🔹🔸🔹Pauvre Enfant
.
.
Tak sia-sia Jin ikut pemotretan bersama Nana. Nyatanya anak itu kini menjadi primadona dalam karir Nana di dunia modeling. Bahkan kiprahnya di dunia modeling makin mencuat akibat kemunculan Jin dalam pekerjaannya.
Namun, siapa yang bilang kemunculan Jin dalah kiprah Nana tenang-tenang saja dan tak ada hambatan? Bahkan Jin kini harus selalu dalam pengawasan jika akan keluar rumah, karena apa? Fans fanatik Nana yang menganggap Jin hanya pengganggu terus saja menghujat Jin di sosial media, dan bahkan ada yang mengancam akan melenyapkan Jin segala.
Tentu saja Nana yang memang kini menyayangi Seokjin tak mau ada hal yang buruk menimpa anaknya. Apalagi hal itu bersumber darinya. Tidak. Nana paling tak suka ada yang mengusik kehidupannya dan keluarganya.
Hari ini Jin merengek ingin pergi ke taman bermain, padahal disana kan sangat beresiko, dan tentu saja Ji Goon dan Nana menolak mentah mentah keinginan Jin.
" Mommy.. Ayolah.." bujuk Jin.
Sang ibu hanya menggeleng. Begitu pun ayah nya juga ikut menggeleng, seolah kini mereka berkomplotan.
" Yungie.. Hiks.. Njin mau main.." keluh Jin pada kakak-kakaknya. Namun ternyara mereka sama saja. Sama-sama menolak keinginan Jin mentah-mentah.
Bukan tanpa sebab mereka jadi over pada Jin, tapi Jin kan masih sangat kecil, dan ia pun akan sangat mudah untuk di celakai, dan meteka tak mau mengambil resiko Jin akan kenapa-napa kalau ia diizinkan keluar.
" Njin bahaya sayang.. Kita main di rumah saja ya?" bujuk Yoongi selaku kakak tertua.
" Ndak mau.. Hiks.. Njin mau di yuay.."
Menghadapi Jin yang rewel, mana ada yang tega? Namun ini juga demi kebaikannya, 'kan.
" Njin sayang... Sama mommy ya.. Njin kan anak baik." bujuk Nana.
Dengan penuh perhatian, Nana menggendong Jin dan menimangnya. Namun Jin tetap menangis kencang dan membuat semuanya khawatir.
" Jangan menangis lagi sayang.. Nanti jin sakit." ucap Nana. Ia mengusap-ngusap punggung si bungsu agar ia sedikit tenang.
" Kayian jaat.. Hiks...Njin cuma mau main.. Diyayang-yayang.." keluh Jin. Anak itu masih terisak dalam pelukan ibunya.
" Ssstt.. Anak baik jangan bicara begitu sayang.. Tidak baik.."
" Tapi Njin inin main.." ucap Jin.
" Sayaang.. Jin sayang mommy kan?" tanya Nana.
Jin pun menganggukkan kepalanya.
" makanya.. Jin harus menurut pada mommy yaa.."
Jin menganggukkan kepalanya lagi. Jin tak mau kasih sayang yang ada padanya pergi lagi karena dia sekarang rewel. Ia tak mau ibunya cuek lagi. Ia tak mau.
Lama kelamaan, karena nyaman dalam dekapan ibunya Jin pun terlelap. Semua bernafas lega karena Jin tidak rewel lagi, terlebih mereka paling tak suka melihat Jin menangis.
Mereka pun mengobrol ringan di ruang tamu, Jin dibaringkan di sofa, seolah ia adalah tontonan menarik bagi beberapa orang dewasa di sana. Bahkan Yoongi malah mengabadikan moment Jin tertidur di ponselnya.
Jungkook terkikik melihat hasil foto adiknya yang tampak sangat menggemaskan." Uri Jinnie.. Tampan nee?" ucap Jungkook.
Drap..
Drap..
Drap..
Suara langkah terburu-buru datang menghampiri kehangat keluarga itu. Entah ada apa. Namun pengawal yang barusan masuk itu tampak terengah-engah sekarang.
" ada apa pengawal Min.?" tanya Ji Goon pada pengawalnya.
" Maaf mengganggu tuan, tapi barusan ada seorang misterius yang ketahuan mengintai di CCTV." ucap pengawal itu.
Sontak semua terkejut denga penuturan dari pengawal itu.
" Apa tertangkap siapa pelakunya?"
" Maaf tuan. Dia membawa teman. Dan ketika kami menangkap basahnya, dia lari tuan." jelasnya.
Ji Goon tampak gusar. Ia khawatir, itu adalah fans istrinya yang ingin mencelakai Jin.
" Perketat penjagaan malam ini. Kalau perlu tambah penjaga cadangan." titah Ji Goon.
" Baik tuan."
Pengawal itu pun undur diri dari hadapan majikannya. Ji Goon menatap wajah polos putranya lekat.
Baru saja kau bahagia, cobaan lagi-lagi datang padamu nak.. Semoga kau tetap bersana kami.. Papa mohon, batin Ji Goon.
🔹🔸🔹Lanjut nih??
😄😄 Author cuma mau bilang makasih.. Udah mau ngikutin kisahnya dedek Jin.. Hehehe.. 😄😄😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Pauvre Enfant { Complete }
RandomDia adik kami.. Meski nyatanya kalian tak menganggap dia anak kalian maka tak apa.. Diaa tetap adik kami..