12. Perjanjian

2.6K 244 8
                                    

🔹🔸🔹Pauvre Enfant

.

.

Tidak terasa sudah hampir satu bulan Laun tinggal di mansion keluarga Kim. Dan satu bulan itu pula entah mengapa Nana menjadi pribadi yang baik. Kepada yang lain, bukan pada Jin.

Namun, untung saja kini Ji Goon berpihak padanya dan menyayanginya pula. Seperti saat ini, Ji Goon tengah menggendong Jin yang sedang demam ringan. Sebenarnya anak itu ingin bersama ibunya, namun karena ibunya tak mau mengurus Jin jadilah ia kini bersama Ji Goon. Beruntung, Yoongi mau menghandle semua pekerjaan Ji Goon dan membiarkan Ji Goon mengurus Jin di rumah.

" Si Gantengnya papa makan yaa nak.. Kita akan meminum obat nanti." bujuk Ji Goon.

" Ndak mau.. Mau cama mommy.." ucap Jin. Ia memang agak sedikit rewel hari ini. Panas tubuhnya juga meningkat gara-gara ia terus menangis.

" Sayang.. Papa nggak mau lihat kamu nangis terus.. Ntar kamu makin makin sakit.."ucap Ji Goon sambil menimang-nimang Jin. Namun si anak itu tak mau diam juga, hingga...

Brakkk....

Suara pintu yang di buka paksa membuat suara tangis Jin tiba-tiba berhenti, dan Jin malah jadi bergetar ketakutan.

" Kau diam anak nakal.. Kau merusak gendang telingaku saja." bentak Nana yang baru saja masuk ke kamar Jin. Jin semakin bergetar di pelukan Ji Goon. Ia benar-benar takut sekarang.

" Sayang!!! Kau apa-apaan sih?! Lihat! Anakmu sedang sakit.." ucap Ji Goon. Nana hanya memutar bola matanya malas.

" Aku tak peduli.. Mau dia sakit atau apa.. Aku tak peduli.." ucapnya

Brakkk...

Nana kembali membanting pintu dan membuat Jin semakin ketakutan di dekapan Ji Goon. Nana benar-benar keterlaluan, bahkan Jin belum mengerti apapun, bagaimana mungkin Nana bisa menyalahkan Jin tanpa pikir-pikir dulu?

Ji Goon harus bicara dengan istrinya.

" Sayang.. Papa panggilkan Kookie hyung ya... Papa mau bicara sama mommy mu dulu." pamit Ji Goon. Jin mengangguk dan Ji Goon pun pergi dari kamar Jin.

.

.

Ji Goon masuk ke kamarnya dan istrinya, ia menghampiri sang istri yang sedang sibuk dengan beberapa majalah di tangannya.

" Sayang.."

Panggil Ji Goon. Nana melihat Ji Goon sekilas, lalu kembali fokus dengan majalah nya.

" Sayang.. Kumohon bujuk anak kita Jin makan yaa.. Dia sangat merindukanmu.. Dan di hanya mau denganmu.." Mohon Ji Goon.

Nana membulatkan matanya, apa yang suaminya bilang adalah hal yang tak mungkin terjadi. Tak akan mungkin.

" Aku tak mau.. Aku bahkan muak melihat wajah anak itu.." ucap Nana.

" Aku mohon sayang.. Aku janji akan mengizinkanmu pemotretan ke Swiss.. Aku janji.."

Nana membulatkan matanya kala mendengar penawaran dari suaminya tersebut, berbulan-bulan ia minta diizinkan pemotretan ke Swiss tapi dia tak mengizinkan. Tapi, dengan gamblangnya ia menawarkan itu padanya jika ia mau membujuk dan mengurusi anak sialan itu. Apa boleh buat. Nana mungkin harus sedikit berkorban.

" Baiklah. Tapi ketika anak itu sembuh.. Janji kau harus izinkan aku pemotretan di Swiss.."ucap Nana.

" Aku tak akan ingkar janjiku.."

Nana pun tersenyum sambil menjabat tangan suaminya.

🔹🔸🔹TBC or END?

😄😄Ini kode hehehe.. Author lagi nice Mood nih.. See You buat Next Chap😄😄😄


Pauvre Enfant { Complete }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang