11. Lebih Sayang Dia

2.7K 254 20
                                    

🔹🔸🔹Pauvre Enfant

.

.

"Laun?"

Panggil seseorang.

Laun pun berbalik dan langsung disuguhi senyum khas bibinya. Laun tersenyum, dan langsung berdiri memeluk Nana.

" Kapan kau datang?" tanya Nana lembut. " Tadi bibi. Aku bareng paman.. Hehe.." cengir Laun. Nana pun mengusak kepala Laun sayang, keponakannya ini memang sangat menggemaskan.

" Mommy..!" panggil Jin pada Nana. Namun, Nana hanya diam tanpa mau menyapa Jin sedikitpun.

Jin menunduk sedih, ia sudah terlalu sering mendapat perlakuan cuek dari ibunya. Namun ia juga tak bisa bohong kalau ia sangat ingin dekat dengan ibunya tersebut.

" Laun.. Ikut bibi ke kamar bibi yuk.. Banyak yang harus bibi ceritakan.." ucap Nana sambil menarik Laun pergi dari sana. Bahkan ia tak peduli jika anak bungsunya kini sedang merasa sedih akibat kelakuannya.

" Yung.. Njin uga mau di ajak mommy.." ucap Jin

.

.

Jin sedang bermain sendirian di lantai atas. Ia sungguh sangat kesepian, kakak-kakaknya semuanya tidur. Tidak semua sih, karena Yonggi sedang ke kantornya karena ada urusan mendadak. Sedangkan Laun? Sejak tadi Laun belum keluar dari kamar Nana. Mereka bahkan sudah dari tadi ada di dalam.

Jin iseng bermain dekat kamar Nana, di dalam sana terdengar suara tawa pecah dari Laun dan Nana. Tampak bahagia, dan itu membuat Jin diam-diam iri. Jin bahkan menahan tangisnya, ibunya bahkan tak pernah sebahagia itu saat bersamanya. Ia justru lebih bahagia saat bersama orang lain.

" Mommy.. Njin lindu.." ucap Jin kecil di depan pintu kamar Nana.

Tanpa di sadari Ji Goon yang baru saja selesai mandi dari kamar tamu pun melihat anaknya yang tampak sedang sedih sambil memandangi pintu kamarnya dan istrinya. Ji Goon menghampiri Jin dan berjongkok di samping Jin.

" Anak papa sedang apa disini huh?" tanya Ji Goon. Jin tampak gelagapan dan refleks mengusap air matanya.

Jin tersenyum. " Ndak apa apa papa.. Njin cuma mau cama mommy.. Tapi mommy macih cama Yaun yung.." hati Ji Goon berdesir mendengar perkataan anaknya. Jinnya merindukan ibunya. Sosok ibu yang bahkan tak pernah menyayanginya sejak ia masih bayi.

Ji Goon pun memeluk Jin dan mengangkatnya. Ia mengecupi pucuk kepala Jin.

" nanti saja yaa bertemu mommy nya. Sekarang papa rindu Jin. Kita tidur siang bersama, bagaimana?" tanya Ji Goon. Jin pun mengangguk dan tersenyum. Baginya ayahnya pun sudah cukup. Jin tak berharap lebih, walau ada kalanya ia juga rindu ibunya.

" Kita tidur bersama dan bercerita hal yang seru.." ajak Ji Goon.

" Njin mau ceyita tentang doyaemon. Apa papa beytemu tuan mucang di jepang?" tanya Jin.

Ji Goon hanya tersenyum dan mencubit gemas hidung Jin. " tentu saja. Nanti papa ceritakan di kamar yaa." ucap Ji Goon.

Bagus lah Jin tak rewel. Ia memang anak yang kuat, dan Ji Goon bersyukur tuhan masih berbaik hati padanya dengan adanya Jin di sampingnya.

" Semoga kau selalu bahagia Nak."

🔹🔸🔹TBC or END?

😄😄😄agak absurd. Author lagi banyak tugas nih chingu.. Maaf ya..🤗🤗😄

Pauvre Enfant { Complete }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang