16. Bersama

2.6K 233 5
                                    

🔹🔸🔹Pauvre Enfant

.

.

Menjelang sore demam Jin akhirnya turun juga. Nana sekarang bahkan sedang mengelap tubuh Jin yang tadi basah dan berkeringat saat demam.

Jika ditanya, Jin sangat menikmati perhatian dari ibunya tersebut. Ia bahkan berpikir, bahwa tak apa sakit terus asalkan ia bisa bersama ibunya.

Nana merawat Jin dengan telaten, ia bahkan kini tengah memasangkan baju hangat untuk Jin dan memberikannya minyak telon agar Jin tetap hangat dan wangi.

" Uri Jinnie sudah mandi ya.. Sini sama Papa.." ucap Ji Goon.

Nana langsung menyerahkan Jin pada Ji Goon. Sebetulnya Jin masih sedikit demam, karena Ji Goon bisa merasakan jika kini tubuh si kecil masih hangat. Namun, dasar Jin anak yang ceria saja hingga kini Jin sedang tertawa karena Ji Goon yang terus menjahilinya.

Nana menatap interaksi dua orang itu dengan sedikit senyuman di bibirnya. Ia senang saja melihat si kecil bisa kembali sehat, terlepas dari rasa benci pada dirinya tentunya.

" Sayang.. Aku mau mandi dulu yaa.. Sekarang urusan Jin kuserahkan kembali padamu.." ucap Nana. Ji Goon menatap kepergian Nana dari kamar Jin.

Diam-diam Ji Goon membatin, apakah Nana istrinya hanya terpaksa mengurus Jin?

Entahlah, pikiran itu terus mengganggu Ji Goon.

.

.

Nana sedang bersantai di kamarnya ketika Ji Goon masuk dan langsung rebah di kasur mereka. Ia tampak lelah, mungkin Jin rewel lagi padanya.

" Kau tampak lelah.." ucap Nana pada Ji Goon.

Yang di ajak bicara pun bangun dari posisi rebahnya barusan.

" Aku hanya habis bermain bersama anak-anak. Entah kenapa Jin jadi aktif lagi. Apalagi jika ada Laun.." ucap Ji Goon.

Nana hanya mengangguk anggukan kepalanya. Ia tahu memang anak itu dan Laun sangat dekat. Dan mereka juga sama-sama heboh.

Nana terdiam. Ia tahu ini bukan waktu yang tepat. Tapi, ia benar-benar butuh kejelasan mengenai potretannya di Swiss.

" Aku akan berangkat lusa.." ucap Nana.

Ji Goon hanya diam. " Jadi.. Kau masih menginginkan itu yaa.."

" Itu adalah impian saat anak bungsumu lahir dan merusaknya. Sekarang ia datang lagi.. Aku tak mau kehilangan lagi.." ucap Nana.

Ji Goon hanya menatap Nana. Ia tak tahu bagaimana ia harus berekspresi.

Keheningan terjadi beberapa saat, bahkan keduanya masih betah dalan pikiran mereka masing, hingga..

Ddrrrtt..

..Drrtt..

Suara notifikasi pesan dari ponsel Nana membuat sang empunya langsung mengalihkan perhatiannya pada hal itu.

Nana membacanya dengan seksama. Namun kemudian ada sesuatu yang membuat Nana seketika membulatkan matanya tak percaya.

" Sayang.." panggil Nana

Ji Goon menatap Nana dengan seksama, menunggu kata apa yang selanjutnya akan diucapkan Nana padanya.

" Lusa aku akan berangkat ke Swiss.." ucap Nana masih dengan tatapan yang sulit diartikan.

Ji Goon hanya mengangguk pada pernyataan Nana barusan, namun ternyata belum selesai...

" Tapi.. Aku akan membawa Jin bersamaku.. Aku dapat tawaran pemotretan dengan anakku.." ucap Nana.

Ji Goon yang tadinya biasa saja langsung memandang Nana dengan tatapan tak percaya..

" Kau tak bercanda kan?"

" Tidak sayang.."

Ji Goon pun terdiam beberapa saat.

" Baiklah.. Tapi aku ikut.." ucapnya kemudian..

🔹🔸🔹TBC or END?

😄😄Author Up jam segini.. Lagi Euphoria soalnya. Abi nerima kelulusan.. Dan alhamdulillah Author lulus dengan nilai terbaik.. Makasih ya chingu atas dukungannya..😄😄😄😘😘

Pauvre Enfant { Complete }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang