Masih lancar kan puasanya?
***
Sampai dirumah, Lisa langsung nangis sambil selonjoran diruang tv. Gadis itu mencak-mencak seperti seorang bocah yang tidak dibelikan mainan oleh orang tuanya.
Chanyeol yang kebetulan sedang nonton tv menatap heran pada adik perempuan satu-satunya itu.
Ia tadi sudah bertanya kenapa, dan adiknya itu malah melemparinya dengan sandal sambil marah-marah.
Dohyon datang dari dapur dengan toples penuh keripik kentang ditangannya. "Kakak kenapa bang?" Tanya sang adik bungsu itu pada Abangnya.
Chanyeol menggeleng, tangannya terulur hendak mengambil keripik kentang yang dibawa adik bungsunya itu. Namun, belum juga mengambil, tangannya sudah terlebih dahulu digeplak sama adiknya itu.
Ia mendelik, namun adiknya membalas memelototi dirinya.
"Apa? Mau Oyon bilangin Bunda?!" Ancamnya.
Chanyeol berdecak. Punya adik tiga gak ada yang bener-bener bisa dibanggain, cuma Lisa yang kadang-kadang bisa diandelin, cuma ya gitu harus ada tempelan tangan setelahnya.
"Kak Lisa kenapa sih? Kayak orang gila aja!"
Chanyeol kembali mendelik. Ini bocah emang gak ada takut-takutnya sama yang lebih tua. Kepala si sulung menggeleng miris, ini nih kalau bundanya dulu pas hamil sibungsu sering ngemilin micin.
Lisa baru saja hendak melempar sandal pada adiknya sebelum sosok jangkung datang dari arah belakang sibungsu.
Lisa kembali menangis, kali ini lebih mendramatisir seakan-akan dirinya tokoh dalam drama yang begitu tersakiti.
"Kenapa sih kak? Kok nangisnya sampai kaya gitu, hm?"
"Huhu... Ayah, masa kakak diselingkuhin!" Adunya seperti anak kecil.
Dohyon memutar bola matanya malas. Anak laki-laki kelebihan kalsium itu heran dengan sifat kekanak-kanakan sang kakak.
Ayahnya terkekeh pelan. Kemudian mengangkat putri satu-satunya itu menuju sofa. "Uluh-uluh anak ayah patah hati ternyata..."
"Ayah ih~~~" rengeknya.
Minho kembali terkekeh, dibawanya sang anak kedalam pelukan hangatnya. Mengusap-usap kepala sang putri untuk menenangkannya, seperti dulu saat Lisa kecil yang menangis karna menginginkan sesuatu atau jatuh saat bermain.
"Gak papa kak patah hati dulu, wajar kok patah hati dalam hal begituan, yang gak wajar itu kalau kakak sampai terlarut dalam sedihnya kakak" ucap sang ayah dengan nada lembutnya. Ah~ Minho rasa waktu cepat sekali berlalu. Jika dulu Lisa menangis karna berebut mainan dengan saudara-saudaranya, kini anak gadisnya sudah menangis karna patah hati.
"Udah ya, jangan nangis. Nanti jalan-jalan sama ayah beli es krim kesukaan kakak, oke?!"
"MAUUUU!!!"
Itu bukan Lisa, melainkan sibungsu yang langsung berteriak nyaring penuh semangat saat telinganya mendengar tentang makanan. Chanyeol bahkan sampai harus menutup kedua telinganya.
"Heh! Ikan buntal! Jangan pakai teriak-teriak dong!" Protesan Chanyeol membawa si sulung pada ceramahan panjang dari sang ayah karna mengatai adiknya.
Dohyon tertawa puas melihatnya. Ia suka sekali setiap melihat kakak-kakaknya itu menderita karna dirinya.
Oh, sungguh adik yang sangat menggemaskan. Hingga membuat ketiga kakaknya ingin sekali memasukan sosok bocah kelas 6 SD itu kedalam kardus dan mengirimkannya ke Antartika.
***
Halo? Hola?
Apa kabar? Kabar baik?Sekian, terima ABS Cogan.
See you
- Lova
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Let's Move On✓
FanfictionCOMPLETED. [Challenge dari FanficIndonesia] "Let's Move On!" "Kalau mau Move On, niatnya dipastiin aja dulu!" *** Update setiap hari jam 16.00-17.00 WIB. *** Started ; 29 April 2020 Finished ; 22 Mei 2020