🔹🔸🔹Pauvre Enfant
.
.
Seperti janji dari orangtua Jin plus Jungkook, akhirnya Kim sekeluarga berlibur bersama. Kemana? Entahlah yang jelas ini adalah kampung halaman dari Ji Goon. Tempat yang amat sangat indah dan asri.
Tempat ini terdiri dari banyak bukit-bukit kecil yang menyebabkan udara disini sangat dingin.
Nana memeluk Jin yang ada dalam pangkuannya, sepertinya ia sedikit kedinginan karena Jungkook yang duduk di jendela membuka jendela tersebut dan membuat udara dingin seantero mobil.
" Kookie.. Adikmu kedinginan.. Tolong tutup jendelanya." pinta Nana.
Jungkook pun langsung menutup kaca mobilnya, ia juga tak mau adiknya kedinginan.
" ne.. Mommy."
" Kita akan segera sampai di villa kakek.. Bersiaplah.." ucap Ji Goon.
Jin bertepuk tangan dan merasa sangat antusias. Ia berpikir bahwa suasana di sini benar-benar menakjubkan.
" Njin mau tuyun duyuan.." seru Jin ketika mereka sudah sampai di depan Villa.
Nana mengoper Jin ke gendongan Jungkook agar ia bisa turun duluan dari mobil.
" Wuuaahhh... Udayanya cegay.." racau Jin.
Jungkook menurunkan anak itu dan kemudian Jin langsung berlarian masuk ke villa.
Para kakaknya mengejar Jin masuk ke dalam.
Sementara itu, Nana dan Ji Goon hanya bisa tersenyum bahagia melihat kebahagiaan anak-anak mereka.
" Aku jadi ingin kembali remaja.. Dan pacaran denganmu sekali lagi.." goda Ji Goon pada istrinya.
" Jangan bicara yang tidak-tidak.. Ingat!!!! Umurmu itu sudah tua tahu!!!!" ucap Nana.
Jleb...
Ji Goon pun kembali ingat bahwa umurnya kini hampir 45 tahun.
*Poor_Ji Goon.
.
.
"Yeaay.. Baybaykuy.." ucap Jin saat dirinya di bawa ke halaman belakang villa yang lumayan besar ini.
Ia sangat antusias ketika melihat beberapa persiapan BBQ mereka sudah siap.
Jin memang ketiduran tadi sore dan baru bangun sekarang. Dan lihat, bagaimana ia tak senang? Ketika baru bangun kau disambut perayaan bersama anggota keluargamu.
" Jin duduk yaa.. Lihatin Yoongi hyung dan Namjoon hyung." ucap jungkook yang sedari tadi menggendong Jin.
Jin mengangguk dan duduk manis disana, sementara itu Jungkook ikut bergabung dengan kakaknya yang lain menyiapkan acaranya. Jin merasa sangat senang melihat keluarganya yang utuh dan sangat antusias mengadakan acara ini. Mereka bilang ini adalah acara syukuran kalau Jin sudah sembuh, meski nyatanya ia masih harus rajin Check Up.
Jin memang masih kecil, namun kehidupannya pernah mengalami masa dimana ia bahkan merasa kehidupannya tak ada artinya. Ya, dahulu bahkan orangtuanya tak ingin memandangnya barang sebentar saja.
Tapi, tuhan itu tidak pernah tidur. Ia mendengar semua doa-doa yang sering Jin panjatkan. Bahkan sekarang ia dapat lebih dari yang ia harapkan. Tuhan itu baik kan?
" Jin.. Nak.. Kau kenapa bengong?" tanya Nana pada putra bungsunya.
" Njin cuka yiat yungie, mommy, dan Papa bikin acaya ini untuk Njin.." ucap Jin.
Nana tersenyum dan mengusak kepala Jin. Ia tahu, ia salah sekali dulu. Ia bahkan membuat anaknya kehilangan kasih sayang untuk beberapa tahun lalu.
" Maafkan mommy yaa.. Mommy dulu jahat padamu." ucap Nana. Air mata kini sudah luruh begitu saja. Ia ingat pada perlakuannya dulu pada Jin, sangatlah tidak mencerminkan seorang ibu.
Jin bergerak dan menghapus lrmbut air mata yang mengalir di pipi Nana sambil tersenyum.
" Mommy janan nangic.. Njin tidak cuka.. " ucap Jin.
Nana pun memeluk Jin. Bahkan tanpa ia sadari kini anak-anak dan Ji Goon sudah berada di hadapan mereka sambil membawa menu yang sudah matang.
" Eoh.. Kita ditinggal berpelukan.. Papa kan juga mau." ucap Ji Goon sambil meletakkan apa yang ia bawa.
" Yungie.. Papa cini.. Peyuk Njin.." ucap Jin sambil merentangkan tangannya.
Manis. Mereka saling memeluk satu sama lain. Tak ada benci, tak ada kesal. Hanya kehangatan lah yang mewarnai acara malam ini.
Keluarga mereka kembali utuh dan bersatu. Tanpa kurang siapa pun. Tanpa kurang apapun.
" Teyimakacih tuhan.. Njin cenang.. Meyeka cayang Njin dan kami beycatu yagi.." batin Jin.
Hangat..
Hanya itulah yang terasa malam ini.
Keluarga memang harta terbaik, dan asal kalian tahu saja, keluarga tak bisa dibeli dengan materi. Keluarga bahkan lebih berharga dari apapun.
Dan demi apapun, untuk kalian diluar sana.. Tolong jaga dan rawat keluarga kalian. Pupuk dia dengan kehangatan, dan sirami dengan kasih sayang agar bisa tumbuh dan berkembang menjadi kebahagiaan
🔹🔸🔹END KAWAN😄😄
😄😄😄 Alhamdulillah book aku yang satu ini selesai juga..
Makasih ya buat readersdeul yang udah baca kisah ini dari awal sampe akhir.
Di tunggu komentar keseluruhan kisah ini yaa..
Semoga menginspirasi..
See You..😄😄😄🙏💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Pauvre Enfant { Complete }
RastgeleDia adik kami.. Meski nyatanya kalian tak menganggap dia anak kalian maka tak apa.. Diaa tetap adik kami..