik saja.." ucap irene

" Njin.. Cakit mommy.. Puyang.. Njin ingin mommy puyang.." ucap Jin.

" Mommy akan pulang jika uri Jinnie sembuh.. Bagaimana? Kau harus sembuh ya?.."

" Njin akan cembuh.. Mommy cuka Njin cembuh.." Jin tersenyum pada suara yang ia kira suara ibunya itu.

Setelah menelfon demam Jin berangsur turun, dan kini ia sudah bisa tidur.

Hoseok hanya menitikan air matanya, Jinnya yang malang, bahkan mereka harus berbohong. Dan Jin? Obat Jin hanyalah perempuan gila yang mereka panggil Mommy, sungguh miris.

Yoongi dan Namjoon mendekati Jin dan mencium Jin. Hanya ciuman pengganti ciuman pengganti ibu mereka.

" Kau akan mendapatkan kasih sayang Jinnie.. Bersabarlah... Aku akan berusaha.."

"... Demi dirimu.."

.

.

🔹🔸🔹Lanjut atau Udahan??

😄😄Eaaah.. Makin gaje yaa. Ini book.😆😆 tolong VoMent ya.. Dan Recommend ke yang lain..😄😄 See You😘😘.

Pauvre Enfant { Complete }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang